Budaya Gayo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgx (bicara | kontrib)
k {{rapikan}}
Fajriboy (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 8:
Prinsip adat meliputi empat hal berikut ini :
 
1.
1.Denie – terpancang adalah harga diri yang menyangkut hak – hak atas wilayah.
2. Nahma teraku adalah harga diri yang menyangkut kedudukan yang sah.
3.Bela Malu tertawanmutan ialah harga diri yang terusik karena kaum wanita dariada anggota kelompoknya digangguyang disakiti atau difitnah pihak laindibunuh.
3.
4.Malu Bela mutantertawan ialah harga diri yang terusik karena adakaum wanita dari anggota kelompoknya yangdiganggu disakitiatau ataudifitnah pihak dibunuhlain.
4.
Malu tertawan ialah harga diri yang terusik karena kaum wanita dari anggota kelompoknya diganggu atau difitnah pihak lain.
 
Baris 34 ⟶ 32:
 
Skema tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Sistem nilai budaya Gayo terbagi menjadi nilai “utama” yang disebut “harga diri” (mukemel=M). untuk mencapai harga diri itu, seorang harus mengamalkan atau mengacu pada sejumlah nilai lain, yang disebut nilai “penunjang”. Nilai – nilai penunjang itu adalah : “tertib” (Tp), setia (St), kasih sayang” (Sg), “kerja keras”(Mt), “amanah” (An), “musyawarah”(Gm), “tolong- menolong”(At). Untuk mewujudkan nilai – nilai ini dalam mencapai “harga diri” mereka harus berkompetisi. Kompetisi itu sendiri merupakan sebuah nilai, yaitu “nilai kompetitif” (Bs) yang merupakan nilai penggerak.
 
== Pranala luar ==
*{{id}} [http://www.benermeriahkab.go.id Pemda Bener meriah]
*{{id}} [http://www.gayonese.multiply.com]