Kerajaan Parigi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 1:
{{Infobox Former Country
{{Infobox Former Country|conventional_long_name=Kerajaan Parigi|common_name=Kerajaan Parigi|native_name=Kagaua Patanggota Parigi|continent=Asia|region=Asia Tenggara|image_flag=Lambang Logo Kerajaan Parigi.png|image_map=|image_map_alt=|image_map_caption=|country=Indonesia|religion=[[Islam]]|p1=|image_p1=|s1=|flag_s1=|year_start=1515|year_end=1960|event_start=|event_end=Bergabung dengan [[Indonesia]]|capital=[[Parigi, Parigi Moutong|Parigi]]|common_languages=[[Bahasa Kaili|Kaili]]|government_type=[[Monarki]]|title_leader=Magau}}
|conventional_long_name = Kerajaan Parigi
 
|common_name = Kerajaan Parigi
'''Kerajaan Parigi''' ({{lang-en|Parigi Kingdom}}) atau nama resmi KAGAUA PATANGGOTA PARIGI adalah sebuah [[Kerajaan Islam di Indonesia|kerajaan]] di [[Indonesia]] yang terletak di wilayah [[Parigi, Parigi Moutong|Parigi]]. Kerajaan ini di dirikan pada tahun 1515 dengan Raja pertama yang memerintah adalah '''Makagero alias Magau Lomba''' yang di lantik oleh ''Francisco Lesa'' seorang gubernur dari [[Portugis]] yang berkuasa di sebagian wilayah [[Sulawesi Tengah]] pada masa itu. Kerajaan Parigi adalah kesatuan empat kampung yang teridi dari [[Parigimpuu, Parigi Barat, Parigi Moutong|Lantibu]], [[Masigi, Parigi, Parigi Moutong|Masigi]], [[Toboli, Parigi Utara, Parigi Moutong|Toboli]], dan [[Dolago, Parigi Selatan, Parigi Moutong|Dolago]].
|native_name = Kagaua Patanggota Parigi
|continent = Asia
|region = Asia Tenggara
|image_flag = Lambang Logo Kerajaan Parigi.png
|image_map =
|image_map_alt =
|image_map_caption =
|country = Indonesia
|religion = [[Islam]]
|year_start = 1515
|year_end = 1960
|event_start =
|event_end = Bergabung dengan [[Indonesia]]
|capital = [[Parigi, Parigi Moutong|Parigi]]
|common_languages = [[Bahasa Kaili|Kaili]]
|government_type = [[Monarki]]
|title_leader = Magau
|leader = Madika Mahkota Andi Muhammad Oza Tagunu
}}
'''Kerajaan Parigi''' ({{lang-en|Parigi Kingdom}}), adalah sebuah [[kerajaan]] [[Kerajaan Islam di Indonesia|Islam]] di [[Indonesia]] yang umumnya terletak di wilayah [[Parigi Moutong|Parigi]], [[Sulawesi Tengah]]. Kerajaan ini berdiri pada tahun 1515, dan raja pertama yang memerintah adalah Makagero yang di lantik oleh Francisco Lesa, seorang gubernur dari [[Portugis]] yang berkuasa di sebagian wilayah [[Sulawesi Tengah]] pada masa itu. Wilayah kerajaan ini umumnya terdiri dari empat wilayah; yaitu [[Parigimpuu, Parigi Barat, Parigi Moutong|Lantibu]], [[Masigi, Parigi, Parigi Moutong|Masigi]], [[Toboli, Parigi Utara, Parigi Moutong|Toboli]], dan [[Dolago, Parigi Selatan, Parigi Moutong|Dolago]].
 
== Sejarah ==
Wilayah Parigi sebelum di kuasai oleh Belanda lebih dulu disinggahi oleh para penjelajah dari [[Portugis]] dan [[Spanyol]]. Pembangunan benteng Portugis di Parigi dimulai pada tahun [[1555]]. Pada awalnya, mereka datang untuk berdagang tetapi seiring berjalan waktu akhirnya mereka meninggalkan [[Sulawesi Tengah]] karena perdagangan tidak menguntungkan lagi. Spanyol mengadakan hubungan perdagangan dengan Kerajaan Parigi pada awal abad [[abad ke-17|ke-17]] hingga tahun 1663 setelah kedatangan [[VOC]].<ref name=ITM22032014>{{cite web|url=http://indonesiatravelmagazine.com/parigi-raja-of-parigi/|title=Parigi, Raja of Parigi|website=Indonesia Travel Magazine|date=22 Maret 2014|access-date=8 November 2017}}</ref>
Wilayah provinsi [[Sulawesi Tengah]] sebelum jatuh ke tangan Pemerintahan Hindia Belanda merupakan sebuah Pemerintahan Kerajaan yang terdiri atas 15 kerajaan di bawah kepemimpinan para raja yang selanjutnya dalam sejarah Sulawesi Tengah dikenal dengan julukan Tujuh Kerajaan di Timur dan Delapan Kerajaan di Barat.
 
