Sejarah homoseksualitas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: penggantian teks semi otomatis (-Obyek, +Objek; -obyek, +objek)
Baris 36:
=== Eropa ===
[[Berkas:Warren Cup BM GR 1999.4-26.1 n1.jpg|thumb|Laki-laki Romawi berhubungan seks dengan seorang muda (kemungkinan budak) pada pertengahan abad ke-1. Piala ditemukan di Bittir, dekat [[Yerusalem]]]]
Dokumen pertama dari Barat (dalam bentuk karya sastra, obyekobjek seni, dan [[mitologi Yunani|materi mitografik]]) yang menceritakan hubungan sesama jenis, berasal dari [[Yunani Kuno]].
 
Dalam dokumen-dokumen tersebut, homoseksualitas laki-laki digambarkan dalam sebuah dunia tempat hubungan dengan perempuan dan dengan para pemuda adalah fondasi penting kehidupan cinta seorang laki-laki. Hubungan sesama jenis dipandang sebagai bangunan institusi sosial yang berbeda dari waktu ke waktu dan antara satu kota dengan yang lainnya. Praktik formal homoseksualitas, seringkali berupa hubungan erotis (juga seringkali ditekan) antara laki-laki dewasa dan remaja lajang. Praktik ini dinilai atas keuntungan pedagogisnya dan sebagai alat kontrol populasi, meski kadang-kadang disalahkan karena menyebabkan gangguan. [[Plato]] sempat memuji manfaat hubungan homoseksual dalam tulisan-tulisan awalnya<ref name=plato1>[[Plato]], Phaedrus dalam ''[[Symposium]]''</ref> tetapi dalam karya-karya terakhirnya, ia mengusulkan pelarangan terhadap praktik hubungan homoseksual.<ref name=plato2>Plato, Laws, 636D & 835E</ref> Dalam Simposium (182B-D), Plato menyamakan penerimaan homoseksualitas dengan demokrasi, dan penindasan terhadapnya dengan despotisme, "..homoseksualitas dipandang sebagai aib yang memalukan oleh kaum barbar di bawah pemerintahannya yang lalim, seperti halnya filsafat dan atletik, karena tampaknya bukanlah kepentingan terbaik bagi para penguasa barbar untuk membiarkan pemikiran-pemikiran besar tersebut tertanam dalam diri rakyatnya, atau persahabatan yang kuat atau persatuan fisik, seperti kebanyakan cenderung dilakukan oleh kaum homoseksual."<ref name=boswell1/> Dalam karyanya ''Politik'', [[Aristoteles]] menolak ide-ide Plato tentang penghapusan homoseksualitas (2,4); Ia menjelaskan bahwa kaum barbar seperti bangsa [[Kelt]] menempatkan kalangan homoseksual secara terhormat (2.6.6), sedangkan bangsa [[Kreta]] menggunakan homoseksualitas sebagai alat untuk mengatur populasi (2.7.5).<ref name=boswell1/>