Keketatan matematika: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
||
Baris 10:
Keketatan matematika sering dimaksudkan sebagai standar emas [[pembuktian matematika]]. Keketatan matematika memiliki sejarah surut sampai [[Matematika Yunani]], tepatnya di dalam karya [[Euklides]]. Kekakuan matematika merujuk pada [[metode aksioma]]. Keketatan yang lengkap, begitulah yang sering dikatakan, hadir di dalam [[matematika]] sejak permulaan abad ke-20.
Keketatan matematika dapat diartikan sebagai ketersetujuan terhadap [[pemeriksaan bukti otomatis|pemeriksaan bukti]] algoritmis. Jelas, dengan bantuan komputer, dimungkinkan untuk memeriksa bukti secara mekanis dengan memberikan catatan bahwa kekurangan yang mungkin timbul dari salah satu bukti yang salah atau kekeliruan mesin (yang sangat jarang).<ref>{{Cite web |url=http://beginnersguide.com/computer-hardware/index.xml |title=Salinan arsip |access-date=2010-05-03 |archive-date=2012-07-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120723060619/http://www.beginnersguide.com/computer-hardware/index.xml |dead-url=yes }}</ref> Keketatan formal adalah pengenalan kelengkapan berderajat tinggi menurut suatu [[bahasa formal]], di mana bukti tersebut dapat dikodifikasi menggunakan teori himpunan seperti [[Teori himpunan Zermelo-Franenkel|ZFC]] (lihat [[Teorema pembuktian otomatis]]).
Sebagian besar argumentasi matematika disajikan sebagai purwarupa bukti-bukti ketat secara formal. Alasan yang sering dikutip untuk argumentasi itu adalah bukti-bukti ketat yang lengkap, yang cenderung lebih panjang dan lebih berbobot, bahkan mengaburkan apa yang ditunjukkan. Langkah-langkah yang jelas bagi pikiran manusia mungkin memiliki turunan-turunan formal yang cukup panjang dari aksioma. Di bawah argumentasi ini, terdapat tawar menawar antara keketatan dan kesaksamaan. Beberapa pihak memberikan argumentasi bahwa penggunaan bahasa formal untuk mendirikan keketatan matematika yang lengkap mungkin saja dapat membuat teori yang dipersengketakan atau disalahtafsirkan dengan menyibak kelemahan di dalam penalaran, misalnya [[penyalahgunaan statistika]].
|