Kabupaten Sukabumi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor-alih mengosongkan halaman [ * ] |
k ←Suntingan 125.163.244.211 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh 36.78.40.206 |
||
Baris 1:
{{RedireksiIndoKabKota|Sukabumi|Kota|4=1}}
{{dati2|nama=Kabupaten Sukabumi <br />{{sund|ᮊᮘ᮪. ᮞᮥᮊᮘᮥᮙᮤ}}
|propinsi=[[Jawa Barat]]
|ibukota=[[Pelabuhanratu, Sukabumi|Pelabuhanratu]]
|luas=4.128 km²
|penduduk=2339348
|penduduktahun= (2010)
|kepadatan=566,70
|kecamatan=47
|kelurahan=367
|kodearea=0266
| dau = Rp. 1.331.012.058.000.-
| dauref = (2013)<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.depkeu.go.id/regulation/27/tahun/2013/bulan/02/tanggal/04/id/873/|title=Perpres No. 10 Tahun 2013|date=2013-02-04|accessdate=2013-02-15}}</ref>
|lambang= [[Berkas:Lambang Kabupaten Sukabumi.png|120px]]
|peta= [[Berkas:Locator_kabupaten_sukabumi.png]]
|koordinat= 106º49 - 107º BT 60º57 - 70º25 LS
|dasar hukum=''Besluit'' no. 21 Pemerintahan [[Hindia Belanda]]
|bahasa= [[bahasa Sunda|Sunda]], [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]
|tanggal=21 April 1921 <small>(pembentukan)</small><br>1 Oktober 1945 <small>(hari jadi)</small>
|motto=Gemah Ripah Loh Jinawi
|kepala daerah=[[Bupati]]
|nama kepala daerah=[[Marwan Hamami|Drs. H. Marwan Hamami, M.M.]]
|wakil kepala daerah=Wakil Bupati
|nama wakil kepala daerah=[[Adjo Sardjono|Drs. H. Adjo Sardjono, M.M.]]
|web=http://sukabumikab.go.id/
}}
'''Kabupaten Sukabumi''' ([[Aksara Sunda Baku|aksara Sunda: {{
== Sejarah ==
=== Era Kerajaan Hindu
Ditemukannya [[Prasasti Sanghyang Tapak]] di daerah [[Cibadak, Sukabumi|Cibadak]] menjelaskan bahwa kawasan sekitar Kabupaten Sukabumi saat ini setidaknya sudah dihuni oleh manusia sejak abad ke-9 M, dimana isi prasasti tersebut menyebutkan larangan dari penguasa [[Kerajaan Sunda]] kepada penduduk setempat untuk menangkap ikan.<ref>{{cite book|author= [[Marwati Djoened Poesponegoro]], [[Nugroho Notosusanto]]|title= Sejarah nasional Indonesia: Jaman kuno|chapter=Kerajaan Sunda|publisher=PT Balai Pustaka|year=1992|id= ISBN 979-407-408-X ISBN 978-979-407-408-4|page=376}}</ref> Terdapat juga peninggalan sejarah lainnya yaitu [[Prasasti Pasir Datar]] yang ditemukan di [[Cicantayan, Sukabumi|Cicantayan]] namun tulisan prasasti tersebut belum diterjemahkan sehingga isinya belum diketahui.
=== Pembentukan ===
Pada awalnya daerah Kabupaten Sukabumi saat ini ada dibawah [[Kabupaten Cianjur]] pada masa Pemerintahan kolonial Hindia Belanda, yang merupakan bagian dari [[Karesidenan Priangan]] (''Residentie Preanger Regentschappen''). Pada tahun 1776 Bupati Cianjur keenam [[Raden Adipati Wira Tanu Datar VI|Raden Noh Wiratanudatar VI]] membentuk sebuah kepatihan bernama '''Kepatihan Tjikole''' yang terdiri dari beberapa distrik yaitu distrik Goenoengparang, distrik Tjimahi, distrik Tjiheoelang, distrik Tjitjoeroeg, distrik Djampangtengah, dan distrik Djampangkoelon dengan pusat pemerintahan di [[Cikole, Sukabumi|Tjikole]] (sekarang bagian dari [[Kota Sukabumi]]).
