Arsyad Thawil al-Bantani: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 8:
|nasab = bin As’ad bin Mustafa
|nisbah = al-Bantani al-Jawi
|parents =
|relatives =
|spouse = Tarhimah Magdalena Runtu
Baris 33:
|notable_works =
|alma_mater =
|disciple_of = [[Ahmad bin Zaini Dahlan|Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan]]<br>[[Nawawi al-Bantani|Syekh Nawawi al-Bantani]]<br>[[Arsyad Thawil#Guru-guru Syekh Arsyad Thawil|
|awards =
|influences = [[Arsyad Thawil#Guru-guru Syekh Arsyad Thawil|Guru-gurunya]]
Baris 42:
'''Syekh Mas Mohammad Arsyad Thawil al-Bantani al-Jawi''' atau '''Syekh Arsyad Thawil'''<ref>{{Cite news|url=http://bantendaily.com/2014/12/hargai-perjuangan-ulama-banten-buku-riwayat-hidup-kh-arsyad-thawil-diseminarkan/|title=Hargai Perjuangan Ulama Banten, Buku Riwayat Hidup KH Arsyad Thawil Diseminarkan - BANTEN DAILY|date=2014-12-25|newspaper=BANTEN DAILY|language=en-US|access-date=2017-05-02}}</ref> (lahir di [[Lempuyang, Tanara, Serang|Desa Lempuyang]], [[Tanara, Serang|Tanara]], [[Serang]], [[Banten]], [[Januari]] [[1851]] – meninggal di [[Manado]], [[Sulawesi Utara]], [[19 Maret]] [[1934]] pada umur 82–83) adalah ulama sekaligus pejuang dalam pertempuran [[Geger Cilegon 1888]] di [[Banten]]. Syekh Arsyad adalah murid dari [[Nawawi al-Bantani|Syekh Nawawi al-Bantani]], seorang ulama dari [[Banten]] yang menjadi Imam [[Masjidil Haram]], [[Mekkah]].<ref>{{Cite web|url=http://www.republika.co.id/berita/koran/islam-digest-koran/14/08/31/nb65t0-tokoh-lokal-yang-mendunia|title=Tokoh Lokal yang Mendunia|last=Fuji Pratiwi|website=www.republika.co.id|access-date=2017-05-02}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://www.helldy.com/2013/11/helldy-kh-arsyad-thawil-diidolakan-bung.html|title=Helldy: KH Arsyad Thawil Diidolakan Bung Karno, Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional|last=Sirait|first=Horas K|website=www.helldy.com|access-date=2017-05-02}}</ref>
== Pendidikan ==
Syekh Arsyad memperoleh pendidikan dasar khatam al-Quran dari ayahnya sendiri, Syekh As’ad. Selain itu, ia juga mempelajari kitab-kitab lain seperti ''Nahwu-Sharaf'', Fikah, dan Tauhid dari ayahnya. Setelah
Syekh Arsyad mendalami ilmu hadits kepada Habib Muhammad bin Husein al-Habsyi al-Makki di bawah bimbingan putranya, Mufti al-Muhaddits al-Habib Husein bin Muhammad al-Habsyi al-Makki. Selain itu, Arsyad Thawil juga memperoleh pembelajaran ilmu hadits dari ulama [[Madinah]], Syekh Abdul Ghani bin Abi Sa’id al-Mujaddidi di bawah bimbingan beberapa muridnya, yaitu Sayyid Ali bin Zhahir al-Watri, Syekh Shalih bin Muhammad az-Zhahiri, dan Syekh Abdul Jalil Barradah. Dari semua ulama-ulama tersebut lah kemudian Syekh Arsyad menerima ijazah dalam ilmu hadits. Sedangkan untuk ilmu fikah, Syekh Arsyad juga memperdalamnya kepada Syekh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah al-Makki.<ref name=":0">{{Cite news|url=http://www.majelisalbantani.org/syeikh-arsyad-thawil-al-bantani-syeikh-muhammad-arsyad-bin-asad-bin-mustafa-bin-asad-al-bantani-al-jawi/|title=Syeikh Arsyad Thawil al-Bantani.(Syeikh Muhammad Arsyad bin As'ad bin Mustafa bin As'ad al-Bantani al-Jawi) {{!}} Majelis Albantani|date=2015-06-09|newspaper=Majelis Albantani|language=id-ID|access-date=2017-05-02}}</ref>
