Peradaban Lembah Indus: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 13:
== Penemuan dan Penggalian ==
Sebutan Peradaban Indus (I''ndus civilization'') dikemukakan pertama kali oleh John Marshall. seorang arkeolog Inggris pada tahun 1922, yang penelitiannya dibantu oleh Banerji, sebagai seorang ahli purbakala. Berdasarkan penggalian dan penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa kebudayaan
Jarak antara keduanya kurang lebih 600 km, namun bila dilihat dari hasil penemuan dan penelitian dapat dikatakan bahwa keduanya menunjukkan adanya persamaan. Bahkan menurut John Marshall, kebudayaan Mohenjo Daro dan Harappa termasuk kebudayaan yang sangat tinggi di zamannya. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil penggalian diantaranya pembangunan kedua kota tersebut berdasarkan pola perencanaan yang telah maju, rumah-rumahnya dibuat dari batu bata, jalan-jalan dibuat lebar dan lurus, saluran air dibangun sesuai dengan syarat perencanaan yang maju, terdapat bangunan besar sebagai tempat pertemuan, ditemukannya bekas pemandian umum, senjata-yang terbuat dari batu maupun tembaga, dan perhiasan kalung terbuat dari emas dan perak dengan hiasan.
== Masyarakat ==
Orang-orang Dravida yang diperkirakan merupakan pendiri kota kuno ini sendiri menjadi tanda tanya bagi para arkeolog. Riwayat mereka tak dapat ditelusuri hingga sekarang. Bahasa dan aksara yang mereka gunakan dalam artefak-artefak yang ditemukan di sana masih belum dapat dipecahkan hingga sekarang.Bangsa Dravida ini memiliki ciri-ciri berkulit hitam, rambut keriting dan hidung pesek. Sementara menurut Rapson, penduduk asli Lembah Sungai Indus adalah Bangsa Gond, yang masih terdapat di pedalaman India.
== Tata Pemerintahan ==
Uniknya di kota tersebut tidak ditemukan bangunan untuk kegiatan religius dan tanda-tanda sistem kasta. Hal ini mengakibatkan para peneliti berspekulasi kalau masyarakat Mohenjo Daro dan Harappa merupakan peradaban yang hidup bergantung sepenuhnya pada ilmu pengetahuan (sudah meninggalkan praktik keagamaan) dan memiliki filosofi hidup yang tinggi (terlihat dari ketiadaan sistem kasta dalam hierarki sosial).<ref>[http://www.merdeka.com/gaya/6-situs-misterius-dunia-yang-keberadaannya-nyaris-terlupakan/kota-kuno-mohenjo-daro-dan-harappa-india.html Kota kuno Mohenjo Daro dan Harappa, India]</ref>▼
Dari hasil-hasil peninggalan di bekas kedua kota tersebut, dapat disimpulkan bahwa di Lembah Sungai Indus telah memiliki sistem pemerintahan yang terpusat. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya bangunan besar dan bertiang banyak yang digunakan untuk kepentingan umum. Seperti bangunan lumbung di Harappa untuk menyimpan biji-bijian dan menara pengawas di Mohenjo Daro, menunjukkan adanya penguasa kota yang memerintah secara terpusat.
== Perekonomian ==
Kemakmuran rakyat sangat bergantung pada intensifikasi pengolahan tanah pertanian yang sangat didukung oleh kesuburan tanahnya akibat endapan lumpur yang dibawa Sungai Indus dari Pegunungan Himalaya. Di kawasan ini, bangsa Dravida mengembangkan budaya agraris yang menghasilkan gandum, sayuran dan kapas. Mereka juga beternak sapi, kerbau dan babi.
Kelebihan produksi mereka perdagangkan dengan penduduk Sumeria di Mesopotamia. Benda-benda yang diperdagangkan berupa keramik, dan perhiasan yang terbuat dari emas dan perak yang dihiasi batu permata. Hubungan perdagangan kedua bangsa ini terlihat dengan adanya barang-barangt peninggalan di Lembah Sungai Indus yang terdapat di daerah Sumeria.
== Tata Kota dan Sanitasi ==
kota-kota peradaban Lembah Sungai Indus dibangun dengan pola perencanaan (''town planning'') yang sudah maju dan awal dari sejarah tata perkotaan dunia. Hal ini dibuktikan dari bangunan rumah yang dibuat tinggi dan seragam dari bahan bata guna menghindari banjir dari sungai Indus, bangunan tidak ada yang tampak menjorok dari bangunan lainnya, dan saluran air yang dibuat sesuai syarat pengelolaan kesehatan lingkungan (sanitasi). Jalan-jalan dibuat lurus dan lebar antara 9 sampai 34 kaki. Selain rumah horisontal, terdapat pula rumah vertikal dua atau tiga lantai yang dibangun dengan bata.
Sistem drainase dari Mohenjo Daro tergambar dari setiap rumah yang memiliki kamar mandi dengan saluran pembuangan air kotor berupa lorong dengan sistem buka tutup guna pembersihan yang mengarah ke lokasi terpusat di bawah jalan raya utama. Pembuangan air tersebut berakhir di sungai.
== Sistem Sosial dan Kepercayaan ==
▲Di Mohenjo Daro dan Harappa, ditemukan juga pasar, tempat berkumpul, istana dan tempat kolam renang berukuran panjang 39 kaki, lebar 21 kaki dan kedalam 8 kaki. Diperkirakan kolam renang ini menjadi tempat pencucian berkaitan dengan ritual penduduknya. Uniknya di kota tersebut tidak ditemukan bangunan untuk kegiatan religius dan tanda-tanda sistem kasta. Hal ini mengakibatkan para peneliti berspekulasi kalau masyarakat Mohenjo Daro dan Harappa merupakan peradaban yang hidup bergantung sepenuhnya pada ilmu pengetahuan (sudah meninggalkan praktik keagamaan) dan memiliki filosofi hidup yang tinggi (terlihat dari ketiadaan sistem kasta dalam hierarki sosial).<ref>[http://www.merdeka.com/gaya/6-situs-misterius-dunia-yang-keberadaannya-nyaris-terlupakan/kota-kuno-mohenjo-daro-dan-harappa-india.html Kota kuno Mohenjo Daro dan Harappa, India]</ref>
== Kemunduran Peradaban ==
Peradaban yang tinggi ini berlangsung sangat singkat dalam peradaban umat manusia karena mengalami kehancuran. Para sejawaran masih memperdebatkan penyebab kehancurannya. ada yang menduga diakibatkan oleh bencana alam yaitu banjir di Sungai Indus, perselisihan diantara Bangsa Dravida sendiri, atau akibat dari bangsa Arya. Bangsa Dravida pun akhirnya meninggalkan Sungai Indus ke wilayah selatan India.
== Lihat pula ==
|