Ke lima belas kerajaan itu adalah:
 
# [[Kerajaan Banawa]]
# [[Kerajaan Banggai]]
# [[Kerajaan Bungku]]
# [[Kerajaan Buol]]
# [[Kerajaan Kulawi]]
# [[Kerajaan Mori]]
# [[Kerajaan Palu]]
# [[Kerajaan Parigi]]
# [[Kerajaan Poso]]
# [[Kerajaan Sausu]]
# [[Kerajaan Sigi Dolo]]
# [[Kerajaan Tawaeli]]
# [[Kerajaan Tojo]]
# [[Kerajaan Toli-Toli]]
# [[Kerajaan Una-Una]]
 
Salah satu dari lima belas Kerajaan itu adalah Kerajaan Parigi atau '''Kagaua Patanggota Parigi''' (Bahasa [[Kaili]]) yang berpusat di [[Parigi, Parigi Moutong|Kecamatan Parigi]] saat ini.
 
== Masa Pendudukan Portugis Dan Spanyol ==
Daerah [[Sulawesi Tengah]] sebelum di kuasai oleh Belanda pernah di singgahi oleh [[Portugis|Bangsa Portugis]] dan [[Spanyol|Bangsa Spanyol]], bahkan Portugis membangun benteng di Parigi yang berada di ujung [[Teluk Tomini]] pada tahun [[1555]].
 
Awalnya datang untuk berdagang tetapi seiring berjalan waktu akhirnya mereka meninggalkan [[Sulawesi Tengah]] karena perdagangan tidak menguntungkan lagi.
 
Meskipun tidak ada catatan sejarah tentang para pelaut [[Portugis|Bangsa Portugis]] dan [[Spanyol|Bangsa Spanyol]] menginjakan kakinya di [[Sulawesi Tengah]], namun di ketahui pada tahun 1592 [[Portugis]] sempat melantik ''Pombanglipu'' sebagai Raja di [[Kerajaan Buol]], sedangkan Spanyol mengadakan hubungan perdagangan dengan Kerajaan Parigi pada awal [[Abad 17]] hingga tahun 1663 setelah [[VOC]] datang.<ref>{{cite web|url=http://kerajaanparigi.blogspot.co.uk/2012/10/rajamagau-parigi-leluhurku.html|title=kerajaanparigi.blogspot.com:SEJARAH KERAJAAN KAGAUA PATANGGOTA PARIGI|last=Tagunu|first=Andi Moh. Oza|publisher=}}</ref>
 
== Masa Pendudukan Belanda ==
Tidak bisa di pungkiri bahwa [[Belanda|Bangsa Belanda]] sejak masuk ke [[Indonesia]] berkeinginan untuk menjajah karena sumber daya alam negara ini sangat melimpah.
 
Tidak terkecuali di [[Sulawesi Tengah]], pemerintah Belanda dengan Politik ''"Devide Et Impera"'' atau Politik Adu Domba berhasil menghasut beberapa Kerajaan untuk saling berperang saudara dengan tujuan melemahkan kekuatan Kerajaan, tetapi tidak sedikit juga yang melakukan perlawanan terhadap Belanda itu sendiri. Seperti Perang Sigi Dolo, Perang Kulawi, Perang Banawa, Perang Palu, Perang Tatanga, dan Perlawanan Rakyat Parigi di bawah pimpinan Putra Mahkota '''Vinono'''.
 
Perang-perang tersebut akhirnya dapat dipadamkan oleh [[Belanda]] dengan penandatangan perjanjian yang di kenal dengan sebutan '''Korte Verklaring''', yang mana isi perjanjian tersebut intinya adalah pengakuan terhadap kekuasaan [[Belanda]] atas wilayah-wilayah Kerajaan.
 
