Ki Getas Pandawa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
k Perubahan kosmetik tanda baca |
||
Baris 17:
'''Ki Ageng Getas Pendowo (? - ?)''' anak dari '''[[Bondan Kejawan|Raden Bondan Kejawan / Aria Lembu Peteng]]''' putra '''[[Brawijaya|Bhre Kertabhumi]]''' Raja Majapahit ke V yang memerintah tahun 1468-1478 dengan [[Retno Dewi Nawangsih]] putri '''Raden Jaka Tarub'''. Kalaulah Kerajaan Majapahit runtuh setelah raja yang ke VI, boleh jadi Raden Bondan Kejawan adalah Raja Majapahit Ke VI alias Girindrawardhana yang memerintah tahun 1478-1498.
Ki Ageng Getas Pendowo memiliki 7 putera-putri yaitu
Menurut cerita Babad Tanah Jawi (Meinama, 1905; Al-thoff, 1941), Prabu Brawijaya terakhir beristri putri Wandan kuning dan berputra Bondan Kejawan/Ki Ageng Lembu Peteng yang diangkat sebagai murid Ki Ageng Tarub. Ia dikimpoikan dengan putri Ki Ageng Tarub yang bernama Dewi Nawangsih, dari ibu Bidadari Dewi Nawang Wulan. Dari perkimpoian Lembu Peteng dengan Nawangsih, lahir lah Ki Getas Pendowo (makamnya di Kuripan, Purwodadi). Ki Ageng Getas Pandowo berputra tujuh dan yang paling sulung Ki Ageng Selo.
Baris 26:
* [http://www.babadbali.com/babad/silsilah.php?id=550930&pr=babadpage|Silsilah Silsilah Ki Ageng Getas Pendowo dalam Babad Jawa versi Mangkunegaran]
* Silsilah Keturunan Lengkap
# '''[[Ki Ageng Sela|Ki Ageng Sela]]''' menikah dengan Nyai Ageng Selo / Nyai Bicak putri KI Ageng Ngerang, mempunyai 7 orang putra-putri
## Nyai Ageng Lurung Tengah
## Nyai Ageng Saba
Baris 34:
## Nyai Ageng Patanen
## Nyai Ageng Pakis Dadu
## '''[[Ki Ageng Enis]] (? - 1503)''' memiliki 2 orang putra
### '''[[Ki Ageng Pamanahan|Ki Ageng Pemanahan / Kyai Gede Mataram]]''' (Membuka Kota Gede Mataram pada tahun 1558 sebagai hadiah dari Raja Pajang), wafat pada tahun 1584, menikah dengan Nyai Sabinah (putri Ki Ageng Saba) mempunyai putra-putri 26 orang
#### Adipati Manduranegara
#### '''[[Sutawijaya|Kanjeng Panembahan Senopati]]''' / Raden Sutawijaya (Sultan Mataram ke 1, pendiri, 1587-1601) menikah dengan 3 istri melahirkan putra-putri 14 orang
##### Gusti Kanjeng Ratu Pambayun / Retna Pembayun
##### Pangeran Ronggo Samudra (Adipati Pati)
Baris 45:
##### Pangeran Rio Manggala
##### Pangeran Adipati Jayaraga / (Raden Mas Barthotot)
##### '''[[Panembahan Hanyakrawati|Panembahan Hadi Prabu Hanyokrowati/Panembahan Seda ing Krapyak]]''' (Sultan Mataram ke 2, 1601-1613) menikah dengan Ratu Tulung Ayu dan Dyah Banowati / Ratu Mas Hadi (Cicit dari Raden Joko Tingkir & Ratu Mas Cempaka), menurunkan putra-putri 12 orang
###### '''[[Sultan Agung|Sultan Agung / Raden Mas Djatmika (1593-1645)]]''', Sultan Mataram ke 3 (1613-1645) menikah dengan Permaisuri ke 1 Kanjeng Ratu Kulon / Ratu Mas Tinumpak (putri Panembahan Ratu Cirebon ke 4 setelah Sunan Gunung Jati), permaisuri ke 2 Kanjeng Ratu Batang / Ratu Ayu Wetan / Kanjeng Ratu Kulon mempunyai 9 orang putra-putri
####### Raden Mas Sahwawrat / Pangeran Temenggong Pajang
####### Raden Mas Kasim / Pangeran Demang Tanpa Nangkil
Baris 132:
##### Pangeran Tanpa Nangkil
#### Pangeran Ronggo
#### Nyai Ageng Tumenggung Mayang menikah dengan Kyai Ageng Tumenggung Mayang berputra 1 orang
##### Raden Pabelan (wafat 1587)
#### Pangeran Hario Tanduran
Baris 170:
Perkembangan sejarah masuknya Agama Islam di Surakarta, tidak dapat dipisahkan dengan sejarah Ki Ageng Henis. Mulanya Laweyan merupakan perkampungan masyarakat yang beragama Hindu Jawa. Ki Ageng Beluk, sahabat Ki Ageng Henis, adalah tokoh masyarakat Laweyan saat itu. Ia menganut agama Hindu, tetapi karena dakwah yang dilakukan oleh Ki Ageng Henis, Ki Ageng Beluk menjadi masuk Islam. Ki Ageng Beluk kemudian menyerahkan bangunan pura Hindu miliknya kepada Ki Ageng Henis untuk diubah menjadi Masjid Laweyan.
Kerajaan Mataram Islam dirintis oleh tokoh-tokoh keturunan [[Bondan Kejawan|Raden Bondan Kejawan]] putra [[Bhre Kertabhumi]]. Tokoh utama Perintis Kesultanan Mataram adalah '''[[Ki Ageng Pamanahan]], [[Ki Juru Martani]]''' dan '''[[Ki Panjawi]]''' mereka bertiga dikenal dengan '''"Tiga Serangkai Mataram"''' atau istilah lainnya adalah '''"Three Musketeers from Mataram"'''. Disamping itu banyak perintis lainnya yang dianggap berjasa besar terhadap terbentuknya Kesultanan Mataram seperti
Ada beberapa fakta yang menguatkan mereka dianggap sebagai perintis Kesultanan Mataram yaitu
* '''Fakta 1'''
* '''Fakta 2'''
* '''Fakta 3'''
* '''Fakta 4'''
<br />
Dengan demikian dari keempat fafta di atas, jelas sudah bahwa terbentuknya Kesultanan Mataram pada khususnya dan Kesultanan Islam di Jawa pada umumnya merupakan strategi yang dipersiapkan oleh para Syeikh dan para Wali untuk mempercepat menyebarnya Islam di Tanah Jawa, sehingga salah satu persyaratan pembentukan Kesultanan Islam baik di Jawa maupun di daerah lainnya harus mendapatkan "Legitimasi/Pengesahan" dari Mekah dan/atau Turki, jalur untuk keperluan tersebut dimiliki oleh para "Ahlul Bait" seperti para Seikh dan para Wali.
== Sumber-sumber
* The The Kartasura Dinasty - Genealogy, Christopher Buyers, October 2001 - September 2008 [http://www.royalark.net/Indonesia/solo2.htm]
* Babad Tanah Jawa Versi Mangkunegaraan
|