Suku Gorontalo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 49:
Masyarakat suku Gorontalo mayoritas adalah pemeluk agama [[Islam]] yang taat. Agama Islam sangat kuat diyakini oleh masyarakat suku Gorontalo ini. Beberapa tradisi adat suku Gorontalo terlihat banyak mengandung unsur Islami. Hanya sebagian kecil saja yang memeluk agama lain di luar agama Islam.
 
Pada masyarakat suku Gorontalo, adat dipandang sebagai suatu kehormatan (adab), norma, bahkan pedoman dalam pelaksanaan pemerintahan. Hal ini dinisbatkan dalam suatu ungkapan " Adat Bersendi Sara" dan "Sara Bersendi Kitabullah". Arti dari ungkapan ini adalah bahwa adat dilaksanakan berdasarkan sara (aturan), sedangkan aturan ini harus berdasarkan [[Kitab Suci AI-Quran]]. Dengan demikian dapat dipahami bahwa sendi-sendi kehidupan masyarakat Gorontalo adalah sangat religius dan penuh tatanan nilai-nilai yang luhur.
 
Orang Gorontalo memiliki falsafah hidup, yaitu "batanga pomaya, nyawa podungalo, harata potom bulu", artinya "jasad untuk untuk membela tanah air, setia sampai akhir, harta untuk kemaslahatan masyarakat" dan "lo iya lo ta uwa, ta uwa loloiya, boodila polucia hi lawo", artinya "pemimpin itu penuh kewibawaan, tapi tidak sewenang-wenang".
Baris 57:
• Adat Perkawinan, dalam adat perkawinan, ada beberapa aturan dan tata cara yang harus dilakukan oleh sang mempelai. Mereka masih memegang tradisi turun temurun sebagai adat dan kebudayaan suku Gorontalo. Acara diadakan di rumah kedua mempelai secara bergantian. Acara pernikahan bisa berlangsung lebih dari 2 hari. Kerabat bergotong royong dalam mempersiapkan acara pernikahan ini beberapa hari sebelum hari pernikahan. Kedua mempelai menggunakan pakaian adat "Bili’u". Tempat pelaminan yang digunakan pada saat resepsi menggunakan adat Gorontalo.
 
• Tondhalo (Upacara tujuh Bulanan),
adalah suatu acara adat untuk mewujudkan rasa syukur atas kehamilan yang berusia tujuh bulan. Kedua orang tua harus memakai pakaian adat Gorontalo.
Seorang anak perempuan digendong oleh sang ayah mengelilingi rumah, lalu akhirnya masuk ke dalam kamar menemui ibu yang sedang mengandung.
Baris 66:
Masyarakat suku Gorontalo adalah masyarakat yang memiliki rasa sosial yang tinggi, sehingga hampir tidak pernah terjadi konflik di antara mereka sendiri. Sistem kekerabatan yang sangat erat tetap dipelihara oleh masyarakat Gorontalo. Tradisi gotong royong tetap terpelihara dalam kehidupan masyarakat ini, serta setiap ada masalah akan diselesaikan dengan cara [[musyawarah]].
 
== Referensi ==
{{reflist}}