Arsitektur Jawa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 16:
</gallery>
</center>
== Gerbang ==▼
=== Candi Bentar ===▼
[[Candi bentar]] adalah sebutan bagi bangunan '''[[gapura]]''' berbentuk dua bangunan serupa dan sebangun tetapi merupakan simetri cermin yang membatasi sisi kiri dan kanan pintu masuk. Candi bentar tidak memiliki atap penghubung di bagian atas, sehingga kedua sisinya terpisah sempurna, dan hanya terhubung di bagian bawah oleh anak tangga.▼
Bangunan ini lazim disebut ''"gerbang terbelah"'', karena bentuknya seolah-olah menyerupai sebuah bangunan candi yang dibelah dua secara sempurna. Bangunan gapura tipe ini terutama banyak dijumpai di Pulau [[Jawa]], [[Bali]], dan [[Lombok]]. Bangunan gerbang terbelah seperti ini diduga muncul pertama kali pada zaman Majapahit. Di kawasan bekas Kesultanan Mataram, di Jawa Tengah dan Yogyakarta, gerbang semacam ini juga disebut dengan "supit urang" ("capit udang"), seperti yang terdapat pada kompleks Keraton Solo, Keraton Yogyakarta, [[Keraton Kasepuhan]] dan Pemakaman raja-raja Imogiri. Meskipun makna supit urang biasanya mengacu kepada gerbang dengan jalan bercabang dua, biasanya jalan dan gerbang yang mengapit kiri dan kanan bangunan pagelaran keraton.▼
<center>▼
<gallery caption="Candi Bentar khas Jawa" perrow="6">▼
Berkas:Wringin Lawang, Trowulan.jpg|[[Wringin Lawang]], Trowulan▼
Berkas:Gapura Supit Urang.jpg|Candi Bentar [[Pemakaman Imogiri]]▼
Berkas:Keraton Kasepuhan3.jpg|Candi bentar [[Keraton Kasepuhan]] Cirebon▼
Berkas:Candi bentar Ceto.jpg|Candi bentar Ceto▼
Berkas:Masjid Menara Kudus Tampak Depan.jpg|Candi bentar di [[Masjid Menara Kudus]]▼
Berkas:Masjid panjunan 01.jpg|Candi Bentar [[Masjid Panjunan]]▼
</gallery>▼
</center>▼
=== Paduraksa ===▼
[[Paduraksa]] adalah bangunan [[gapura]] berbentuk ''"gerbang yang memiliki atap penutup"'', yang lazim ditemukan dalam arsitektur kuno dan klasik di [[Jawa]] dan [[Bali]]. Kegunaan bangunan ini adalah sebagai pembatas sekaligus gerbang akses penghubung antarkawasan dalam kompleks bangunan khusus.▼
<center>▼
<gallery caption="Paduraksa Khas Jawa" perrow="6">▼
Berkas:Bajang Ratu Gate Trowulan.jpg|[[Candi Bajangratu]] di kompleks [[Trowulan]] adalah suatu paduraksa▼
Berkas:Gerbang Ke2.jpg|Gerbang Paduraksa Pemakaman Imogiri▼
</gallery>▼
</center>▼
== Pendopo ==
Baris 65 ⟶ 92:
[[Stupa]] merupakan tempat penyimpanan abu sang Buddha dan melambangkan perjalanan Sang Buddha menuju nirvana. Setelah wafat, jasad Buddha dikremasi, lalu abunya disimpan dalam delapan stupa terpisah di utara India. Pada masa kuno di India, stupa digunakan sebagai makam penyimpanan abu bangsawan atau tokoh tertentu. Stupa kemudian dijadikan lambang Buddhisme dan menunjukkan luas pengaruh Buddhisme di berbagai kawasan. Semasa pemerintahan Ashoka (abad ke-2 SM) di India dibangun banyak stupa untuk menandakan Buddha sebagai agama kerajaan. Di Asia Tenggara dan Timur, stupa juga didirikan sebagai pengakuan terhadap Buddhisme di wilayah bersangkutan. Stupa terdiri atas tiga bagian, yaitu andah, yanthra, dan cakra. Andah melambangkan dunia bawah, tempat manusia yang masih dikuasai hawa nafsu, Yanthra merupakan suatu benda untuk memusatkan pikiran saat bermeditasi, dan Cakra melambangkan nirvana atau nirwana, tempat para dewa bersemayam. Stupa di Indonesia memiliki kekhasan tersendiri. Di Indonesia stupa sering merupakan bagian candi atau komplek candi tertentu, seperti pada [[Candi Mendut]], Borobudur, Jawi, dan [[Candi Muara Takus]].
