Sartono (politikus): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 45:
Sartono menikah dengan Siti Zaenab yang merupakan anak dari [[Wiryowiguno]], seorang saudagar batik yang sukses dan mempunyai reputasi tinggi di kalangan masyarakat [[Solo]] pada tanggal [[26 Mei]] [[1930]]. Beliau menikah di kediaman keluarga Wiryowiguno yang terletak sekitar 100 meter dari rumah [[Samanhudi|KH Samanhudi]], pendiri [[Sarekat Islam]]. Sartono dikaruniai 3 anak yang bernama R.M. Gunadi, R.A. Sri Mulyati, dan R.A. Rukmini.
==
=== Sebelum Kemerdekaan ===
Sartono mulai berjuang untuk kemerdekaan sejak usia 16 tahun, saat ia mulai memasuki pergerakan nasional, sebagai anggota [[Darmokoro]]. Selama 29 tahun ia mengabdikan dirinya tanpa henti untuk mencapai cita-cita [[Indonesia]] merdeka.
=== Menjadi Menteri Kabinet Pertama RI ===
Satu hari setelah [[Proklamasi Kemerdekaan RI]], tanggal [[18 Agustus]] [[1945]], para anggota [[PPKI]] diminta berkumpul di bekas [[gedung Volksraad]] di Jalan Pejambon, [[Jakarta]]. Dalam sidangnya yang berlangsung pada hari itu, PPKI telah berhasil membuat tiga keputusan penting: (1) Mengesahkan [[Undang-Undang Dasar 1945]]; (2) Memilih [[Soekarno]] dan [[Mohammad Hatta]] menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI; (3) Menetapkan [[KNIP]] sebagai badan yang membantu presiden dalam menjalankan pemerintahan. Sidang PPKI tersebut dilanjutkan pada tanggal [[19 Agustus]] [[1945]]. Dengan telah disahkannya [[UUD]], tentu saja segala ketentuan yang tercantum dalam UUD tersebut sudah dinyatakan berlaku. Tidak terkecuali ketentuan sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 17, yang mengamanatkan adanya menteri-menteri negara. Sehubungan dengan hal tersebut, Presiden segera mengumumkan kabinet RI Pertama pada hari itu juga. Dalam kabinet pertama [[Republik Indonesia]] ini, Mr. Sartono ditunjuk sebagai Menteri Negara yang tidak membawahi suatu kementerian.
=== Menjadi Wakil Ketua DPA ===
[[Berkas:DPA1962.jpg|thumb|200px|[[Sartono|Mr.Sartono]] dilantik sebagai Wakil Ketua [[Dewan Pertimbangan Agung]] pada [[Maret]] [[1962]]. Sejak saat itu namanya mulai redup di kancah politik Indonesia, negara yang ia perjuangkan keberadaannya sejak berusia remaja sampai menutup mata.]]
|