Zenobia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
FloggerBot (bicara | kontrib)
k bot Mengubah: ja:ゼノビア
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Baris 1:
[[ImageBerkas:Herbert Schmalz-Zenobia.jpg|thumb|300px|Ratu Zenobia, melihat Palmyra untuk terakhir kalinya, Herbert Schmalz]]
 
'''Zenobia''' adalah wanita penguasa dari [[Suriah|Siria]] yang turut menciptakan pengaruh pada peradaban dunia pada zamannya yang dikuasai oleh kuasa dunia, [[Kekaisaran Romawi]].
Baris 10:
Kota Palmyra, tempat tinggal Zenobia, terletak kira-kira 210 kilometer di timur laut [[Damaskus]], di tepi utara Gurun Siria tempat pegunungan Anti-Lebanon melandai ke arah daratan. Kota oasis ini berada kira-kira di tengah-tengah antara Laut Tengah di sebelah barat dan Sungai Efrat di sebelah timur. [[Salomo|Raja Salomo]] boleh jadi mengenalnya sebagai Tadmor, suatu tempat yang sangat penting artinya bagi kesejahteraan kerajaannya dalam dua hal: sebagai pos garnisun untuk pertahanan di perbatasan utara dan sebagai mata rantai utama yang menghubungkan kota-kota karavan. Itulah sebabnya, Salomo "memperkuat '''Tadmor di padang gurun'''".—[[Kitab 2 Tawarikh|2 Tawarikh]] 8:4.
 
Tadmor tidak disebut-sebut dalam sejarah ribuan tahun setelah pemerintahan Salomo. Belakangan baru diketahui oleh para sejarawan bahwa Tadmor adalah memaksudkan Palmyra, masa kejayaannya dimulai setelah Siria menjadi provinsi yang merupakan pangkalan militer terdepan [[Kekaisaran Romawi]] pada tahun 64 SM. "Palmyra penting bagi Roma dalam dua bidang, yaitu bidang ekonomi dan militer," kata Richard Stoneman dalam bukunya ''Palmyra and Its Empire—Zenobia's Revolt Against Rome''. Karena kota yang penuh pohon palem ini merupakan jalur utama perdagangan yang menghubungkan Roma dengan Mesopotamia serta Dunia Timur, kota ini dilalui oleh barang-barang dagangan yang mahal di masa lampau—rempah-rempah dari Hindia Timur, sutra dari [[Cina]], dan barang-barang lain dari [[Persia]], Dataran Rendah Mesopotamia serta negeri-negeri di kawasan [[Laut Tengah]]. Roma bergantung pada impor barang-barang ini.
 
Dalam bidang [[militer]], provinsi Siria berfungsi sebagai daerah netral di antara kuasa-kuasa yang sedang bersaing, Roma dan Persia. [[Sungai Efrat]] memisahkan Roma dari tetangganya di sebelah timur selama 250 tahun pertama Tarikh Masehi. Palmyra berada tepat di seberang gurun, di barat kota Dura-Europos di wilayah Efrat. Karena sadar akan posisinya yang sangat penting, Kaisar-Kaisar Roma seperti Hadrian dan Valerian berkunjung ke Palmyra. Hadrian menambah kemegahan arsitektur kota itu dan memberikan sumbangan yang berlimpah. Valerian membalas jasa seorang bangsawan Palmyra yang bernama Odaenathus—suami Zenobia—dengan mengangkatnya menjadi konsul Roma pada tahun 258 M, karena ia telah behasil menyerang Persia dan meluaskan batas Kekaisaran Roma ke Mesopotamia. Zenobia memainkan peranan penting yang memungkinkan suaminya naik ke tangga kekuasaan. Sejarawan Edward Gibbon menulis, "Keberhasilan Odaenathus sebagian besar disebabkan oleh kearifan dan keteguhan istrinya [Zenobia] yang tak ada bandingnya".
Baris 22:
== Zenobia Berupaya Mendirikan Sebuah Kekaisaran ==
 
Pada tahun 267 M, pada puncaknya kariernya, Odaenathus dan putra mahkotanya dibunuh, kemungkinan oleh seorang kemenakan yang menaruh dendam. Zenobia mengambil alih posisi suaminya, karena putranya masih terlalu muda. Karena cantik, ambisius, cakap sebagai seorang administrator, terbiasa melakukan penyerangan bersama mendiang suaminya, serta menguasai beberapa bahasa, ia berhasil mendaptkan respek dan dukungan dari rakyatnya—ini prestasi yang gemilang di kalangan orang Bedouion.Zenobia suka sekali belajar dan dikelilingi oleh para cedekiawan. Salah seorang penasihantnya adalah seorang filsuf serta ahli pidato, yakni Cassius Longinus—yang dijuluki "perpustakaan hidup dan museum berjalan". Penulis Stoneman mengomentari, "Selama lima tahun setelah kematian Odaenathus . . . Zenobia telah membangun citra sebagai seorang ratu dari Timur dalam benak rakyatnya."
 