== Perlawanan Pangeran Vinono Terhadap Belanda ==
Pada tahun 1663 [[Belanda]] pertama kali menginjakan kakinya di Bumi Parigi, yang awalnya untuk berdagang tetapi lama-kelamaan ingin menjajah wilayah Parigi. Banyak terjadi perang-perang kecil antara rakyat Parigi dengan Belanda tetapi yang paling terkenal adalah perlawanan pangeran Vinono terhadap Belanda.
 
Walaupun sejak tahun 1897, Raja Parigi yang bernama '''I Djengitonambaru''' (satu-satunya Raja perempuan yang memerintah Kerajaan Parigi) telah terikat kontrak pengakuan terhadap Belanda, ternyata ada salah satu Putra Mahkota yang bernama '''Vinono''' yang suka dengan kehadiran Belanda di Kerajaannya.
 
Vinono dengan tegas menolak adanya Belanda di parigi yang telah di ketahui maksud dan tujuan buruknya untuk merebut kekuasaan Kerajaan Parigi, ia pun bersama anaknya yang bernama '''Hanusu''' mempimpin rakyatnya melawan Belanda.
 
Perang hebat pun terjadi, karena persenjataan Kerajaan Parigi masih sangat sederhana maka banyak rakyat yang tewas dalam pertempuran itu. Vinono juga terkenal dengan sumpahnya "MABULA BOGA RIVANA, PADE META'A MBAEVA BALANDA" yang artinya ''Nanti Berubah Menjadi Putih Monyet Di Rimba, Baru Saya Berhenti Melawan Belanda''.<ref>{{cite web|url=http://sejarahastrologimetafisika.blogspot.co.uk/2011/08/sekelumit-data-sejarah-kerajaan-parigi.html|title=sejarahastrologimetafisika:Sekelumit Data Sejarah Kerajaan Parigi|last=Taniputera|first=Ivan|publisher=}}</ref>
 
Perlawanan ini dapat ditekan Belanda dan akibatnya Hanusu dibuang ke Tondano (Minahasa). Tahun 1917 ia baru dikembalikan dan diangkat menjadi Raja Parigi setelah menandatangani Korte Verklaring pada 5 Pebruari 1917.
 
Vinono adalah anak pertama dari Raja ke 13 Parigi '''Raja Ali/Sawali''' yang seharusnya Vinono adalah pewaris sah tahta Kerajaan Parigi, namun dia menolak menjadi Raja jika harus tunduk kepada Belanda melalui penandatangan perjanjian, yang mana perjanjian tersebut sangat merugikan rakyatnya.
 
== Daftar Raja/Magau Kerajaan Parigi ==
* '''Makagero''' alias ''Magau Lomba'' = 1515-1533
* '''Boga''' = 1533-1557
* '''Ntavu''' = 1557-1579
* '''Sheikh Maliq Ash Shiddiq''' alias ''Langimoili'' = 1579-1602 (Raja Parigi pertama yang memeluk [[Islam]])
* '''Sheikh Yussuf Maliq Maulana Ibrahim''' alias ''Tonikota'' = 1602-1627
* '''Sheikh Machmud Maliq Maulana''' alias ''Magau Janggo'' = 1627-1661 (Beliau juga seorang penyebar agama [[Islam]] di Parigi sampai hijrah ke [[Ternate]])
* '''Ntadu''' = 1661-1690
* '''Palopo''' alias ''Kodi Palo'' = 1690-1724
* '''Mansyur''' alias ''Bombo Onge'' = 1724-1760
* '''Abduh''' alias ''Pangabobo'' = 1760-1792
* '''Puselembah''' alias ''Tedo'' = 1792-1821
* '''Radjangguni''' = 1821 (hanya 5 bulan menjabat)
* '''Sawali''' atau '''Radja Ali''' alias ''Baka Palo'' = 1821-1855
* '''Radja Lolo''' alias ''Paledo'' = 1855-1880<br>'''Vinono''' = (tidak ingin menjadi Raja karena menolak Belanda)
* '''I Djengitonambaru''' = 1880-1898 (satu-satunya Raja perempuan yang memerintah Kerajaan Parigi)
* '''Hanusu Vinono''' = 1898-1927
* '''Tagunu Hanusu''' = 1927-1960 (Raja terakhir Kerajaan Parigi)
 
== Struktur Pemerintahan ==
Hampir semua Kerajaan yang ada di [[Sulawesi Tengah]] sejak dulu telah mengenal adanya struktur organisasi dalam urusan pemerintahan termasuk Kerajaan Parigi.
 
