Muhammad bin Tughj al-Ikhsyid: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
What a joke (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 83:
 
Selain itu, pada bulan Oktober, kedua belah pihak mengadakan sebuah perjanjian dalam hal batas-batas proporsal Ikhshidid awal: al-Ikhshid mengetahui kontrol Hamdaniyah atas utara Suriah dan bahkan keputusan untuk mengirim upeti tahunan dalam pertukaran untuk pengakuan seluruh klaim Sayf al-Dawla atas Damaskus. Penguasa Hamdaniyah juga menikahi salah satu putri atau kemenakan al-Ikhshid.{{sfn|Bacharach|1975|p=608}} Bagi al-Ikhshid, wilayah Aleppo kurang penting ketimbang selatan Suriah dengan Damaskus, yang merupakan gerbang timur Mesir. Karena kawasan tersebut masih berada di bawah kekausaannya, ia lebih mengkehendaki keberadaan negara Hamdaniyah di utara. Penguasa Mesir tersebut menyadari bahwa ia akan sulit mendapatkan dan menguasai utara Suriah dan Silisia, yang secara tradisional lebih terpengaruh oleh Mesopotamia Hulu dan Irak. Dengan meniadakan klaim-klaimnya atas provinsi-provinsi jauh tersebut, tak hanya akan membut Mesir menghabis-habiskan tenaga tentara besar disana, namun emirat Hamdaniyah juga akan memenuhi peran [[negara penyangga]] melawan serangan-serangan dari Irak maupun Kekaisaran Bizantium.{{sfn|Bianquis|1998|pp=113–115}} Meskipun demikian, sepanjang masa pemerintahan al-Ikhshid, dan para penerusnya, hubungan dengan Bizantium sangat bersahabat, karena kurangnya perbatasan umum dan pertikaian umum terhadap Fatimiyah membuat dua negara tersebut tak bertikai.{{sfn|Canard|1936|pp=190–193, 205–209}} Disamping Sayf al-Dawla berupaya maju lagi ke selatan Suriah tak lama setelah al-Ikhshid wafat, perbatasan disetujui pada 945, dan bahkan memperjelas kedudukan kedua dinasti tersebut, membentuk pembagian batas antara utara Suriah yang dipengaruhi Mesopotamia dan bagian selatan negara tersebut yang dikuasai Mesir sampai [[Kesultanan Mamluk (Kairo)|Mamluk]] merebut seluruh kawasan tersebut pada 1260.{{sfn|Kennedy|2004|p=273}}{{sfn|Bianquis|1998|pp=113–114}}
 
==Kematian dan warisan==
Pada pertengahan musim semi 946, al-Ikhshid mengirim para emisaris ke Bizantium untuk pertukaran tahanan lainnya (yang kemudian mengambik tempat di bawah bimbingan Sayf al-Dawla pada Oktober). Kaisar [[Konstantinus VII]] (r. 913–959) mengirim sebuah kedutaan besar di bawah [[John Mystikos]] sebagai tanggapannya, yang datang ke Damaskus pada 11 Juli.{{sfn|PmbZ|loc=Muḥammad b. Ṭuġǧ al-Iḫšīd (#25443)}} Pada 24 Juli 946, al-Ikhshid wafat di Damaskus.{{sfn|Bacharach|1975|p=609}} Kenaikan putranya Unujur berlangsung damai dan tak dipersengketakan, karena pengaruh ketua komandannya yang bertalenta dan berkuasa, Kafur. Salah satu dari beberapa budak kulit hitam Afrika direkrut oleh al-Ikhshid, Kafur masih menjadi menteri tertinggi dan penguasa virtual Mesir sepanjang 22 tahun berikutnya, memegang kekuasaan dalam haknya sendiri pada 966 sampai ia wafat dua tahun kemudian. Setelah kematiannya, pada tahun 969, Fatimiyah menginvasi dan menaklukkan Mesir, memulai era baru dalam sejarah negara tersebut.{{sfn|Kennedy|2004|pp=312–313}}{{sfn|Bianquis|1998|pp=115–118}}
 
== Referensi ==