Basuki Gunawan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 10:
Di dalam cerpen-cerpen Basuki terdapat dialog-dialog atau kalimat-kalimat yang mengingatkan pada ucapan atau pandangan hidup beberapa filsuf dan pengarang eksistensialis, di antaranya [[Franz Kafka]], [[Fyodor Dostoyevsky]], dan [[Friedrich Nietzsche|Nietzsche]]. Penggambaran situasi jiwa tokoh-tokohnya juga memanfaatkan gaya penulisan surealisme yang mempergunakan teori psikoanalisis [[Sigmund Freud]] sebagai dasarnya. Kecenderungan di atas dapat dikatakan belum pernah dijumpai pada karya-karya para pengarang lain sebelumnya. Penulisan cerpen dengan ide-ide filosofis dan gaya penulisan nonkonvensional itu kemudian dilanjutkan oleh [[Iwan Simatupang]] pada 1960-an. Karya-karya Basuki Gunawan sepatutnyalah tercatat pula sebagai bagian penting dari khazanah sastra Indonesia.
Selain cerpen, puisi, dan esai di atas, Basuki juga menerbitkan sebuah novela dalam bahasa Belanda berjudul ''
=== Buku nonfiksi ===
|