Identitas gender: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →top |
|||
Baris 46:
===Faktor sosial dan lingkungan===
John Money pada tahun 1955
====Sikap orang tua mengenai peran gender====
Orang tua yang memiliki pandangan yang lebih keras dan sempit mengenai identitas gender dan peran gender cenderung juga memiliki orang tua yang berpandangan serupa.<ref name="Oswalt"/> Kane (2004) menyebutkan bahwa para orang tua menunjukkan pola perubahan pandangan terkait peran dan identitas gender. Salah satunya seperti penilaian bahwa hal-hal seperti [[dapur]] adalah hal yang netral, bukan maskulin dan bukan feminin, seperti disebutkan di sebuah penelitian.<ref name=Kane>{{cite book|last=Spade|first =J.|year=2004|title=The Kaleidoscope of Gender|publisher=SAGE|location=London|isbn=978-1-4129-7906-1|pages= 177–184}}</ref> Tapi ia menyebutkan juga bahwa masih terdapat banyak orang tua yang menunjukkan pandangan negatif terkait dengan hal-hal yang dinilai feminin seperti mengurusi rumah tangga, mengasuh anak, dan empati. Penelitian menunjukkan bahwa banyak dari orang tua berusaha untuk membentuk gender dari anak laki-laki mereka dengan cara menjauhkan si anak dari hal-hal feminin. Kane menyebutkan bahwa pembatasan tersebut “... menggambarkan sikap penting yang membatasi pilihan terhadap anak, memisahkan anak laki-laki dari anak perempuan, meremehkan aktivitas yang mereka nilai feminin ... , yang kemudian [hanya] memperkuat ketidaksetaraan gender dan norma heteroseksual.”<ref name=Kane />
Orang tua juga banyak membentuk ekspektasi gender dari anak mereka bahkan sebelum anak mereka lahir seperti pemantauan terhadap jenis kelamin anak melalui [[ultrasonografi medis|ultrasonografi]]. Anak kemudian lahir dengan nama, mainan, dan bahkan cita-cita yang spesifik terhadap gender tertentu.<ref name="Ghosh"/> Setelah jenis kelamin anak ditentukan, umumnya anak akan dibesarkan sesuai dengan jenis kelamin tersebut dan dicocokkan dengn peran gender laki-lai atau perempuan.
Keluarga dari masyarakat kelas bawah umumnya memiliki pendangan tradisional mengenai peran gender dengan si ayah bekerja sementara si ibu mengurus rumah tangga dan hanya bekerja untuk menambah kebutuhan. Sementara itu, keluarga dari kelas menengan umumnya mendiskusikan pembagian peran di dalam rumah tangga secara setara. Pandangan-pandangan yang berbeda dari orang tua soal gender seperti ini kemudian dapat membentuk pengertian yang dimiliki anak itu sendiri mengenai gender termasuk perkembangan gender anak.<ref>{{Cite journal|last=Halpern |first=H. P. |last2=Perry-Jenkins |first2=M. |title=Parents' Gender Ideology and Gendered Behavior as Predictors of Children's Gender-Role Attitudes: A Longitudinal Exploration|journal=Sex Roles|volume=74 |issue=11 |year=2016 |pages=527-542 |doi=10.1007/s11199-015-0539-0}}</ref>
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa bukan pandangan orang tua namun perilaku orang tua soal gender merupakan hal yang lebih pasti untuk memperkirakan sikap anak soal gender. Sebagai conth, para ibu yang menunjukkan perilaku tradisional di depan anak memiliki anak laki-laki menunjukkan lebih sedikit perilkau sterotip laki-laki dan anak perempuan yang menunjukkan lebih banyak perilaku anak perempuan. Sementara itu, tidak ada korelasi yang ditemukan terkait perilaku ayah dan sikap anak soal gender mereka. Akan tetapi, disebutkan pula bahwa para ayah yang memiliki pandangan kesetaraan jenis kelamin memiliki anak, terutama anak laki-laki, yang memiliki lebih sedikit prasangka mengenai gender lawannya.<ref>{{Cite journal|last=Halpern|first=H. P.|last2=Perry-Jenkins |first2=M. |title=Parents’ Gender Ideology and Gendered Behavior as Predictors of Children’s Gender-Role Attitudes: A Longitudinal Exploration|journal=Sex Roles |volume=74|issue=11|pages=527-542 |doi=10.1007/s11199-015-0539-0}}</ref>
==Variasi gender==
{{Main article|Variasi gender|Transgender|Transseksual|Genderqueer}}
{{See also|Cisgender}}
Identitas gender dari seseorang dapat berbeda dengan karakteristik seksual biologis mereka ([[organ genitalia]] dan [[karakteristik seksual sekunder]]). Individu tersebut kemudian dapat memiliki sikap yang menurut orang lain berada di luar dari norma tradisional gender. Ekspresi gender seperti itu dapat disebut sebagai [[variasi gender]], transgender, atau [[genderqueer]].<ref>{{Cite journal|last=Blackless|first=M. |author2=Besser, M. |author3=Carr, S. |author4=Cohen-Kettenis, P.T. |author5=Connolly, P. |author6=De Sutter, P. |author7=Diamond, M. |author8=Di Ceglie, D. |author9=Higashi, Y. |author10=Jones, L. |author11=Kruijver, F.P.M. |author12=Martin, J. |author13=Playdon, Z-J. |author14=Ralph, D. |author15=Reed, T. |author16=Reid, R. |author17=Reiner, W.G. |author18=Swaab, D. |author19=Terry, T. |author20=Wilson, P. |author21=Wylie, K. |year=2006|title=Atypical Gender Development – A Review|journal=International Journal of Transgenderism|volume=9|issue=1 |pages=29–44 |doi=10.1300/J485v09n01_04}}</ref> Orang dengan variasi gender juga dapat mengalami apa yang disebut dengan [[disforia gender]].
== Referensi ==
|