Gunung Putri, Gunung Putri, Bogor: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 29:
 
=== [[Suhu]] udara dan [[kelembaban]] ===
Secara [[geografi|geografis]]s, [[suhu]] udara rata-rata wilayah [[desa]] ini adalah 15<sup>o</sup> - 21<sup>o</sup> [[celsius|C]] (288 - 294 [[kelvin|K]]), dengan [[kelembaban]] rata-rata wilayah [[desa]] ini adalah 93 %.
 
=== [[Kecepatan angin]] ===
Secara [[geografi|geografis]]s, [[kecepatan angin]] rata-rata pada wilayah [[desa]] '''Gunung Putri''' adalah 9 [[kilometer|km]]/[[jam]].
 
=== Iklim ===
Baris 51:
|barat=Desa [[Karanggan, Gunung Putri|Karanggan]] dengan garis batas terpanjangnya yakni [[Jalan Tol Jagorawi]].
|timur=Desa [[Bantar Jati, Klapanunggal, Bogor|Bantarjati]] Kecamatan [[Klapanunggal, Bogor|Klapanunggal]] dengan garis terpanjangnya yakni [[sungai]] [[Sungai Cileungsi|Kali Cileungsi]]. Sebenarnya [[sungai]] [[Sungai Cileungsi|Kali Cileungsi]] menjadi batas alam antara Kecamatan [[Gunung Putri, Bogor|Gunung Putri]] dan Kecamatan [[Klapanunggal, Bogor|Klapanunggal]]
}}
 
== Demografi ==
Baris 66:
 
== Transportasi ==
Desa ini dilalui oleh [[Jalur kereta api Citayam-Nambo]], yang kemudian bercabang ke [[Jatimekar, Jati Asih, Bekasi|Jabung]] dan [[Jonggol, Bogor|Jonggol]], serta memiliki 1 [[stasiun kereta api]] yakni [[Stasiun Gunung Putri]], yang dahulu memiliki 6 [[jalur]] [[kereta api]], kemudian berkurang menjadi 2
 
{{kelurahan-stub}}
Baris 94:
{{utama|Stasiun Gunung Putri}}
 
[[Stasiun Gunung Putri]] yang dahulu merupakan [[stasiun kereta api]] kelas I dan memiliki 8-10 [[jalur]] [[kereta api]] dengan [[jalur]] 1 sebagai sepur lurus, kemudian pada tahun [[1974]] berkurang menjadi 3 (tiga) [[jalur]] [[kereta api]], kemudian pada tahun [[1984]] berkurang menjadi 1 [[jalur]] [[kereta api]].
 
Awalnya bangunan [[Stasiun Gunung Putri]] ini adalah bangunan bercorak [[arsitektur]] [[Hindia-Belanda]], namun sayangnya bangunan [[stasiun kereta api]] ini hancur akibat diterjang [[banjir]] besar melanda [[desa]] ini pada tahun [[1969]] akibat [[Sungai Cikeas]] meluap.
 
Kemudian pada era [[Perusahaan Jawatan Kereta Api|PJKA]], tepatnya tahun [[1971]], [[Kereta Api (perusahaan)|PJKA]] membangun kembali [[stasiun kereta api]] dengan [[arsitektur]] yang berbeda, yang terletak kurang lebih 300 [[meter|m]] sebelah [[timur]] bangunan lama [[stasiun kereta api]] ini.
 
Bangunan [[Stasiun kereta api]] ini yang kembali dibangun di atas tanah seluas 6 [[hektar|ha]] serta dimulai pada tahun [[1971]] dan selesai pada tahun [[1974]] serta diresmikan pada tanggal [[9 November]] [[1974]] oleh:
Baris 109:
[[1969]]: Banjir
 
Namun sayangnya, [[Stasiun Gunung Putri]] sempat ditutup pada tahun [[1969]] akibat [[banjir]] besar merendam [[desa]] ini akibat surutnya [[rawa|rawa-rawa]] di [[Kabupaten Bogor]] serta dibuka kembali pada tahun [[1971]] di era kepemimpinan [[Daftar Bupati Bogor|Bupati KDH Tk. II Bogor]], RADEN WISATYA SASMITA.
 
[[1994]]-[[1995]]: Penurunan jumlah penumpang dan [[banjir]] besar
 
Namun [[stasiun kereta api]] ini telah sempat dinonaktifkan pada tahun [[1990-an]] pertengahan akibat [[banjir]] melanda wilayah [[desa]] ini disebabkan kerusakan pada prasarana, terendamnya [[rel]] [[kereta api]], minimnya [[penumpang]] [[kereta api]] serta beralih ke [[transportasi umum]] lain seperti [[angkutan kota]], [[bus]] dan [[taksi]].
 
===== Pengaktifan kembali =====
Diaktifkan kembali setelah [[Kerusuhan Mei 1998]] dan dikelola oleh [[PT Kereta Api Indonesia|PT KAI]] sejak tahun [[1998]]. Pada tahun [[2000-an]] awal, [[Kereta Api (perusahaan|PT KAI]] meluncurkan [[KRD Tanahabang-Nambo|KRD, jurusan Tanah Abang (Jakarta) - Depok - Nambo]] pp dengan jumlah 100-120 [[orang]] dengan [[tarif]] sebesar [[Rupiah|Rp]]5.000 per sekali [[jalan]] pada tahun [[2000]] dengan pemberhentian di sepanjang [[Jalur kereta api Citayam-Nambo|lintas Citayam-Nambo]], yakni diihat di:
 
{{hatnote|Lihat di [[Jalur kereta api Citayam-Nambo#Pemberhentian terdekat]].}}