Wanarata, Bantarbolang, Pemalang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
Sedikit pembaharuan |
||
Baris 1:
== '''Sejarah''' ==
{{desa
|peta =
Baris 8 ⟶ 9:
|kode pos =52352
|luas =
|penduduk =
|kepadatan =
}}
'''Wanarata''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Bantarbolang, Pemalang|Bantarbolang]], [[Kabupaten Pemalang|Pemalang]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].
Wanarata adalah sebuah desa yang sekaligus menjadi ikon dan simbol untuk dukuh disekitarnya, dan juga menjadi pusat kelurahan desa.
== '''Masuknya Agama Islam''' ==
Sekitar tahun 1610 di desa ini masih menganut ajaran hindu, kemudian dengan datangnya Syeh Gribig, Mbah Nurul Salam, Mbah Soma, Mbah Gudang, Mbah Sirut, Mbah Anggrek mereka mengajarkan ilmu islam disekitar desa wanarata. Alhasil masih sedikit sekali yang memeluk agama islam didesa ini. Kemudian mereka melakukan siar dan mendirikan masjid di desa wanarata ('' lokasi: dilapangan sepak bola Ds. Wanarata'').
== '''Geografis''' ==
== '''Industri''' ==
Genteng adalah salah satu dari produk yang dihasilkan oleh desa Wanarata, selain hasil pertanian padi. Desa ini dihimpit oleh dua sungai, sehingga menjadi tempat yang indah dan subur.
Wanarata terdiri atas 10 dukuh yaitu dukuh gudang, dukuh benteng-karangsari, dukuh krajan III, dukuh Krajan IV, dukuh Krajan V-kalisirem, dukuh lenggak, dukuh kedungsambi, dukuh guluk, dukuh mulyoharjo dan dukuh karangpucung.
Baris 22 ⟶ 29:
Dukuh benteng merupakan central utama produksi genteng sedangkan dukuh lenggak dan kedungsambi merupakan central utama produksi bata merah.
== '''Objek Wisata''' ==
Pariwisata yang di antaranya Jurug Duwur ( ''Air Terjun yang Tinggi'') berada di dukuh Karang Pucung, sebelah timur Desa Wanarata. Monumen-monumen nasional disini pun masih terjaga yang antara lain berupa Tugu sutomo di karangpucung, Prasati kuno, dll.
{{cn}}
== '''Referensi''' ==
{{Bantarbolang, Pemalang}}
|