Di salah satu bagian wilayah kekuasaan Zenobia terdapat Persia, yang telah dilumpuhkannya bersam dengan mendiang suaminya, dan di sisi lainnya adalah Roma yang masih tegak berdiri. Mengenai kondisi Kekaisaran Roma pada waktu itu, sejarawan J. M. Roberts berkata, " Abad ketiga merupakan . . . masa yang sulit bagi Roma diperbatasan timur maupun barat, sedangkan di dalam negeri mereka, era baru perang sipil dan pergantian kepemimpinan yang penuh pertikaian sedang terjadi. Dua puluh kaisar (termasuk yang gadungan) memerintah silih berganti. Di pihak lain, sang ratu Siria, menjadi penguasa mutlak yang tak tergoyahkan di wilayahnya. Karena memegang kendali atas du kekaisaran [Persia dan Roma]," menurut Stoneman, "ia bisa saja menciptakan kekaisaran ketiga yang lebih unggul daripada dua kekaisaran ini".
Zenobia mendapatkan peluang untuk meluaskan kekuasaan kerajaannya pada tahun 269 M, sewaktu seorang kaisar gadungan yang mengacaukan pemerintahan Roma, muncul di Mesir. Pasukan Zenobia dengan cepat berbaris menuju Mesir, mengalahkan pemberontakan, dan mengambil alih negeri itu. Zenobia memproklamasikan dirinya sebagai ratu Mesir, dan mencetak uang logam dengan namanya. Kerajaannya sekarang terbentang dari Sungai Nil hingga Sungai Efrat. Kira-kira pada masa inilah ia menempati posisi sebagai "raja negeri Selatan" yang disebutkan dalam nubuat Alkitab di buku Daniel, karena kerajaannya pada waktu itu menguasai wilayah di selatan tanah kelahiran Daniel. (Daniel 11:25, 26) Ia juga menguasai sebagian besar Asia Kecil.
 
Zenobia memperkuat dan mendandani Palmyra, ibu kota negerinya, hingga sejajar dengan kota-kota besar di dunia Roma. Penduduknya diperkirakan lebih dari 150.000 jiwa. Bangunan-bangunan umum yang megah, kuil, taman, pilar, dan monumen memenuhi kota itu di dalam lingkungan tembok yang konon memiliki keliling 21 kilometer. Serambi-serambi yang disangga jajaran pilar bergaya Korintus setinggi lebih dari 15 meter—yang kira-kira berjumlah 1.500 buah—berjejer di sepanjang jalan utama. Patung-patung utuh dan setengah badan dari para pahlawan serta para penyumbang yang kaya bertebaran di kota itu. Pada tahun 271 M, Zenobia mendirikan patung dirinya dan mendiang suaminya. Di tepi gurun Palmyra laksana permata.
 
Kuil Matahari adalah salah satu bangunan terelok di Palmyra dan tidak diragukan lagi adalah bangunan keagamaan yang paling menonjol di kota itu. Kemungkinan besar, Zenobia juga menyembah suatu ilah yang erat kaitannya dengan sewa matahari. Akan tetapi, di Siria pada abad ketiga terdapat banyak agama. Dalam wilayah kekuasaan Zenobia terdapat orang-orang yang mengaku Kristen, Yahudi, ahli nujum, , dan para penyembah matahari serta penyembah bulan. Bagaimana sikapnya terhadap berbagai tata cara ibadat dalam kerajaannya? Penulis Stoneman berkat, "Seorang penguasa yang bijak tidak akan mengabaikan kebiasaan apa pun yang tampaknya cicik bagi rakyatnya . . . . Alah-alah, . . .diharapkan, berkumpul di pihak Palmyra".
 
== Seorang Kaisar 'Menunjukkan Keberaniannya' Terhadap Zenobia ==
Selama tahun 270 M, Aurelian menjadi kaisar di Roma. Legiunnya berhasil memukul mundur dan mendisiplin bangsa barbar dari utara. Pada tahun 271 M, Aurelian—sekarang berperan sebagai "raja negeri Utara" dalam nubuat Daniel—'menujukkan kekuatan dan keberaniannya melawan raja negeri Selatan', yang diperankan Zenobia. ([[Kitab Daniel|Daniel]] 11:25a) Aurelian mengutus sebagian pasukannya langsung ke Mesir dan memimpin bala tentara utamanya ke arah timur melewati Asia Kecil.
 
Raja negeri Selatan—pemerintahan yang dikepalai oleh Zenobia—"bersiap" untuk melawan Aurelian "dengan tentara yang amat besar dan kuat" di bawah dua jenderal, Zabdas dan Zabbai. ([[Kitab Daniel|Daniel]] 11:25b) Tetapi, Aurelian merebut Mesir dan kemudian memulai suatu ekspedisi ke Asia Kecil dan Siria. Zenobia dikalahkan di Emesa (sekarang Homs), sehingga harus mundur ke Palmyra.