Museum Seni Rupa dan Keramik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: penggantian teks otomatis (-Walikota, +Wali kota; -walikota, +wali kota)
Baris 20:
Gedung dewan pengadilan tinggi yang diresmikan pada [[12 Januari]] [[1870]] itu awalnya digunakan oleh Pemerintah [[Hindia Belanda]] untuk Kantor Dewan Kehakiman pada Benteng Batavia (''Ordinaris Raad van Justitie Binnen Het Kasteel Batavia''). Saat pendudukan [[Jepang]] dan perjuangan kemerdekaan sekitar tahun [[1944]], tempat itu dimanfaatkan oleh tentara [[KNIL]] dan selanjutnya untuk asrama militer [[Tentara Nasional Indonesia|TNI]].
 
Pada [[10 Januari]] [[1972]], gedung dengan delapan tiang besar di bagian depan itu dijadikan bangunan bersejarah serta [[cagar budaya]] yang dilindungi. Tahun [[1967]]-[[1973]], gedung tersebut digunakan untuk Kantor WalikotaWali kota Jakarta Barat.<ref name=Heuken15>A. Heuken SJ. ''Tempat-tempat Bersejarah di Jakarta.'' Cipta Loka Caraka, 2015. ISBN 974-602-70395-7-5</ref> Dan tahun [[1976]] diresmikan oleh [[Presiden Republik Indonesia|Presiden]] (saat itu) [[Soeharto]] sebagai Balai Seni Rupa Jakarta.
 
Pada [[1990]] bangunan itu akhirnya digunakan sebagai Museum Seni Rupa dan Keramik yang dirawat oleh Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI Jakarta.