Taman Sriwedari: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
→Gedung Wayang Orang (GWO) Sriwedari: kondisi GWO terakhir |
||
Baris 23:
GWO Sriwedari adalah sebuah gedung pertunjukan [[wayang orang]] yang ada di Taman Sriwedari. Tempat ini menyajikan seni pertunjukan daerah wayang orang yang menyajikan cerita wayang berdasarkan pada cerita [[Ramayana]] dan [[Mahabarata]]. Pada kesempatan tertentu juga digelar cerita-cerita wayang orang gabungan antara wayang orang sriwedari dengan wayang orang RRI Surakarta dan bahkan dengan seniman-seniman wayang orang Jakarta, Semarang, ataupun Surabaya.<ref>[http://bappeda.surakarta.go.id/gedung-wayang-orang Gedung Wayang Orang]</ref>
Ornamen yang menghiasi GWO Sriwedari cukup menarik, yaitu menyajikan lukisan raksasa yang ditempel di dinding sayap kanan dan sayap kiri atas. Ornamen lukisan pada sayap kiri (selatan) atas menceritakan tentang kisah dalam Mahabharata yang berjudul "Kresno Duto". Cerita ini mengisahkan tentang perjalanan Prabu Kresna sebagai perwakilan pihak Pandawa untuk bernegosiasi dengan Pihak Kurawa, meminta hasil perjanjian setelah para Pandawa melakukan pengasingan diri selama 12 tahun plus 1 tahun masa tidak boleh tertangkap oleh pihak Kurawa, maka Kerajaan Hastinapura akan dikembalikan oleh pihak Kurawa kepada pihak Pandawa. Namun ternyata negosiasi tidak berjalan seperti yang diharapkan dan Kurawa mengingkari perjanjian tersebut. Pengingkaran Kurawa ini mengakibatkan Prabu Kresna menjadi marah dan menjadi Raksasa yang siap menghancurkan Kurawa dalam sekali libas. Namun demikian akhirnya Prabu Kresna yang sudah menjadi raksasa tersebut amarahnya dapat dipadamkan oleh Batara Naradha dan mengingatkan bahwa kehancuran Kurawa bukan saat ini namun nanti akan ditumpas habis oleh Pandawa dalam perang besar umat manusia Baratayudha di padang kurusetra.
Ornamen lukisan pada sayap kanan (utara) atas menceritakan tentang Dewaruci. Dewaruci ini adalah Dewa sesembahan/panutan/penasehat dari Arya Bima atau Wrekudhara (Pandawa nomor 2). Arya Bima diperintahkan oleh Dewaruci untuk mencari sarang angin. Perjalanan Arya Bima mencari sarang angin ini digambarkan dalam 3 sekuel lukisan besar yang sangat mengagumkan. Mulai dari pertempuran Arya Bima dengan para Raksasa di Hutan yang terpencil, kemudian perjalanan Arya Bima mengarungi samudera nan luas dan bertarung dengan Naga yang sakti, hingga akhirnya Arya Bima bertemu dengan Dewaruci di dasar sungai gangga dan diberikan wejangan arti dari sarang angin tersebut.
GWO Sriwedari selain digunakan untuk pertunjukan wayang orang, pada hari-hari tertentu juga dapat digunakan atau disewa sebagai gedung pentas seni remaja ataupun acara wisuda dan pelepasan murid sekolah. GWO Sriwedari tetap mempertahankan bentuk aslinya, dimana pada dinding utara dan selatan tidak ditutup dengan tembok bata, namun hanya memakai kaca tembus pandang. Selain mengurangi konsumsi listrik untuk penerangan dalam gedung, filosofi tembok kaca adalah memberikan kesempatan kepada masyarakat kelas bawah yang tidak bisa masuk/membeli tiket dapat menikmati pertunjukan dari luar gedung.
Saat ini kondisi GWO Sriwedari memang terlihat kurang terawat. Hal ini disebabkan oleh beberapa sumber diantaranya konflik berkepanjangan atas kepemilikan Taman Sriwedari antara ahli waris dengan Pemerintah Kota Surakarta. Selain itu banyaknya pertunjukan pertunjukan modern dan semakin menyusutnya animo masyarakat untuk menikmati pertunjukan wayang orang, serta persaingan pasar bebas dalam hal persewaan gedung menyebabkan banyak bangunan lama kalah bersaing dengan gedung-gedung modern.
== Referensi ==
|