Distrik Liquiçá: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k namun (di tengah kalimat) → tetapi |
||
Baris 64:
Distrik Liquiçá terletak di pantai utara Timor Leste dan berbatasan dengan distrik [[Dili (distrik)|Dili]] (di situ juga terdapat ibu kota negara) di sebelah timur, [[Aileu (distrik)|Aileu]] di tenggara, [[Ermera]] di selatan, dan [[Bobonaro]] di barat daya. Di barat lautnya terletak [[Laut Sabu]]. Distrik ini berpenduduk 55.058 orang (sensus 2004) dengan wilayah seluas 543 km². Distrik ini identik dengan distrik yang bernama sama di [[Timor Portugis]]. Sub-distriknya adalah [[Bazartete]], [[Liquiçá]] dan [[Maubara]].
Distrik ini terkenal karena lokasinya yang indah, pemandangan [[Selat Ombai]]nya yang mempesona yang paling jelas kelihatan bila kita mengemudi dari Dili masuk ke Liquiçá, mengelilingi punggung gunung terakhir sebelum akhirnya menurun ke lembah. Pantainya berbatu-batu karang, seperti juga semua pantai di [[Timor Leste]],
Selain bahasa resmi nasional, yaitu [[bahasa Tetum]] dan [[bahasa Portugis]], hampir semua penduduk Liquiçá dapat berbicara [[bahasa Tocodede]], sebuah bahasa [[Melayu-Polinesia]].
== Bangunan ==
Pada masa penjajahan Portugis, hanya ada sedikit sekali bangunan di sana selain dari gubuk-gubuk tradisional yang didiami oleh masyarakat Timor Leste setempat. Kebanyakan bagunan di sana dibangun pada masa pendudukan Indonesia,
== Sejarah ==
Banyak cerita yang masih tertinggal tentang seorang [[kolonel]] [[tentara]] [[Jepang]] yang ditembak dan terbunuh dari kejauhan oleh seorang [[penembak jitu]] [[SAS Australia]] pada [[Perang Dunia II]], di hadapan ratusan saksi mata orang Timor Leste. Tidak seorangpun yang tahu pasti tanggalnya. Orang pun tidak sepenuhnya yakin bahwa itu adalah cerita rakyat, legenda, ataukah benar-benar terjadi. Namun kisah itu adalah ciri khas pengalaman di Liquiçá.
Liquiçá mempunyai sejarah yang indah,
Pada awal pendudukan [[Portugis]], sub-distrik [[Maubara]], bagian dari wilayah Liquiçá, direbut oleh [[Belanda]]. Benteng Belanda di Maubara di dekat pantai masih dilestarikan dengan baik dan masih memiliki [[meriam]] asli yang moncongnya dulu diarahkan ke teluk. Belakangan [[Portugal]] berunding dengan Belanda dan menukarnya dengan [[Pulau Flores]], yang saat itu diduduki oleh Portugis. Maubara juga merupakan tempat terbentuknya pertama kali kelompok [[milisi]] yang ditakuti, [[Besi Merah Putih]].
|