== Guru-guru Syekh Arsyad Thawil ==
Syekh Arsyad Thawil tercatat
* Syekh As'ad bin Syekh Mustafa (Ayahnya) - dalam bidang al-Quran, ''Nahwu-Sharaf'', Fikah, dan Tauhid
* Syekh Abdul Ghani
Baris 52:
* [[Nawawi al-Bantani|Syekh Nawawi al-Bantani]]
* Habib Muhammad bin Husein al-Habsyi al-Makki (di bawah bimbingan putranya, Mufti al-Muhaddits al-Habib Husein bin Muhammad al-Habsyi al-Makki) - dalam bidang Hadits
* Syekh Abdul Ghani bin Abi Sa’id al-Mujaddidi (
* Syekh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah al-Makki - dalam bidang Fikah
* Syekh Ibrahim al-Saqa asy-Syabrabakhumi
Baris 59:
* al-‘Allamah Abdullah bin Darwisy asy-Syakri
* Sayyid Muhammad ibnu Muhammad Murtadha az-Zabidi al-Hanafi
*
== Hubungan dekat Syekh Arsyad dengan Syekh Nawawi ==
Suatu hari, [[Nawawi al-Bantani|Syekh Nawawi al-Bantani]] mengirimkan karyanya berupa naskah buku (kitab) kepada ulama [[Mesir]], namun karya tersebut ditolak dan dikembalikan dalam bentuk kode. Setelah kode tersebut diterima, Syekh Nawawi kemudian menjawabnya kembali dalam bentuk kode yang sama. Menerima kiriman kode dari Syekh Nawawi ulama Mesir pun sangat terkejut, sebab hanya ulama ulama tertentu berpengetahuan tinggi yang dapat memahami kode tersebut. Untuk mengobati rasa penasaran, para ulama Mesir sepakat mengundang Syekh Nawawi untuk ditanyai. Syekh Nawawi pun memenuhi undangan ulama Mesir dan mengajak serta muridnya, Syekh Arsyad Thawil untuk bersandiwara dan bertukar tempat (Syekh Nawawi menjadi Syekh Arsyad, begitupun sebaliknya).<ref name=":1" />
Kedatangan ulama [[Banten]] tersebut disambut baik oleh ulama [[Mesir]] meskipun tanpa upacara. Di hadapan ulama Mesir, Syekh Arsyad yang bersandiwara menjadi Syekh Nawawi pun duduk di atas kursi, sedangkan Syekh Nawawi duduk di bawah sebagai pengawal. Banyak pertanyaan diajukan oleh ulama Mesir yang tidak mudah untuk dijawab oleh sembarang ulama. Sebagai Syekh Nawawi, Syekh Arsyad pun mempersilakan ''pengawalnya'' untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Semua masalah dan pertanyaan dijawab dengan memuaskan oleh pengawal yang tak lain adalah Syekh Nawawi sendiri. Para ulama pun kagum mendengar jawaban memuaskan tersebut, dalam benaknya mungkin terbesit pemikiran: pengawalnya saja sudah sedemikian hebatnya, apalagi yang dikawal.<ref>{{Cite web|url=https://suarabanten.com/syeikh-arsyad-thawil-salah-satu-pejuang-geger-cilegon/|title=Syeikh Arsyad Thawil, Salah Satu Pejuang Geger Cilegon {{!}} Suara Banten Online|website=suarabanten.com|language=en-US|access-date=2017-05-02}}</ref>
Baris 69:
=== Geger Cilegon 1888 ===
{{main|Geger Cilegon 1888}}
=== Mengajar ===
Di negeri pembuangannya, Syekh Arsyad aktif mengajar masyarakat di [[Manado]]. Ia mengajar dalam bidang ilmu-ilmu keislaman, di antaranya adalah fikah, ''nahwu-sharaf'', tasawuf, hadits dan lain-lain. Kiprah Syekh Arsyad Thawil di Manado memang tidak hanya berlaku sebagai tahanan saja, dengan keluhuran ilmu pengetahuan agama
Banyak alim-ulama
== Wafat ==
Syekh Arsyad Thawil al-Bantani wafat di [[Manado]], [[Sulawesi Utara]], pada malam Senin, 14 Zulhijah 1353 [[Hijriyah]] / [[19 Maret]] [[1935]] [[Masehi]] pada usia 83 tahun. Yang menjadi imam salat jenazahnya yaitu al-Habib Hasan bin Abdur Rahman Maula Khailah al-‘Alawi.
|