Ali bin Abi Thalib: Perbedaan antara revisi
[revisi tidak terperiksa] | [revisi tidak terperiksa] |
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Ahlussunnah (Sunni): Perbaikan Huruf Kapital Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
→Sufi: Perbaikan kesalahan penggunaan huruf kapital Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 38:
[[Sufi]] menambahkan nama Ali bin Abi Thalib dengan '''''Karramallahu Wajhah''''' (KW) atau ''semoga Allah me-mulia-kan wajahnya''. Doa kaum [[Sufi]] ini sangat unik, berdasar riwayat bahwa dia tidak suka menggunakan wajahnya untuk melihat hal-hal buruk bahkan yang kurang sopan sekalipun. Dibuktikan dalam sebagian riwayat bahwa dia tidak suka memandang ke bawah bila sedang berhubungan intim dengan istri. Sedangkan riwayat-riwayat lain menyebutkan dalam banyak pertempuran (duel-tanding), bila pakaian musuh terbuka bagian bawah terkena sobekan pedang dia, maka Ali enggan meneruskan duel hingga musuhnya lebih dulu memperbaiki pakaiannya.
Ali bin Abi Thalib dianggap oleh kaum [[Sufi]] sebagai Imam dalam ilmu [[al-hikmah]] (''divine wisdom'') dan [[futuwwah]] (''spiritual warriorship''). Dari dia bermunculan cabang-cabang tarekat (''thoriqoh'') atau ''spiritual-brotherhood''. Hampir seluruh pendiri tarekat [[Sufi]], adalah keturunan dia sesuai dengan catatan nasab yang resmi mereka miliki. Seperti pada tarekat [[Qadiriyah]] dengan pendirinya [[Syekh Abdul Qadir Jaelani]], yang merupakan keturunan langsung dari Ali melalui anaknya [[Hasan bin Ali]] seperti yang tercantum dalam kitab manaqib [[Syekh Abdul Qadir
== Riwayat Hidup ==
|