Beberapa istilah dalam pemerintahan Kerajaan Parigi:
* '''Magau''' = Maha Raja
* '''Madika Malolo''' = Raja Muda, atau Pangeran, atau Pewaris Tahta
 
Dalam penyelenggaraan pemerintahan Kerajaan Parigi, Magau/Raja di bantu oleh Dewan Pemerintahan Kerajaan atau '''Libu Nu Maradika''' yang terdiri dari:
* '''Madika Matua''' = Pelaksana Pemerintahan (semacam [[Perdana Menteri]] sekarang)
* '''Punggava''' = Pelaksana Adat (bisa juga mengurus masalah ekonomi, pertanian, dsb.)
* '''Galara''' = Hakim Adat
* '''Pabisara''' = Juru Bicara Kerajaan
* '''Tadulako''' = Urusan Keamanan, atau Panglima Perang
* '''Sabandara''' = Bendahara, atau Urusan Pelabuhan
 
 
Disamping Dewan Libu Nu Maradika, ada juga '''Libu Nto Deya''' atau Dewan Permusyawaratan Rakyat yang merupakan perwakilan rakyat berbentuk ''Kotta Pitunggota'' (Kesatuan Tujuh Kampung) dan ''Kotta Patanggota'' (Kesatuan Empat Kampung).
 
Khusus untuk kerajaan Parigi mereka menggunakan sistem ''Kotta Patanggota'' karena Kerajaan Parigi terdiri dari kesatuan empat kampung yang di pimpin oleh seorang:
* '''Baligau''' = Ketua Dewan Adat ''Libu Nto Deya''
 
 
== Perlawanan Pangeran Vinono ==
Mayoritas Kerajaan Suku [[Kaili]] sejak dahulu juga mengenal adanya beberapa tingkat strata sosial yang terbagi menjadi 4 (empat) golongan.
[[Belanda]] pertama kali tiba di wilayah Parigi pada tahun 1663, dengan tujuan awal untuk berdagang. Sejak tahun 1897, Raja Parigi yang bernama I Djengitonambaru (satu-satunya raja wanita yang pernah memerintah kerajaan ini) telah mengikat ''Korte Verklaring'' (perjanjian pendek) dengan Belanda. Seorang Putra Mahkota bernama Vinono dengan tegas menolak kehadiran mereka, dan menduga bahwa Belanda akan merebut kekuasaan di Parigi. Vinono adalah anak pertama dari Raja ke-13 Parigi, [[Sawali]], yang seharusnya menjadikan Vinono sebagai pewaris sah takhta Kerajaan Parigi, namun dia menolak menjadi raja jika harus tunduk kepada Belanda. Bersama putranya yang bernama Hanusu, ia memimpin para pengikutnya untuk melawan Belanda. Perlawanan tidak seimbang ini memakan banyak korban, karena pasukan Kerajaan Parigi masih menggunakan senjata yang sederhana. Dalam perang ini, Vinono mengucapkan sumpah, "''mabula boga rivana, pade meta'a mbaeva Balanda''" (Jika monyet di hutan rimba berubah menjadi putih, barulah saya akan berhenti melawan Belanda).
 
Perlawanan ini sendiri dapat ditekan oleh Belanda, dan akibatnya Hanusu dibuang ke [[Tondano (kota)|Tondano]] di wilayah [[Kabupaten Minahasa|Minahasa]]. Ia baru dipulangkan pada tahun 1917, dan diangkat oleh Belanda menjadi Raja Parigi setelah menandatangani ''Korte Verklaring'' pada tanggal 5 Februari 1917.
Kerajaan Parigi juga membagi masyarakatnya ke dalam golongan strata sosial tersebut;
* '''Madika/Maradika''' = Golongan Keturunan Bangsawan
* '''Totua Nungata''' = Golongan Keturunan Tokoh-tokoh Masyarakat
* '''To Dea''' = Golongan Masyarakat Biasa
* '''Batua''' = Golongan Hamba atau Budak
 
