Alkitab Yerusalem Baru: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: penggantian teks otomatis (-frase, +frasa)
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Nampak, +Tampak; -nampak, +tampak; -Nampaknya, +Tampaknya; -nampaknya, +tampaknya)
Baris 37:
NJB menggunakan "[[bahasa inklusif]]", seperti misalnya dalam [[Keluaran 20]]:17: "''You shall not set your heart on your neighbor's spouse''" ("Jangan mengarahkan hatimu kepada pasangan sesamamu"), bukannya "isteri sesamamu" (terjemahan [[Lembaga Alkitab Indonesia|LAI]]/[[Lembaga Biblika Indonesia|LBI]]: "Jangan mengingini isterinya [sesamamu]"). Namun pada umumnya bahasa inklusif ini digunakan secara terbatas untuk menghindari suatu "preferensi" terhadap istilah [[maskulin]], seperti yang ditulis oleh para penerjemah dalam kata pendahuluannya. NJB menggunakan lebih banyak istilah gender yang inklusif dibandingkan dengan JB, namun lebih sedikit bila dibandingkan dengan banyak terjemahan modern lainnya seperti misalnya ''[[New Revised Standard Version Catholic Edition]]'' (NRSV-CE) yang mengganti "''brothers''" ("saudara") menjadi "''brothers and sisters''" ("saudara dan saudari") di seluruh kitab Perjanjian Baru. Karena tidak menggunakan bahasa inklusif pada bagian yang seharusnya menggunakannya, NJB ditolak oleh banyak umat Katolik [[Amerika Serikat|Amerika]] konservatif yang mendukung [[RSV-CE]] atau [[Douay-Rheims]]. Di luar Amerika, NJB menjadi terjemahan Katolik yang paling luas penggunaannya di negara-negara yang berbahasa Inggris.{{cn}}
 
Sama seperti JB, NJB juga membuat keputusan yang tidak lazim dengan menyebut nama [[Allah]] dalam [[Tanakh|kitab suci Yahudi]], yakni [[Tetragrammaton]], sebagai "[[Yahweh]]" bukannya "''Lord''" ("[[Tuhan]]") atau "[[Jehovah]]" yang mana nama "Yahweh" disebutkan 6.823 kali di Perjanjian Lama NJB. Bagaimanapun "''Lord''" merupakan suatu terjemahan dari "[[Adonai]]". Selanjutnya, keputusan ini didasarkan pada penerjemahan atau pemulihan salinan tertua (yang telah diketahui) dari bagian-bagian Perjanjian Lama yang ditemukan di Qumran pada tahun 1947 ([[Naskah Laut Mati]]), dari sekitar abad kedua SM. Secara kebetulan naskah Qumran seringkali selaras dengan Septuaginta, dari kisaran periode yang sama, dibandingkan dengan [[teks Masoret]] dari periode berikutnya. Sebagai contoh, dalam [[Ulangan 32]]:8-9 tidak hanya "Tuhan" diterjemahkan sebagai Yahweh, tetapi frasa "''sons of Israel''" ("putra Israel") juga dikoreksi menjadi "''sons/children of God''" ("putra/anak Allah") atas dasar naskah Septuaginta dan Qumran. Perubahan di NJB ini nampaknyatampaknya lebih masuk akal pada bagian tersebut dibandingkan terjemahan umum yang mempertahankan "''sons of Israel''" dari teks Masoret. Sepertinya versi-versi lainnya mempertahankan pembacaan dari Masoret yang lebih umum karena pembacaan yang berdasar pada Qumran mengarah pada [[politeisme|politeistik]], dalam hal ini tersirat bahwa "Yahweh" adalah salah satu putra dari jajaran para dewa yang dipimpin oleh "Elyon" atau "Alyan", Allah Maha Tinggi.
 
NJB juga mentransliterasikan istilah Ibrani "[[Sabaoth]]" bukannya menggunakan penyebutan seperti biasa, sehingga menjadi "Yahweh Sabaoth" bukannya "''Lord of hosts''" ([[LAI]] menerjemahkannya menjadi "Tuhan semesta alam"). Hal ini dipandang demi keakuratan, karena terjemahan atas "Sabaoth" tidaklah jelas.<ref name="NJBR f">{{en}} {{cite book|editor=Wansbrough, Henry|title=New Jerusalem Bible|edition=Regular|at=footnote to Samuel 1:3|publisher=''op cit''}}</ref>