Arsitektur Jepara: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 11:
Tjie Hwio Gwan adalah yang membuat hiasan ukiran di dinding [[Masjid Mantingan|Masjid Astana Mantingan]]. Ialah yang mengajarkan keahlian seni ukir kepada penduduk di Jepara. Di tengah kesibukannya sebagai mangkubumi [[Kerajaan Kalinyamat]] (Jepara), Patih Sungging Badar Duwung masih sering mengukir di atas batu yang khusus didatangkan dari negeri [[Cina]]. Karena batu-batu dari Cina kurang mencukupi kebutuhan, maka penduduk Jepara memahat ukiran pada batu putih dan kayu. Tjie Hwio Gwan mengajarkan seni ukir kepada penduduk Jepara, sehingga arsitektur rumah di Jepara dihiasi ornamen-ornamen ukir karena warga Jepara yang trampil dalam seni ukir, bahkan kini produk furniture kayu ukiran Jepara dikenal keseluruh dunia.
==
=== Candi Bentar ===▼
[[Joglo Jepara]] adalah Rumah Adat Jepara merupakan salah satu rumah tradisional yang mencerminkan perpaduan akulturasi kebudayaan masyarakat Jepara. Rumah Adat Jepara memiliki atap genteng yang disebut '''“Atap Wuwungan”'''. Jenis bangunan ini merupakan bangunan tradisional di daerah Jepara dan sampai saat ini masih banyak dijumpai.▼
[[Candi bentar]] adalah sebutan bagi bangunan gerbang [[gapura]] berbentuk dua bangunan serupa dan sebangun tetapi merupakan simetri cermin yang membatasi sisi kiri dan kanan pintu masuk. Candi bentar tidak memiliki atap penghubung di bagian atas, sehingga kedua sisinya terpisah sempurna, dan hanya terhubung di bagian bawah oleh anak tangga. Yang lazim ditemukan dalam arsitektur kuno dan klasik di [[Pulau Jawa|Jawa]] dan [[Pulau Bali|Bali]].▼
Bangunan ini lazim disebut '''"gerbang terbelah"''', karena bentuknya seolah-olah menyerupai sebuah bangunan candi yang dibelah dua secara sempurna. Bangunan gapura tipe ini terutama banyak dijumpai di Pulau Jawa, Bali, dan Lombok. Bangunan gerbang terbelah seperti ini diduga muncul pertama kali pada zaman Majapahit. Di kawasan bekas Kesultanan Mataram, di Jawa Tengah dan Yogyakarta, gerbang semacam ini juga disebut dengan "supit urang" ("capit udang"), seperti yang terdapat pada kompleks Keraton Solo, Keraton Yogyakarta, [[Keraton Kasepuhan]] dan Pemakaman raja-raja Imogiri. Meskipun makna supit urang biasanya mengacu kepada gerbang dengan jalan bercabang dua, biasanya jalan dan gerbang yang mengapit kiri dan kanan bangunan pagelaran keraton.▼
Ciri khusus arsitektur bangunan ini adalah :▼
* Bahan bangunan terbuat dari kayu dengan dinding kayu berukir▼
* Memiliki 4 buah tiang di tengah bangunan▼
* Atap dari genting dan khusus kerpus memiliki motif ukiran gambar wayang.▼
Adapun konsep falsafah dari bangunan joglo ini adalah:▼
* Menghadap ke laut dengan maksud agar berpikiran luas▼
* Membelakangi gunung dengan maksud agar tidak congkak dan tinggi hati▼
* Atap berujud pegunungan dengan maksud religius yaitu Tuhan di atas dan berkuasa atas segalanya▼
* Tiga buah pintu di depan merupakan perwujudan hubungan antara:▼
# Manusia dengan Tuhan▼
# Manusia dengan manusia▼
# Manusia dengan alam▼
* Tiga wuwungan atap tidak patah tetapi melengkung yang mempunyai maksud sebagai perwujudan cara hidup yang luwes.▼
<center>
<gallery caption="
Berkas:
Berkas:
Berkas:
Berkas:
</gallery>
</center>
===
[[Paduraksa]] adalah bangunan gapura berbentuk '''"gerbang yang memiliki atap penutup"''', yang lazim ditemukan dalam arsitektur kuno dan klasik di [[Jawa]] dan [[Bali]]. Kegunaan bangunan ini adalah sebagai pembatas sekaligus gerbang akses penghubung antarkawasan dalam kompleks bangunan khusus.▼
Atap dari genteng dan khusus kerpus memiliki motif ukir gambar wayang. Adapun konsep falsafah dari bangunan joglo ini adalah:▼
* Tiga wuwungan atap tidak patah tetapi melengkung yang mempunyai maksud sebagai perwujudan cara hidup yang luwes.▼
<center>
<gallery caption="
Berkas:Gapura Paduraksa di Mantingan Jepara.JPG|Paduraksa di Mantingan▼
Berkas:Atap Genteng Ukir Jepara Khas Rumah Adat Jepara Genteng Makuta.PNG|Genteng Ukir Jepara Makuta▼
Berkas:Gapura Keagungan di Mantingan Jepara.JPG|Paduraksa Gapura Keagungan Mantingan▼
Berkas:Atap Genteng Ukir Jepara Khas Rumah Adat Jepara Genteng Gatotkaca.PNG|Genteng Ukir Jepara Gajahan▼
Berkas:Gapura Museum R.A Kartini Jepara.JPG|Paduraksa Gapura Museum R.A. Kartini▼
Berkas:Atap Genteng Ukir Jepara Khas Rumah Adat Jepara Genteng Krepyak.PNG|Genteng Ukir Jepara Krepyak▼
Berkas:Gapura Masjid Jami' Baiturrahman I Robayan.JPG|[[Masjid Jami' Baiturrahman I Robayan#Gapura|Gapura Robayan]] dibuat oleh wali▼
</gallery>
</center>
== Masjid ==
Baris 59 ⟶ 46:
</center>
=== relief ukir ===
Didirikan dengan lantai tinggi ditutup dengan ubin bikinan Tiongkok, dan demikian juga dengan undak-undakannya. Semua benda tersebut didatangkan dari [[Makao]]. Bangunan atap termasuk bubungan adalah gaya [[Tiongkok]]. Dinding luar dan dalam dihiasi dengan piring tembikar bergambar biru, sedang dinding sebelah tempat imam dan khatib dihiasi dengan relief-relief persegi.
