Era Reformasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
SieBot (bicara | kontrib)
k bot Menambah: nl:Reformasi
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Baris 2:
'''Era Reformasi di [[Indonesia]]''' dimulai pada pertengahan [[1998]], tepatnya saat [[Presiden Republik Indonesia|Presiden]] [[Soeharto]] mengundurkan diri pada [[21 Mei]] [[1998]] dan digantikan wakil presiden [[BJ Habibie]].
 
== Latar belakang ==
[[Krisis finansial Asia]] yang menyebabkan [[ekonomi Indonesia]] melemah dan semakin besarnya ketidak puasan masyarakat Indonesia terhadap pemerintahan pimpinan Soeharto saat itu menyebabkan terjadinya [[demonstrasi]] besar-besaran yang dilakukan berbagai [[Daftar organ gerakan mahasiswa 1998|organ aksi mahasiswa]] di berbagai wilayah [[Indonesia]].
 
Pemerintahan Soeharto semakin disorot setelah [[Tragedi Trisakti]] pada [[12 Mei]] [[1998]] yang kemudian memicu [[Kerusuhan Mei 1998]] sehari setelahnya. [[Gerakan mahasiswa Indonesia 1998|Gerakan mahasiswa]] pun meluas hampir diseluruh Indonesia. Di bawah tekanan yang besar dari dalam maupun luar negeri, Soeharto akhirnya memilih untuk mengundurkan diri dari jabatannya.
 
=== Garis waktu ===
* '''22 Januari 1998'''
** Rupiah tembus 17.000,- per [[dolar AS]], [[IMF]] tidak menunjukkan rencana bantuannya.
Baris 72:
** Pukul 21.30 WIB, empat Menko diterima Presiden Soeharto di Cendana untuk melaporkan perkembangan. Mereka juga berniat menggunakan kesem-patan itu untuk menyarankan agar Kabinet Pembangunan VII dibubarkan saja, bukan di-reshuffle. Tujuannya, agar mereka yang tidak terpilih lagi dalam kabinet reformasi tidak terlalu "malu". Namun, niat itu - mungkin ada yang membocorkan - tampaknya sudah diketahui oleh Presiden Soeharto. Ia langsung mengatakan, "Urusan kabinet adalah urusan saya." Akibatnya, usul agar kabinet dibubarkan tidak jadi disampaikan. Pembicaraan beralih pada soal-soal yang berkembang di masyarakat.
** Pukul 23.00 WIB Menhankam/Panglima ABRI Jenderal TNI Wiranto mengemukakan, ABRI menganggap pernyataan pimpinan DPR agar Presiden Soeharto mengundurkan diri itu merupakan sikap dan pendapat individual, meskipun pernyataan itu disampaikan secara kolektif. Wiranto mengusulkan pembentukan "Dewan Reformasi".
** Gelombang pertama mahasiswa dari [[FKSMJ]] dan [[Forum Kota]] memasuki halaman dan [[Pendudukan Gedung DPR/MPR| menginap di Gedung DPR/MPR]].
[[GambarBerkas:Reformasi98.jpg|thumb|Mahasiswa menduduki Gedung DPR/MPR]]
* '''19 Mei'''
** Pukul 09.00-11.32 WIB, Presiden Soeharto bertemu ulama dan tokoh masyarakat, yakni Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama [[Abdurrahman Wahid]], budayawan [[Emha Ainun Nadjib]], Direktur Yayasan Paramadina [[Nucholish Madjid]], Ketua Majelis Ulama Indonesia [[Ali Yafie]], Prof [[Malik Fadjar]] (Muhammadiyah), Guru Besar Hukum Tata Negara dari Universitas Indonesia [[Yusril Ihza Mahendra]], [[KH Cholil Baidowi]] (Muslimin Indonesia), [[Sumarsono]] (Muhammadiyah), serta [[Achmad Bagdja]] dan [[Ma'aruf Amin]] dari NU. Dalam pertemuan yang berlangsung selama hampir 2,5 jam (molor dari rencana semula yang hanya 30 menit) itu para tokoh membeberkan situasi terakhir, dimana eleman masyarakat dan mahasiswa tetap menginginkan Soeharto mundur. Soeharto lalu mengajukan pembentukan Komite Reformasi
Baris 93:
** Pukul 23.20 WIB, Yusril Ihza Mahendra bertemu dengan Amien Rais. Dalam pertemuan itu, Yusril menyampaikan bahwa Soeharto bersedia mundur dari jabatannya. kata-kata yang disampaikan oleh Yusril itu, "''The old man most probably has resigned''". Yusril juga menginformasikan bahwa pengumumannya akan dilakukan Soeharto 21 Mei 1998 pukul 09.00 WIB. Kabar itu lalu disampaikan juga kepada Nurcholish Madjid, Emha Ainun Najib, Utomo Danandjaya, Syafii Ma'arif, Djohan Effendi, H Amidhan, dan yang lainnya. Lalu mereka segera mengadakan pertemuan di markas para tokoh reformasi damai di Jalan Indramayu 14 Jakarta Pusat, yang merupakan rumah dinas Dirjen Pembinaan Lembaga Islam, Departemen Agama, Malik Fadjar. Di sana Cak Nur - panggilan akrab Nurcholish Madjid - menyusun ketentuan-ketentuan yang harus disampaikan kepada pemerintahan baru.
 
