Dayu Putu Mirawati: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 27:
}}
 
'''Dayu Putu Mirawati''' adalah kontestan [[Puteri Indonesia 2017]] mewakili [[Provinsi Sulawesi Tenggara]]. Ia adalah seorang pegawai PTTHumas diProtokoler Pemerintahan [[Kabupaten Buton]] <ref>[http://butonpos.fajar.co.id/sepenggal-cerita-putri-sultra-dayu-putu-mirawati/1/ Sepenggal Cerita Putri Sultra, Dayu Putu Mirawati]</ref>. Latar belakang pendidikannya adalah DIII Keperawatan Akper Kabupaten Buton <ref>[http://indonesianpageants.com/national/puteri-indonesia-sulawesi-tenggara-2017-dayu-mirawati/ It’s Me: Puteri Indonesia Sulawesi Tenggara 2017, Dayu Putu Mirawati]</ref>. Mira begitu panggilan akrabnya memiliki tinggi badan 165 cm. Ia merupakan wakil keempat dari [[Kota Baubau]] yang mewakili [[Provinsi Sulawesi Tenggara]] di ajang [[Pemilihan Puteri Indonesia]]. Sebelumnya ada Shinta Barnas pada tahun 2005 <ref>[http://baubaukota.go.id/statik/prestasi.daerah/ Prestasi Daerah Baubau]</ref>, Diza Ayu Fildzah pada tahun 2009 <ref>[http://radarbuton.com Puteri Indonesia Sulawesi Tenggara 2009 rupanya dari Baubau]</ref>, dan [[Ayu Puspa Ningtyas]] pada tahun 2014.
 
== Kontes Nasional ==
Selama karantina Mira sekamar dengan kontestan asal [[Papua]], Fredrika Mitra Munua. Pada kontes, Mira selalu memperkenalkan seni dan budaya Sulawesi Tenggara seperti yang diperlihatkan pada berbagai kesempatan. Mira mengenakan pakaian tradisional modifikasi pada Malam Bakat Puteri Indonesia 2017 dengan menggunakan kostum dengan tenun khas Buton dengan corak samasili. Ia juga mengenakan aksesoris khas Buton yang pengrajinnya sampai saat ini masih dan hanya dapat ditemui di lingkungan Benteng Keraton Buton. Aksesoris tersebut disebut jao-jaonga. Masih di malam bakat, ia juga menampilkan tarian daerah Buton yaitu tari Bosu dengan menggunakan bosu (kendi) yang sejak zaman dulu dibuat oleh etnis Buton Katobengke. Sebelumnya pada acara fashion show berbasis budaya yang diselenggarakan pada 25 Maret 2017 di atrium Lotte Shopping Avenue, Mira mengenakan busana dengan menggunakan tenun khas Tolaki. Tak hanya itu, pada berbagai kesempatan photoshoot selama menjabat sebagai Puteri Indonesia Sulawesi Tenggara, Mira juga mengenakan kemben batik dari Jawa serta berbagai pakaian adat seperti pakaian adat Bali, Buton Wolio, Buton Cia-Cia, dan juga Moronene Kabaena. Pada saat wawancara dengan salah satu media partner Puteri Indonesia 2017, Mira juga memperkenalkan kuliner daerahnya. "Di daerah saya memiliki banyak kuliner tradisional, salah satunya adalah parende, parende adalah sejenis ikan kuah, tetapi rasa asamnya yang sangat khas yg diperoleh dari belimbing buluh. Bahan dan bumbunya sangat terjangkau, jika di warung makan kita hanya memerlukan biaya Rp. 30.000 saja. Selain parende ada juga songgi, makanan tradisional terbuat dari sagu, cocok dihidangkan dengan ikan kuah, harganya juga sangat terjangkau. Kapusunosu, makanan terbuat dari jagung, teksturnya seperti bubur, nampak sederhana namun kalau dicoba, makanan sederhana ini akan terasa mahal" tuturnya saat ditanya dengan uang seratus ribu kuliner apa yang direkomendasikan olehnya untuk sang pewawancara. Mira masuk dalam 10 besar peringkat voting BMM dan Facebook untuk memperebutkan posisi 11 Besar Puteri Indonesia 2017. Sayangnya Mira gagal dan posisi tersebut dimenangkan oleh perwakilan Sumatera Utara,[[Puteri Mentari Sitanggang]] <ref>[https://wiki-indonesia.club/wiki/Puteri_Indonesia_2017 Puteri Indonesia 2017]</ref>.
 
== Kehidupan Pribadi ==