Baris 70 ⟶ 57:
</gallery>
▲=== Candi Bentar ===
▲[[Candi bentar]] adalah sebutan bagi bangunan gerbang [[gapura]] berbentuk dua bangunan serupa dan sebangun tetapi merupakan simetri cermin yang membatasi sisi kiri dan kanan pintu masuk. Candi bentar tidak memiliki atap penghubung di bagian atas, sehingga kedua sisinya terpisah sempurna, dan hanya terhubung di bagian bawah oleh anak tangga. Yang lazim ditemukan dalam arsitektur kuno dan klasik di [[Pulau Jawa|Jawa]] dan [[Pulau Bali|Bali]].
▲Bangunan ini lazim disebut '''"gerbang terbelah"''', karena bentuknya seolah-olah menyerupai sebuah bangunan candi yang dibelah dua secara sempurna. Bangunan gapura tipe ini terutama banyak dijumpai di Pulau Jawa, Bali, dan Lombok. Bangunan gerbang terbelah seperti ini diduga muncul pertama kali pada zaman Majapahit. Di kawasan bekas Kesultanan Mataram, di Jawa Tengah dan Yogyakarta, gerbang semacam ini juga disebut dengan "supit urang" ("capit udang"), seperti yang terdapat pada kompleks Keraton Solo, Keraton Yogyakarta, [[Keraton Kasepuhan]] dan Pemakaman raja-raja Imogiri. Meskipun makna supit urang biasanya mengacu kepada gerbang dengan jalan bercabang dua, biasanya jalan dan gerbang yang mengapit kiri dan kanan bangunan pagelaran keraton.
▲[[Joglo Jepara]] adalah Rumah Adat Jepara merupakan salah satu rumah tradisional yang mencerminkan perpaduan akulturasi kebudayaan masyarakat Jepara. Rumah Adat Jepara memiliki atap genteng yang disebut '''“Atap Wuwungan”'''. Jenis bangunan ini merupakan bangunan tradisional di daerah Jepara dan sampai saat ini masih banyak dijumpai.
<center>▼
<gallery caption="Candi Bentar Khas Jepara" perrow="6">▼
</gallery>▼
</center>▼
▲Ciri khusus arsitektur bangunan ini adalah :
=== Paduraksa ===▼
▲* Bahan bangunan terbuat dari kayu dengan dinding kayu berukir
▲[[Paduraksa]] adalah bangunan gapura berbentuk '''"gerbang yang memiliki atap penutup"''', yang lazim ditemukan dalam arsitektur kuno dan klasik di [[Jawa]] dan [[Bali]]. Kegunaan bangunan ini adalah sebagai pembatas sekaligus gerbang akses penghubung antarkawasan dalam kompleks bangunan khusus.
▲* Memiliki 4 buah tiang di tengah bangunan
<center>▼
▲* Atap dari genting dan khusus kerpus memiliki motif ukiran gambar wayang.