▲== Gerbang ==
▲=== Candi Bentar ===
▲[[Candi bentar]] adalah sebutan bagi bangunan '''[[gapura]]''' berbentuk dua bangunan serupa dan sebangun tetapi merupakan simetri cermin yang membatasi sisi kiri dan kanan pintu masuk. Candi bentar tidak memiliki atap penghubung di bagian atas, sehingga kedua sisinya terpisah sempurna, dan hanya terhubung di bagian bawah oleh anak tangga.
▲Bangunan ini lazim disebut ''"gerbang terbelah"'', karena bentuknya seolah-olah menyerupai sebuah bangunan candi yang dibelah dua secara sempurna. Bangunan gapura tipe ini terutama banyak dijumpai di Pulau [[Jawa]], [[Bali]], dan [[Lombok]]. Bangunan gerbang terbelah seperti ini diduga muncul pertama kali pada zaman Majapahit. Di kawasan bekas Kesultanan Mataram, di Jawa Tengah dan Yogyakarta, gerbang semacam ini juga disebut dengan "supit urang" ("capit udang"), seperti yang terdapat pada kompleks Keraton Solo, Keraton Yogyakarta, [[Keraton Kasepuhan]] dan Pemakaman raja-raja Imogiri. Meskipun makna supit urang biasanya mengacu kepada gerbang dengan jalan bercabang dua, biasanya jalan dan gerbang yang mengapit kiri dan kanan bangunan pagelaran keraton.
▲<center>
▲<gallery caption="Candi Bentar khas Jawa" perrow="6">
▲Berkas:Wringin Lawang, Trowulan.jpg|[[Wringin Lawang]], Trowulan
▲Berkas:Gapura Supit Urang.jpg|Candi Bentar [[Pemakaman Imogiri]]
▲Berkas:Keraton Kasepuhan3.jpg|Candi bentar [[Keraton Kasepuhan]] Cirebon
▲Berkas:Candi bentar Ceto.jpg|Candi bentar Ceto
▲Berkas:Masjid Menara Kudus Tampak Depan.jpg|Candi bentar di [[Masjid Menara Kudus]]
▲Berkas:Masjid panjunan 01.jpg|Candi Bentar [[Masjid Panjunan]]
▲</gallery>
▲</center>
▲=== Paduraksa ===
▲[[Paduraksa]] adalah bangunan [[gapura]] berbentuk ''"gerbang yang memiliki atap penutup"'', yang lazim ditemukan dalam arsitektur kuno dan klasik di [[Jawa]] dan [[Bali]]. Kegunaan bangunan ini adalah sebagai pembatas sekaligus gerbang akses penghubung antarkawasan dalam kompleks bangunan khusus.
▲<center>
▲<gallery caption="Paduraksa Khas Jawa" perrow="6">
▲Berkas:Bajang Ratu Gate Trowulan.jpg|[[Candi Bajangratu]] di kompleks [[Trowulan]] adalah suatu paduraksa
▲Berkas:Gerbang Ke2.jpg|Gerbang Paduraksa Pemakaman Imogiri
▲</gallery>
▲</center>
== Gebyok ==
|