Di tanggal 13 Januari 1815, Kepatihan Tjikole berganti nama menjadi Kepatihan Soekaboemi. Nama Soekabumi diusulkan oleh Dr. Andries de Wilde, seorang ahli bedah pemilik perkebunan teh yang mempunyai usaha perkebunan kopi dan teh di daerah Soekaboemi. Asal nama "Sokaboemi" berasal dari [[Bahasa Sansekerta]] ''soeka'', "kesenangan, kebahagiaan, kesukaan" dan ''bhoemi'', "bumi, tanah". Jadi "Soekabumi" memiliki arti "tanah yang disukai".
=== Dari Kepatihan menjadi Kabupaten ===
Kabupaten Sukabumi sendiri mulai berdiri sejak ditetapkan berdasarkan ''Besluit'' Gubernur Jenderal [[Dirk Fock]] tertanggal 25 April 1921 no. 71 di mana dijelaskan status
Bupati kedua Kabupaten Soekabumi adalah R. A. A. Soeriadanoeningrat yang memerintah sampai masa pendudukan Jepang. Terjadi perombakan pembagian administratif di wilayah Jawa Barat pada masa pemerintahannya. Dibentuk 5 Karesidenan baru di Jawa Barat, yaitu ''Residentie Bantam Regentschappen'' (Karesidenan Banten), ''Residentie Batavia Regentschappen'' (Karesidenan Batavia), ''Residentie Boeitenzorg Regentschappen'' (Karesidenan Boeitenzorg/Bogor), ''Residentie Tjirebon Regentschappen'' (Karesidenan Tjirebon) dan ''Residentie Preanger Regentschappen'' (Karesidenan
=== Masa penjajahan Jepang ===
Baris 102 ⟶ 51:
Setelah berada dibawah kendali Pemerintahan Republik Indonesia, pada akhir 1945 Mr. Haroen diangkat sebagai Bupati Sukabumi pertama paska-kemerdekaan, sedangkan Mr. R. Syamsoedin diangkat menjadi Wali Kota Kota Sukabumi. Istilah-istilah administratif pemerintahan Jepang sendiri diganti dengan Istilah Indonesia, seperti ''Ken'' yang diubah menjadi ''Kabupaten''. Tanggal 1 Oktober pun ditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten Sukabumi.
== Geografi ==
Baris 113 ⟶ 60:
|timur=[[Kabupaten Cianjur]]
}}
Dengan luas wilayah 4.128 km², Kabupaten Sukabumi merupakan Kabupaten terluas kedua di Jawa setelah [[Kabupaten Banyuwangi]]. Batas wilayah [[Kabupaten]] Sukabumi 40 % berbatasan dengan lautan dan 60% merupakan daratan. Wilayah Kabupaten Sukabumi memiliki areal yang relatif luas yaitu ± 419.970 ha. Pada Tahun 1993 Tata Guna Tanah di wilayah ini, adalah sebagai berikut : Pekarangan/perkampungan 18.814 Ha (4,48 %), sawah 62.083 Ha (14,78 %), Tegalan 103.443 Ha (24,63 %), perkebunan 95.378 Ha (22, 71%) , Danau/Kolam 1. 486 Ha (0, 35 %) , Hutan 135. 004 Ha (32,15 %), dan penggunaan lainnya 3.762 Ha (0,90 %). Beberapa puncak gunung terdapat di bagian utara, diantaranya: [[Gunung Halimun]] (1.929 m dpl), [[Gunung Salak]] (2.211 m dpl), dan yang tertinggi adalah [[Gunung Gede]] (2.958 m dpl) dan [[Gunung Pangrango
== Pembagian administratif ==
Baris 132 ⟶ 79:
## Kecamatan [[Caringin, Sukabumi|Caringin]]
## Kecamatan [[Cisaat, Sukabumi|Cisaat]]
## Kecamatan [[ Cicantayan, Sukabumi
## Kecamatan [[Cidahu, Sukabumi|Cidahu]]
## Kecamatan [[Kabandungan, Sukabumi|Kabandungan]]
Baris 169 ⟶ 116:
== Arti Lambang Kabupaten Sukabumi ==
Menggambarkan perlindungan Pemerintah Daerah terhadap penduduk dan semua kekayaan alam di wilayah Kabupaten Sukabumi.
Berarti kekal dan abadi
Berarti keadaan yang gilang gemilang
Menggambarkan sumber daya alam yang sangat potensial, dan warna HIJAU pada kotak punggung penyu melambangkan kehidupan yang tentram, subur, dan makmur.
Pusaka Kerajaan Pajajaran yang dahulu kala berkuasa di bumi Jawa Barat, termasuk Kabupaten Sukabumi
Adalah
== Pusat Perbelanjaan ==
|