Pembenaran (teologi): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 105:
Namun, setelah seorang individu telah sedemikian dibenarkan, ia harus melanjutkan dalam kehidupan baru yang diberikan; apabila seseorang gagal untuk bertahan dalam iman dan bahkan mengingkari Allah dalam ketidakpercayaan sepenuhnya, keterikatan pada Kristus—dan juga pembenaran—mungkin hilang.<ref>{{en}} [http://gbgm-umc.org/UMHISTORY/Wesley/sermons/serm-086.stm Sermon redirection<!-- Bot generated title -->]</ref>
=== Ortodoksi Timur ===
Dikatakan bahwa [[Kekristenan Timur]], termasuk [[Gereja Ortodoks Timur|Ortodoksi Timur]] maupun [[Gereja Ortodoks Oriental|Ortodoksi Oriental]], cenderung kurang menekankan pembenaran dibandingkan dengan [[Gereja Katolik|Katolisisme]] ataupun [[Protestanisme]], menggolongkannya ke dalam istilah lain seperti "pengudusan" atau "theosis" — sedemikian rupa sehingga pembenaran seringkali tidak memiliki penanganan tersendiri dalam karya-karya teologis Timur.{{Citation needed|date=May 2007}} Istilah Yunani untuk pembenaran ({{lang|grc|δικαίωσις}}, ''dikaiōsis'') tidak dipahami oleh kebanyakan teolog Timur dalam arti sekadar diampuni dosa-dosanya. Kurangnya penekanan pada pembenaran ini utamanya adalah hal historis. Gereja Timur melihat kemanusiaan sebagai mewarisi kesakitan dosa dari Adam, tetapi bukan [[dosa asal|kebersalahannya]]; oleh karena itu, dalam teologi Timur dipandang tidak memerlukan pembenaran yuridis apapun.<ref>{{en}} Orthodox Church in America, online doctrine. {{cite web |url=http://www.oca.org/OCchapter.asp?SID=2&ID=20|title=Redemption}}; Greek Orthodox Archdiocese of America web site {{cite web |url=http://www.goarch.org/print/en/ourfaith/article8038.asp|title=The Dogmatic Tradition of the Orthodox Church}}</ref>
Kalangan Ortodoks melihat keselamatan sebagai suatu proses ''[[Theosis (teologi Kristen Timur)|theosis]]'', yang di dalamnya individu dipersatukan dengan Kristus dan kehidupan Kristus direproduksi di dalam dirinya. Dengan demikian, di satu sisi, pembenaran merupakan suatu aspek dari theosis.<ref>{{en}} Bishop Dmitri, Orthodox Christian Teaching, (Syosset, New York: Orthodox Church of America, 1983), p. 77.</ref> Namun, pembenaran juga terjadi pada mereka yang dibaptis dan menerima [[Krisma]], sehingga mereka dipandang dibersihkan dari dosa.<ref>{{en}} {{cite web |url=http://www.goarch.org/en/ourfaith/articles/article7063.asp |archiveurl=https://web.archive.org/web/20070222052844/http://www.goarch.org/en/ourfaith/articles/article7063.asp |archivedate=22 February 2007 |author=George Mastrantonis |title=The Fundamental Teachings of the Eastern Orthodox Church |publisher=[[Greek Orthodox Archdiocese of America]] |date=1996}}</ref> Maka, konsep Ortodoks mengenai pembenaran tidak dapat disamakan dengan konsep-konsep Protestan, dan mereka menganggapnya sama secara parsial dengan beberapa konsep Katolik Roma. Seorang uskup Ortodoks mengatakan:
{{quote|Pembenaran adalah suatu kata yang digunakan dalam Kitab Suci untuk mengartikan bahwa dalam Kristus kita diampuni dan sungguh dijadikan benar dalam kehidupan kita. Pembenaran bukanlah suatu pernyataan seketika yang berlangsung sekali untuk selamanya yang menjamin keselamatan kekal, tanpa peduli seberapa jahat seseorang menjalani hidup sejak saat itu. Pembenaran juga bukan sekadar suatu deklarasi hukum bahwa seorang yang tidak benar adalah benar. Sebaliknya, pembenaran adalah suatu realitas keseharian yang hidup dan dinamis bagi orang yang mengikuti Kristus. Orang Kristen secara aktif mengupayakan suatu kehidupan yang benar dalam rahmat dan kuasa Allah yang diberikan kepada semua orang yang tetap percaya kepada-Nya.<ref>{{en}} Holy Trinity Orthodox Mission, Bishop Alexander (editor), {{cite web| url=http://www.fatheralexander.org/booklets/english/catechism_ext.htm| title=The Orthodox Church}}</ref>}}
"Roh Kudus memberikan dampak pada panggilan, penerangan, perubahan, pembenaran, kelahiran kembali dalam Pembaptisan, dan pengudusan dalam Gereja..."<ref>{{en}} The Road to Unity: The agreed statements of the joint Old Catholic - Orthodox Theological Commissions IV/2 October 7, 1983.</ref>
=== Gereja Katolik ===
{{Main article|Kebenaran yang ditanamkan}}
