Paulus Hendrikus Janssen: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
18YF (bicara | kontrib)
18YF (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 40:
Atmosfir iman, etos kerja serta budi pekerti yang ditanamkan dalam keluarga membuat Paul dan semua saudara saudarinya menjadi pribadi-pribadi yang giat dalam bekerja dan berdoa sehingga mampu mewujudnyatakan penghayatan iman mereka dalam perbuatan-perbuatan hidup mereka<ref name=":2" />.
 
== Penugasan Misi di China dan realitas Kemiskinan ==
 
Setelah ditahbiskan menjadi Imam dalam CM di [[Panningen]],[[Belanda]] pada tanggal 13 Juli 1947, Paul Janssen ditugaskan di [[China]]. Sesudah tiba di [[Shanghai]], beliau diminta bekerja di sebuah paroki di [[Nanchang]]. Beliau pun bekerja di Seminari Tinggi di [[Jiaxing]] untuk pembinaan para calon imam dengan mengajar teologi dogmatik.
Baris 63:
* Ketua Program Pascasarjana, Institut Pastoral Indonesia di [[Malang]], tahun [[2004]]
 
== Penugasan Misi di Indonesia ==
 
Setelah berhasil menempuh studi dengan gemilang, beliau ditugaskan di Indonesia. Beliau tiba pertama kali di Indonesia melalui Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya tanggal 11 Mei 1951 dan oleh pemimpin Gereja Katolik Lokal di Keuskupan Surabaya, beliau ditugaskan di Kediri, Jawa Timur. Pada saat itu, Indonesia baru saja merdeka dari penjajahan dengan problematika sosial yang kompleks. Perjumpaan dengan realitas kemiskinan dari para penduduk di desa-desa di Kediri dan sekitarnya, mengaduk lagi jeritan hati dalam memorinya tentang realitas di China. Di Kediri, Jawa Timurr, perjuangan kemanusiaan dan pendidikan pun dimulai sejak saat iu terhadap mereka yang miskin, sakit, dan mengalami keterhambatan fisik dan mental serta masyarakat dengan ketertinggalan pendidikan saat itu hingga beliau pindah ke Madiun pada tahun 1959. Setelah 9 tahun berkarya di Madiun, Jawa Timur, beliau pindah ke Malang, Jawa Timur, hingga menghembuskan nafasnya yang terakhir sebagai warga negara Indonesia, yang sungguh mencintai rakyat Indonesia.
Baris 89:
* Mendirikan Kelompok Persaudaraan Kasih (PERKASIH)
 
 
== Rehabilitasi Penyandang Disabilitas dan Kontribusi terhadap Pengembangan Sosial di Indonesia ==
Karya rehabilitasi dimulai oleh Romo Janssen dengan mendidik para pekerja sosial di Malang, Jawa Timur dengan didirikannya Insitut Pengembangan Masyarakat. Pada tahun 1981, setelah didirikannya Sekolah Menengah Perawat Sosial dan PPRBM beberapa tahun sesudahnya, para pekerja Sosial pun tersebar di 15 Propinsi di Indonesia.
Sejak karyanya di Kediri hingga di Malang dengan Yayasan Bhakti Luhur, sektor pendidikan dan sektor pengembangan Masyarakat dibawah bimbingan Romo Janssen, hingga saat ini tercatat kurang lebih 9800 penyandang disabilitas di Indonesia yang berhasil ditolong. Sebagian besar telah direhabilitasi sejak tahun 1952 sampai 2000, dan sebagian kecil masih dalam penanganan di Yayasan Bhakti Luhur. Jumlah penyandang disabilitas yang ditemukan dan ditolong pun meningkat setiap tahun di sentra pelayanan Bhakti Luhur yang tersebar di 15 Propinsi.
Pencapaian jumlah penyandang disabilitas yang besar ini didorong oleh semangat beliau sendiri yang setiap hari tak pernah berhenti membimbing para Pekerja Sosial, relawan, Guru dan para Kader. Para suster dari ALMA menyebutkan bahwa beliau masih mengajar dan membimbing dalam kondisi sakit.
Pencapaian jumlah penyandang disabilitas yang besar ini juga tercapai berkat didikan beliau dalam mengembangkan para pekerja sosial, Suster dan relawan dari seluruh Indonesia di Malang yang kemudian kembali ke daerahnya masing-masing untuk mengembangkan pelayanan rehabilitasi bagi penyandang disabilitas. Hingga saat ini tercatat kurang 2500 pekerja sosial aktif serta lebih dari 1000 relawan di seluruh Indonesia yang bekerja di bawah payung koordinasi Yayasan Bhakti Luhur.
 
''Pengembangan Masyarakat dilakukan dengan kunjungan rumah ''(Outreach)'' dan penanganan di Wisma di semua sentra yang tersedia di 15 propinsi tersebut. Beliau juga membimbing didirikannya posko-posko pelayan di daerah terpencil jika situasi geografis tidak memungkinkan untuk penyandang disabilitas dikunjungi di lingkungannya. Teknik dan metode pelayanan dilakukan berdasarkan hasil studi beliau sendiri tentang "ultimate causes of society" di Manila dan pengalaman-pengalaman pengembangan masyarakat dan rehabilitasi berbasis terapeutik sejak di Indonesia. Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat pun dilakukan melalui aksi-aksi komunitas yang dibentuk terhadap masyarakat jika masyarakat setempat siap mendukung tanggung jawab terhadap penanganan penyandang cacat sendiri.''(Yohanes Fenan).
== Penghargaan ==