<gallery caption="Paduraksa Khas Jepara" perrow="6">▼
▲Berkas:Gapura Paduraksa di Mantingan Jepara.JPG|Paduraksa di Mantingan
▲Berkas:Gapura Keagungan di Mantingan Jepara.JPG|Paduraksa Gapura Keagungan Mantingan
▲Berkas:Gapura Museum R.A Kartini Jepara.JPG|Paduraksa Gapura Museum R.A. Kartini
▲Berkas:Gapura Masjid Jami' Baiturrahman I Robayan.JPG|[[Masjid Jami' Baiturrahman I Robayan#Gapura|Gapura Robayan]] dibuat oleh wali
</gallery>▼
</center>▼
▲Adapun konsep falsafah dari bangunan joglo ini adalah:
== Gazebo ==▼
▲* Menghadap ke laut dengan maksud agar berpikiran luas
Gazebo merupakan suatu bangunan yang ada di taman, biasanya tiap sisinya terbuka karena sesuai dengan tujuan utamanya, gazebo merupakan tempat yang nyaman untuk menikmati taman. Dengan sisi yang terbuka, Anda yang sedang berada di dalamnya dapat menikmati pemandangan taman dengan lebih bebas juga dapat menikmati udara yang bertiup tanpa terhalang penutup pada tiap sisi.▼
▲* Membelakangi gunung dengan maksud agar tidak congkak dan tinggi hati
▲* Atap berujud pegunungan dengan maksud religius yaitu Tuhan di atas dan berkuasa atas segalanya
▲* Tiga buah pintu di depan merupakan perwujudan hubungan antara:
▲# Manusia dengan Tuhan
▲# Manusia dengan manusia
▲# Manusia dengan alam
▲* Tiga wuwungan atap tidak patah tetapi melengkung yang mempunyai maksud sebagai perwujudan cara hidup yang luwes.
<center>
<gallery caption="
Berkas:
Berkas:
Berkas:
Berkas:
Berkas:
</gallery>
</center>
▲== Ornamen Rumah Jepara ==
=== Gebyok ===
Gebyok yang sudah berkembang pada masa pemerintahan [[Ratu Kalinyamat]]<ref>https://www.indonesian-furnitures.com/2009/11/05/gebyok-is-not-only-craft-but-also-art/</ref> ini adalah rumah kayu yang dipenuhi oleh kerajinan ukir pada kayunya. Gebyok diciptakan untuk meraih tujan praktis, etis, dan estetik. Sebagai kebutuhan praktis, gebyok adalah sebagai rumah yang layak. Walaupun penuh ukiran, tetapi tidak meninggalkan kekuatan sebagai penyangga rumah juga. Dan rumah ini bukan rumah biasa. Melainkan rumah yang terhormat. Betapa tidak, untuk menciptakan gebyok diperlukan kayu pilihan serta tenaga ahli yang cukup serta waktu yang cukup. Gebyok juga punya nilai etis. Gebyok memberi pesan spiritual bagi penghuninya. Gebyok menceritakan tujuan hidup manusia keharmonisan, kesejahteraan dan kedamaian. Keharmonisan desain gebyok memperlihatkan pentingnya keharmonisan hidup dengan alam. Gebyok juga tanda tentang jalan ke sorga, naik turunnya roh nenek moyang. Swastika adalah simbol harmoni dan keseimbangan hidup. Bung bambu adalah simbol regenerasi, kesuburan, dan keberlanjutan hidup. Kala makara adalah simbol cinta antara ibu dan anak. Gebyok merupakan salah satu furniture khas Jepara berupa partisi penyekat ruangan khas Jawa yang pada umumnya terbuat dari bahan kayu jati. Biasanya dipergunakan untuk menyekat antara ruang seperti ruang tamu atau ruang keluarga dengan kamar-kamar di rumah adat. Gebyok pun bisa dipasang sebagai pemanis pendopo di salah satu sisinya untuk menuju ke rumah adat.
Baris 129 ⟶ 107:
</gallery>
</center>
▲Atap dari genteng dan khusus kerpus memiliki motif ukir gambar wayang. Adapun konsep falsafah dari bangunan joglo ini adalah:
▲* Tiga wuwungan atap tidak patah tetapi melengkung yang mempunyai maksud sebagai perwujudan cara hidup yang luwes.
▲<center>
▲Berkas:Atap Genteng Ukir Jepara Khas Rumah Adat Jepara Genteng Makuta.PNG|Genteng Ukir Jepara Makuta
▲Berkas:Atap Genteng Ukir Jepara Khas Rumah Adat Jepara Genteng Gatotkaca.PNG|Genteng Ukir Jepara Gajahan
▲Berkas:Atap Genteng Ukir Jepara Khas Rumah Adat Jepara Genteng Krepyak.PNG|Genteng Ukir Jepara Krepyak
▲</gallery>
▲</center>
=== Impes ===
Baris 140 ⟶ 129:
</center>
▲=== Gazebo ===
▲Gazebo merupakan suatu bangunan yang ada di taman, biasanya tiap sisinya terbuka karena sesuai dengan tujuan utamanya, gazebo merupakan tempat yang nyaman untuk menikmati taman. Dengan sisi yang terbuka, Anda yang sedang berada di dalamnya dapat menikmati pemandangan taman dengan lebih bebas juga dapat menikmati udara yang bertiup tanpa terhalang penutup pada tiap sisi.
▲<center>
Berkas:Gazebo khas di Taman Jepara Garden.png|Gazebo khas Jepara
Berkas:Gazebo khas Jepara Garden.jpg|Gazebo khas Jepara
Berkas:Gazebo khas Taman Jepara Garden.JPG|Gazebo Khas Jepara
Berkas:Gazebo ukir khas di Taman Jepara Garden.jpg|Gazebo Ukir Khas Jepara
Berkas:Gubuk ukir khas Jepara di Sawah desa Mororejo kecamatan Mlonggo Jepara.jpg|Gubuk Ukir Khas Jepara
▲</gallery>
▲</center>
=== Dwarapala ===
|