[[GambarBerkas:Suharto_resigns.jpg|thumb|Pernyataan pengunduran diri]]
{{wikisource|Pernyataan Berhenti Sebagai Presiden Republik Indonesia, 21 Mei 1998}}
* '''21 Mei'''
Baris 107:
** Di Gedung DPR/MPR, bentrokan hampir terjadi antara pendukung Habibie yang memakai simbol-simbol dan atribut keagamaan dengan mahasiswa yang masih bertahan di Gedung DPR/MPR. Mahasiswa menganggap bahwa Habibie masih tetap bagian dari Rezim [[Orde Baru]]. Tentara mengevakuasi mahasiswa dari Gedung DPR/MPR ke [[Universitas Atma Jaya]]
 
== Habibie ==
Sidang Istimewa MPR yang mengukuhkan Habibie sebagai Presiden, ditentang oleh gelombang demonstrasi dari puluhan ribu mahasiswa dan rakyat di Jakarta dan di kota-kota lain. Gelombang demonstrasi ini memuncak dalam peristiwa [[Tragedi Semanggi]], yang menewaskan 18 orang.
 
Baris 127:
Melalui [[Sidang Istimewa MPR 2001|Sidang Istimewa MPR]] pada [[23 Juli]] [[2001]], Megawati secara resmi diumumkan menjadi Presiden Indonesia ke-5.
 
== Megawati ==
Megawati dilantik di tengah harapan akan membawa perubahan kepada Indonesia karena merupakan putri presiden pertama Indonesia, [[Soekarno]].
 
Baris 136:
Megawati menyatakan pemerintahannya berhasil dalam memulihkan ekonomi Indonesia, dan pada [[2004]], maju ke [[Pemilu 2004]] dengan harapan untuk mempertahankan kekuasaannya sebagai [[presiden]].
 
== Pemilu 2004 ==
:''Artikel utama: [[Pemilu 2004]]''
Pada tahun [[2004]], Indonesia menyelenggarakan [[pemilu]] presiden secara langsung pertamanya. Ujian berat dihadapi Megawati untuk membuktikan bahwa dirinya masih bisa diterima mayoritas penduduk Indonesia. Dalam kampanye, seorang calon dari partai baru bernama [[Partai Demokrat]], [[Susilo Bambang Yudhoyono]], muncul sebagai saingan yang hebat baginya.
Baris 142:
Partai Demokrat yang sebelumnya kurang dikenal, menarik perhatian masyarakat dengan pimpinannya, Yudhoyono, yang karismatik dan menjanjikan perubahan kepada Indonesia. Karisma Yudhoyono berhasil menarik hati mayoritas pemilih dan Demokrat memenangkan pemilu legislatif pada awal [[2004]], yang diikuti kemenangan Yudhoyono pada pemilihan presiden.
 
== Sumber ==
* Dijk, Kees van. 2001. ''A country in despair. Indonesia between 1997 and 2000''. [[KITLV]] Press, Leiden, ISBN 90-6718-160-9
 
== Pranala luar ==
*{{id}} [http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0705/23/Politikhukum/3544543.htm Gelombang Balik Reformasi]
 
{{indo-sejarah-stub}}
{{Topik Indonesia}}
 
[[Kategori:Sejarah Indonesia ]]
 
[[en:Reformation (Indonesia)]]