Arsitektur Fatimiyah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 81:
Para khalifah Fatimiyah bersaing dengan para penguasa Abbasiyah dan Bizantium, dalam hal pembangunan istana mewah. Istana-istana mereka, yang merupakan prestasi arsitektur terbesar mereka, sayangnya hanya diketahui melalui deskripsi tertulis. Beberapa [[kuburan]], [[masjid]], [[gerbang]], dan [[dinding]] yang masih tersisa, terutama di [[Kairo]], masih memiliki unsur-unsur asli gaya arsitektur tersebut, walaupun telah dimodifikasi atau dibangun kembali secara ekstensif pada periode-periode selanjutnya. Contoh arsitektur Fatimiyah yang menonjol antara lain adalah [[Masjid Agung Mahdiya]], [[Masjid Al-Azhar]], [[#Masjid Al-Hakim|Masjid Al-Hakim]], [[Masjid Juyusyi|Juyushi]], dan [[#Masjid Kairo lainnya|Lulua]] dari Kairo.
Meski sangat terpengaruh oleh arsitektur [[Mesopotamia]] dan Byzantium, Fatimiyyah telah memperkenalkan atau mengembangkan fitur unik seperti lengkungan kurawal yang berpusat pada empat dan kubah sudut, yang menghubungkan volume interior [[persegi]] ke [[kubah]]. Masjid mereka mengikuti [[hipostilium|rencana ruang lorong]], di mana halaman tengah dikelilingi oleh arkade dengan atapnya yang biasanya didukung oleh lengkungan kurawal, awalnya bertumpu pada kolom dengan ibu kota [[Korintus]] yang rimbun. Mereka biasanya memiliki fitur seperti [[portal]] yang menonjol dari dinding, kubah di atas [[mihrab]] dan [[kiblat]], dan hiasan [[gapura|fasad]] dengan [[prasasti
Tiga gerbang era Fatimiyah di Kairo, [[#Bab al-Nasr|Bab al-Nasr]] (1087), [[#Bab al-Futuh|Bab al-Futuh]] (1087) dan [[#Bab Zuweila|Bab Zuweila]] (1092), dibangun di bawah perintah wali [[Badr al-Jamali]] (berkuasa 1074–1094), masih bertahan meskipun telah diubah selama berabad-abad. Mereka memiliki ciri-ciri [[arsitektur Bizantium]], dengan sedikit jejak tradisi Islam Timur. Baru-baru ini sebuah gaya "Neo-Fatimiyah" telah muncul,{{sfn|Sanders|2008|p=130}} digunakan dalam restorasi atau di masjid [[Syi'ah]] modern oleh [[Dawoodi Bohra]], yang mengklaim kontinuitas dari arsitektur Fatimiyah aslinya.
|