Abu Thalhah al-Anshari: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 28:
Namanya adalah Zaid bin Sahl bin al-Aswad bin Haram bin Amr bin Zaid Manah bin Amr bin Malik bin Adi bin Amr bin Malik bin an-Najjar al-Anshari al-Khazraji ({{lang|ar|زيد بن سهل بن الأسود بن حرام بن عمرو بن زيد مناة بن عمرو بن مالك بن عديّ بن عمرو بن مالك بن النّجار الأنصاريّ الخزرجيّ}}), [[kunya|kunyah]]nya Abu Thalhah.{{sfn|Al-Asqalani|p=502}} Lahir di Madinah, 36 tahun sebelum [[Kalender Hijriah|hijrah]].{{sfn|Az-Zirakli|2002|p=58}} Dia berkerabat dengan Nabi Muhammad melalui ayahnya, karena dia adalah sepupu (anak paman) Nabi dari pihak [[Aminah binti Wahab|ibu]].{{sfn|Al-Mishri|2015|p=55}}
 
=== SebelumMasa hijrahKenabian Muhammad ===
'''Pernikahannya dengan Ummu Sulaim'''
 
[[Ummu Sulaim]] adalah seorang janda dari laki-laki bernama Malik yang meninggal terbunuh di [[Syam]] dalam keadaan kafir ketika dakwah [[Islam]] sudah memasuki masa dakwah secara terang-terangan.{{sfn|Az-Zirakli|2002|p=33}}{{sfn|Adz-Dzahabi|2006|p=358}} Kepergian Malik meninggalkan Ummu Sulaim bersama anaknya yang bernama [[Anas bin Malik]].{{sfn|Al-Mishri|2015|p=56}} Abu Thalhah segera melamar Ummu Sulaim.{{sfn|Al-Mishri|2015|p=56}} Ummu Sulaim meminta Abu Thalhah agar masuk Islam sehingga menjadikan keislamannya sebagai maskawin.{{sfn|Al-Mishri|2015|p=57}} Untuk itu, Abu Thalhah pergi menemui Nabi Muhammad pada kesempatan [[Baiat Aqabah II|Baiat Aqabah yang kedua]] dan menyatakan keislamannya.{{sfn|Al-Mishri|2015|p=57}}
 
=== '''Setelah Nabi hijrah ==='''
Abu Thalhah segera melamar Ummu Sulaim dengan harapan sangat besar untuk diterima karena dia adalah seorang bangsawan dan dia menawarkan mahar yang sangat mewah. Namun, Ummu Sulaim menolak lamaran tersebut dan membuat Abu Thalhah tercengang. Ummu Sulaim menyebutkan alasannya: "Sungguh, tidaklah patut aku dinikahi seorang musyrik. Tidakkah Anda mengetahui bahwa tuhan-tuhan kalian dipahat oleh keluarga Fulan? Dan jika kalian menyalakan api pada patung-patung itu, niscara mereka terbakar!"{{sfn|Al-Mishri|2015|p=56}}
 
Setelah hijrah ke Madinah, Nabi mempersaudarakan Abu Thalhah dengan [[Al-Arqam bin Abi al-Arqam]]{{sfn|Ibn Sa'ad|1990|p=383}} atau dengan [[Abu Ubaidah bin al-Jarrah]] menurut Ibnu Ishaq.{{sfn|Al-Jazari|1994|p=178}} Pada periode ini, Abu Thalhah mengikuti [[Perang Badar]], [[Perang Uhud]], [[Perang Khandak]], dan semua perang bersama Nabi Muhammad.{{sfn|Ibn Sa'ad|1990|p=383}}
Dia mencoba melamarnya lagi pada hari berikutnya dengan mahar yang lebih besar. Ummu Sulaim kali ini mengatakan, "Demi Allah, tidak ada wanita yang akan menolak pinangan Anda, hai Abu Thalhah. Hanya saja Anda seorang kafir, sedangkan aku seorang muslimah; dan tidak dihalalkan bagiku menikah dengan Anda. Adapaun jika Anda bersedia masuk Islam, maka keislaman itu akan kujadikan maskawin, dan aku tidak akan meminta apa-apa lagi."{{sfn|Al-Mishri|2015|pp=56-57}}
 
Abu Thalhah bersedia menyatakan keislamannya, maka dia bertanya, "Siapa yang harus kutemui untuk menyatakan keislamanku?"
 