Bagi kalangan Katolik, pembenaran adalah "suatu perubahan, dari keadaan di mana manusia dilahirkan sebagai seorang anak dari Adam pertama, menuju keadaan rahmat, dan pengangkatan sebagai anak-anak Allah, melalui Adam kedua, Yesus Kristus, Juruselamat kita",<ref>{{en}} Council of Trent, "Decree on Justification" [http://history.hanover.edu/texts/trent/ct06.html chapter 4]</ref> termasuk juga transformasi seorang berdosa dari keadaan ketidakbenaran menuju keadaan kekudusan. Transformasi ini dimungkinkan dengan mengakses [[Jasa (Gereja Katolik)|jasa Kristus]], yang tersedia dalam [[Pendamaian dalam Kekristenan|pendamaian]], melalui [[iman dalam Kekristenan|iman]] dan [[Sakramen (Katolik)|sakramen-sakramen]].<ref>{{en}} "Decree on Justification", chap. 7</ref> Gereja Katolik mengajarkan bahwa "iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati",<ref>{{en}} {{cite book|title=James 2:26|url=http://www.biblegateway.com/passage/?search=James%202:26&version=DRA}}</ref><ref>{{KGK|1815|long=yes}}</ref> dan bahwa perbuatan-perbuatan menyempurnakan iman.<ref>{{en}} {{cite book|title=James 2:22|url=http://www.biblegateway.com/passage/?search=James%202:22&version=DRA}}</ref>
Dalam teologi Katolik, semua orang terlahir dalam keadaan memiliki [[dosa asal]], yang berarti bahwa kodrat dosa Adam diwariskan oleh semua orang. Mengikuti [[St. Agustinus]], Gereja Katolik menegaskan bahwa semua orang tidak mampu menjadikan diri mereka benar; sebaliknya, mereka membutuhkan pembenaran.<ref>{{en}} Council of Trent, "Decree on Original Sin," [http://history.hanover.edu/texts/trent/ ch. 1, 7, 8].</ref>
''[[Katekismus Gereja Katolik]]'' menuliskan bahwa Sakramen Pembaptisan, yang berhubungan erat dengan iman, "memurnikan, membenarkan, dan menguduskan" orang berdosa; dalam sakramen ini, orang berdosa "dibebaskan dari [[Dosa (Kristen)|dosa]]".<ref>{{en}} {{cite web |url=http://www.vatican.va/archive/catechism/p2s2c1a1.htm |title= The sacrament of Baptism|author= |date= |work= [[Catechism of the Catholic Church]]|publisher= |accessdate=January 19, 2010}}</ref><ref>{{en}} {{cite book|title=1 Peter 3:21|url=http://www.biblegateway.com/passage/?search=1%20Peter%203:21&version=DRA}}</ref> Hal ini disebut pembenaran awal, pintu masuk ke dalam kehidupan Kristiani. Kalangan Katolik menggunakan Markus 16:16, Yohanes 3:5, dan Kisah 2:38 untuk mendukung pandangan mengenai pembenaran oleh pembaptisan ini.
Seiring dengan perkembangan seseorang dalam kehidupan Kristiani yang dijalaninya, ia tetap menerima kasih karunia atau rahmat Allah secara langsung melalui Roh Kudus maupun melalui sakramen-sakramen. Hal ini berguna untuk berjuang melawan dosa dalam kehidupannya, menyebabkan ia menjadi lebih benar baik dalam hatinya maupun dalam tindakannya. Jika seseorang jatuh dalam [[dosa berat]], ia kehilangan pembenaran dan dapat memperolehnya kembali melalui [[Sakramen Tobat (Gereja Katolik)|Sakramen Pengakuan Dosa]].<ref>{{KGK|1446|long=yes|quote=Christ instituted the sacrament of Penance for all sinful members of his Church: above all for those who, since Baptism, have fallen into grave sin, and have thus lost their baptismal grace and wounded ecclesial communion. It is to them that the sacrament of Penance offers a new possibility to convert and to recover the grace of justification. The Fathers of the Church present this sacrament as "the second plank [of salvation] after the shipwreck which is the loss of grace."}}</ref>
Perbuatan-perbuatan setiap orang akan diperhitungkan saat [[Pengadilan Terakhir|Penghakiman Terakhir]].<ref>Matius 25</ref> Pada saat itu orang-orang benar akan terbukti demikian. Hal ini disebut pembenaran permanen.
Dalam [[Konsili Trente]], yang diyakini [[infalibilitas]]nya oleh umat Katolik, Gereja Katolik menyatakan dalam sesi VII melalui kanon IV bahwa, "
Apabila ada orang berkata, bahwa [[Sakramen (Katolik)|sakramen-sakramen]] dari Hukum Baru tidak diperlukan dan tidak berguna demi keselamatan, dan bahwa tanpa sakramen-sakramen tersebut, ataupun tanpa menginginkannya, manusia memperoleh Allah, melalui iman saja, rahmat pembenaran; kendati memang tidak semua (sakramen) diperlukan setiap orang; biarlah ia menjadi anatema (di[[ekskomunikasi]])."<ref>{{en}} {{cite web|title=The Council of Trent Session 7|url=http://history.hanover.edu/texts/trent/ct07.html}}</ref>
== Lihat pula ==
|