Desa Wisata Sawarna: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mamansuherman (bicara | kontrib)
Mamansuherman (bicara | kontrib)
Baris 4:
 
== Sejarah ==
Di desa [[Sawarna, Bayah, Lebak|Sawarna]] terdapat sebuah makam dengan tinggi satu meter dan berbentuk persegi yang diselimuti lumut, bahkan tulisan di nisannya pun hampir tak bersisa, di sanalah Jean Louis van Gogh, sepupu dari [[Vincent Van Gogh]] bersemayam (Makamnya baru ditemukan sekitar tahun 2000-an). Sekitar tahun [[1907]] Jean Louis membuka sebuah perkebunan kelapa seluas 54 hektare, tepatnya terletak di pinggir [[Pantai Ciantir]] dan [[Pantai Tanjung Layar|Tanjung Layar]] dengan banyak mempekerjakan pribumi yang berasal dari luar [[Banten]], tapi masih di [[Pulau Jawa]], karena kondisi desa yang masih hutan belantara. Seiring perkembangan zaman dan pertumbuhan penduduk, terbentuklah komunitas penduduk yang diberi nama Sawarna. Namun karena perbedaan logat, dialek dan bahasa sehari-hari mengakibatkan ada yang mengartikan bahwa Sawarna berasal dari [[Bahasa Sunda]] yakni "Sorana" yang bermakna suaranya.<ref>{{Cite news|url=http://merahputih.com/post/read/menelusuri-jejak-van-gogh-di-sawarna|title=Menelusuri Jejak Van Gogh di Sawarna|newspaper=MerahPutih|access-date=2017-04-01}}</ref>
 
Namun terdapat versi lain dari asal usul nama '''Sawarna''', bahwa Sawarna berasal dari nama Swarna (Hidup tahun 1900-an), ia merupakan tetua dan orang pertama yang menjadi kepala di desa Sawarna. Secara harfiah Swarna berarti Sawarna (berasal dari [[Bahasa Sunda]]) yang berarti '''''satu warna''''', alasan desa berpantai indah itu dinamakan Sawarna untuk menandakan bahwa penduduk di lokasi itu adalah satu warna yakni [[Suku Banten|masyarakat Sunda Banten]].<ref>{{Cite news|url=https://www.merdeka.com/peristiwa/sejarah-asal-muasal-nama-pantai-sawarna-menyapa-indonesia.html|title=Sejarah asal muasal nama Pantai Sawarna {{!}} merdeka.com|newspaper=merdeka.com|language=en|access-date=2017-04-01}}</ref>
Baris 12:
Kini desa Sawarna bermetamorfosis dari sekadar perkebunan kelapa menjadi desa wisata. Dengan mudah ditemukan banyaknya "homestay" atau rumah penduduk yang disewakan pada pendatang yang berwisata. Perkampungan warga tersebut terletak antara perkebunan kelapa dan persawahan. Kondisi tersebut membuat wisatawan mau berlama-lama di desa wisata tersebut. Penduduk Sawarna merupakan penduduk multietnis, seperti [[Suku Banten]], [[Sunda]], bahkan [[Jawa]]. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar pekerja perkebunan kelapa di di desa Sawarna dulunya didatangkan dari [[Jawa Tengah]] dan [[Jawa Timur]] yang beretnis [[Jawa]]. Sebagian besar penduduk mempunyai profesi sebagai petani, perajin, buruh tani, buruh, dan pedagang. Akan tetapi sejak Sawarna mulai dikenal wisatawan, banyak penduduk yang juga mempunyai profesi sampingan sebagai pemandu wisata.
 
Desa Sawarna juga menorehkan sejarah kelam, karena ratusan ribu nyawa [[romusha]] sia-sia akibat pembuatan jalur [[Jalur kereta api Saketi-Bayah|Jalur Kereta Api Saketi-Bayah]], yang sekarang tak lagi difungsikan.<ref>{{Cite web|url=http://www.antaranews.com/berita/505462/200-tahun-cita-cita-van-gogh-untuk-sawarna|title=200 tahun cita-cita Van Gogh untuk Sawarna - ANTARA News|website=www.antaranews.com|language=id|access-date=2017-04-01}}</ref><gallery>
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Huizen van Europeanen op plantage Sawarna TMnr 10027491.jpg|Perumahan [[Bangsa Belanda|orang Belanda]] di perkebunan kelapa Sawarna di tahun 1929
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Kustgezicht met kokospalmen bij Sawarna TMnr 10027506.jpg|Perkebunan Kelapa di sisi pantai pada tahun 1929.
Baris 119:
* {{Id}} [http://www.bantenwisata.com Website resmi] Banten Wisata
* {{Id}} [http://www.pesonasawarna.com Website resmi] Pesona Sawarna
* {{Id}} [http://pesona.indonesia.travel Website resmi] Pesona Indonesia
 
[[Kategori:Tempat wisata di Banten]]