:"Nabi Muhammad," jawabnya.
 
Akhirnya, dia menemui Nabi Muhammad pada kesempatan [[Baiat Aqabah II|Baiat Aqabah yang kedua]].{{sfn|Al-Mishri|2015|p=57}}
 
=== Setelah hijrah ===
 
=== Wafat ===
Tahun wafat Abu Thalhah diperselisihkan. Menurut Al-Waqidi, diikuti oleh Ibnu Numair dan Yahya bin Bukair, Abu Thalhah wafat di [[Madinah]], 34 [[Kalender Hijriah|H]] ([[654]] M).{{sfn|Az-Zirakli|2002|p=58}} [[Utsman bin Affan]] menjadi [[Imam Salat|imam]] dalam [[salat jenazah]]nya. Menurut Abu Zur'ah ad-Dimasyqi, Abu Thalhah hidup selama empat puluh tahun setelah Nabi wafat. Abu Zur'ah mengambil pendapatnya dari sebuah riwayat dari Syu'bah bin Tsabit.{{sfnefn|Adz{{harvp|Az-DzahabiZirakli|20062002|p=58}} menyebutkan bahwa riwayat tersebut lemah menurut syarat [[Imam Muslim]]}}{{sfn|Al-Asqalani|p=357503}}
 
== Periwayatan hadis ==
Baris 61 ⟶ 53:
== Referensi ==
'''Catatan Kaki'''
{{notelist}}
 
'''Kutipan'''
{{reflist|2}}
 
Baris 66 ⟶ 61:
{{refbegin}}
* {{cite book |ref=harv |last=Adz-Dzahabi |first=Abu Abdillah Syamsuddin |author-link=Imam adz-Dzahabi |title=Siyar A’lam an-Nubalā‘ |url=http://shamela.ws/browse.php/book-22669 |language=bahasa Arab |year=2006 |publisher=Dar al-Hadits |location=Kairo |volume=Jilid 3}}
* {{cite book |ref=harv |last=Al-Asqalani |first=Ibnu Hajar |author-masklink=[[Ibnu Hajar Al 'Asqalani|Ibnu Hajar al-Asqalani]] |year=1415 H |title=Al-Iṣābah fī Tamyīz aṣ-Ṣaḥābah |url=http://shamela.ws/browse.php/book-9767 |editor=Adil Ahmad Abdul-Maujud |editor2=Ali Muhammad Mu'awwidh |publisher=Dar al-Kutub al-Ilmiyyah |location=Beirut |language=bahasa InggrisArab |volume=Jilid 2}}
* {{cite book |ref=harv |last=Al-Jazari |first=Abu al-Hasan Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Abdul-Karim bin Abdul-Wahid asy-Syaibani |title=Asad al-Gābah fī Ma’rifah aṣ-Ṣaḥābah |language=bahasa Arab |year=1994 |location=Beirut |publisher=Dar al-Kutub al-Ilmiyyah |volume=Jilid 6}}
* {{cite book |ref=harv |last=Al-Mishri |first=Mahmud |title=Ensiklopedi Sahabat: Biografi Profil Teladan 104 Sahabat Nabi Generasi Terbaik Umat Islam Sepanjang Sejarah |editor=Muhammad Ali, Lc |location=Jakarta |publisher=Pustaka Imam Asy-Syafi'i |year=2015 |isbn=978-602-9183-91-7 |volume=Jilid 2 }}
* {{cite book |ref=harv |last=Az-Zirakli |first=Khairuddin bin Mahmud bin Muhammad |title=Al-A’lām |url=http://shamela.ws/browse.php/book-12286 |language=bahasa Arab |year=2002 |publisher=Dar el-Ilm Lilmalayin |location=Beirut |volume=Jilid 3}}
* {{cite book |ref=harv |last=Ibn Sa'ad |first=Abu Abdillah Muhammad |title=Aṭ-Ṭabaqāt al-Kubrā |url=http://shamela.ws/browse.php/book-1686 |volume=Jilid 3 |year=1990 |language=bahasa Arab |location=Beirut |publisher=Dar al-Kutub al-Ilmiyyah}}
{{refend}}