'''Tragedi Bubat''' adalah [[tragedi]] tewasnya rombongan pengantin [[Kerajaan Sunda|Sunda]] akibat pengkhianatankesalahpahaman oleh [[Gajah Mada]], patih [[Majapahit]], dan pasukannya yang terjadi pada tahun 1279 Saka atau 1357 M di [[Bubat]]. Pada masa itu pemerintahan [[Majapahit]] dirajai oleh [[Hayam Wuruk]] sedangkan pemerintahan [[Kerajaan Sunda]] dirajai oleh [[Prabu Maharaja|Maharaja Linggabuana]]. Tragedi ini berakhir dengan tewasnya Raja Sunda bersama rombongannya, termasuk putrinya, [[Dyah Pitaloka Citraresmi]]. Sang Putri Dyah Pitaloka akhirnya dengan hati berduka melakukan ''bela pati'', bunuh diri untuk membela kehormatan bangsa dan negaranya.<ref>{{cite book|author= Y. Achadiati S, Soeroso M.P.,|title= ''Sejarah Peradaban Manusia: Zaman Majapahit''.|publisher = PT Gita Karya|year= 1988|location =Jakarta|page =13 }}</ref> Tindakan ini diikuti oleh segenap perempuan-perempuan Sunda yang masih tersisa, baik bangsawan ataupun abdi. Menurut tata perilaku dan nilai-nilai kasta [[ksatriya]], tindakan bunuh diri dilakukan oleh para perempuan kasta tersebut jika kaum laki-lakinya telah gugur. Perbuatan itu diharapkan dapat membela harga diri sekaligus untuk melindungi kesucian mereka, yaitu menghadapi kemungkinan dipermalukan karena pemerkosaan, penganiayaan, atau diperbudak.
Kejadian tragedi ini bersumber dari naskah-naskah kuno ''[[Kidung Sunda]]'', ''[[Kidung Sundayana]]'', [[Carita Parahiyangan]], dan ''[[Pararaton|Serat Pararaton]]''.