== ProsedurDaftar Penobatan Raja/Magau Kerajaan Parigi ==
[[Berkas:Foto keluarga Magau tagunu.jpg|thumb|right|Magau Parigi, [[Tagunu Hanusu]] (ujung kanan)]]
Prosedur Penobatan Raja/Magau Kerajaan Parigi atau ''Mpolanti Magau Mparigi Mpatanggota'' adalah ritual adat untuk melantik Raja di Kerajaan Parigi.
* Makagero alias Magau Lomba (1515-1533)
* Boga (1533-1557)
* Ntavu (1557-1579)
* Sheikh Maliq Ash Shiddiq alias Langimoili (1579-1602) (Raja Parigi pertama yang memeluk [[Islam]])
* Sheikh Yussuf Maliq Maulana Ibrahim alias Tonikota 1602-1627)
* Sheikh Machmud Maliq Maulana alias Magau Janggo (1627-1661)
* Ntadu (1661-1690_
* Palopo alias Kodi Palo (1690-1724)
* Mansyur alias Bombo Onge (1724-1760)
* Abduh alias Pangabobo (1760-1792
* Puselembah alias Tedo (1792-1821)
* Radjangguni (1821)
* Sawali atau Radja Ali alias Baka Palo (1821-1855)
* Radja Lolo alias Paledo (1855-1880)
* I Djengitonambaru (1880-1898) (satu-satunya Raja perempuan yang memerintah Parigi)
* Hanusu Vinono(1898-1927)
* Tagunu Hanusu (1927-1960)
 
== Struktur pemerintahan ==
Dilaksanakan pada saat Raja/Magau sebelumnya telah meninggal dunia, dan di gantikan oleh keturunan langsung dari Raja tersebut. Bisa saja adik, sepupu, anak, atau keponakan sesuai siapa yang diwasiatkan oleh Raja sebelumnya jadi bukan berarti harus anaknya yang mewarisi.
Kerajaan Parigi dipimpin oleh seorang Magau (Raja), yang merupakan posisi tertinggi di kerajaan ini. Posisi berikutnya adalah Madika Malolo (Raja Muda/Pangeran), sebagai pewaris takhta. Dalam penyelenggaraan pemerintahan Kerajaan Parigi, Magau dibantu oleh Dewan Pemerintahan Kerajaan atau Libu Nu Maradika yang terdiri dari Madika Matua (semacam [[Perdana Menteri]]), Punggava, Galara sebagai hakim adat, Pabisara sebagai juru bicara, Tadulako sebagai Panglima Perang, dan Sabandara sebagai bendara kerajaan. Selain Libu Nu Maradika, ada juga Libu Nto Deya atau Dewan Permusyawaratan Rakyat yang merupakan perwakilan rakyat berbentuk Kota Pitunggota (Kesatuan Tujuh Kampung) dan Kota Patanggota (Kesatuan Empat Kampung). Kerajaan Parigi menggunakan sistem Kota Patanggota karena Kerajaan Parigi terdiri dari kesatuan empat kampung yang di pimpin oleh seorang Baligau atau Ketua Dewan Adat.
 
== Sosial ==
== Galeri Foto Kerajaan Parigi ==
[[Berkas:Topo veba.jpg|thumb|right|''Topo Veba'', adalah para wanita yang betugas mengipasi jenazah Magau dan keluarganya pada saat upacara kematian]]
<gallery widths="300" heights="250">
Kerajaan Parigi juga membagi masyarakatnya ke dalam golongan strata sosial. Golongan tertinggi adalah kelompok Madika/Maradika, yang umumnya merupakan keturunan bangsawan. Golongan berikutnya adalah Totua Nungata, biasanya merupakan tokoh adat dan masyarakat. To Dea menempati golongan berikutnya, sebagian besar terdiri dari masyarakat biasa. Sedangkan Batua adalah golongan paling rendah, umumnya merupakan kaum budak.
Berkas:Foto keluarga Magau tagunu.jpg|Foto Raja/Magau '''Tagunu Hanusu''' (Pake Peci Sebelah Ujung Kanan)
Berkas:Topo veba.jpg|"Topo Veba" adalah para wanita yang betugas mengipas jenazah Raja/Magau dan keluarga Raja pada saat upacara kematian di Kerajaan Parigi
</gallery>
 
== Referensi ==