Bando Amin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Relly Komaruzaman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
→‎Profil: Penambahan konten
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 40:
 
== Profil ==
Mantan Bupati Kepahiang, dua priode Bando Amin C Kader ditetapkan sebagai tersangka atas perkara dugaan korupsi pengadaan Lahan Tourist Information Centre (TIC), 2015. Dia Ditetapkan tersangka bersama dua orang lainnya Syamsul Yahemi dan Sapuan. Begitu ditetapkan sebagai tersangka mereka langsung dibawa menggunakan mobil tahanan untuk dititipkan dan ditahan di Rumah Tahanan Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu.Kajari menjelaskan, penetapan tersangka dilaksanakan setelah penyidik Pidana Khusus (Pidsus) mengantori barang bukti kuat untuk memproses hukum ketiga tersangka. Salah satunya kerugian yang timbul dalam proyek pada perkara tersebut dengan total anggaran mencapai Rp 3,7 miliar.
Usai menamatkan [[sekolah menengah pertama]] di [[Curup]], ia meminta izin kepada orang tuanya untuk meneruskan pendidikan [[sekolah menengah atas]] ke [[Bandung]], karena saat itu ia bercita-cita untuk kuliah di [[Institut Teknologi Bandung]]. Dikarenakan keterbatasan segalanya, ia justru bersekolah di sebuah [[sekolah teknik menengah]] di [[Cianjur]], ikut seorang gurunya bernama Sulisman Manan yang berasal dari [[Bandar Bintuhan, Kaur Selatan, Kaur|Bandar Bintuhan]].
“Hasil audit BPKP kerugian negara sebesar Rp 3,3 miliar, ” tegasnya.
Proses penahan Bando Amin cs berjalan dengan pengawalan aparat kepolisian. Bahkan puluhan anggota Sabara Polres Kepahiang diterjunkan memberikan pengamanan di kantor Kejaksaan. Bahkan pengamatan di lapangan ada beberapa personel dilengkapi senjata api laras panjang. Usai menamatkan [[sekolah menengah pertama]] di [[Curup]], ia meminta izin kepada orang tuanya untuk meneruskan pendidikan [[sekolah menengah atas]] ke [[Bandung]], karena saat itu ia bercita-cita untuk kuliah di [[Institut Teknologi Bandung]]. Dikarenakan keterbatasan segalanya, ia justru bersekolah di sebuah [[sekolah teknik menengah]] di [[Cianjur]], ikut seorang gurunya bernama Sulisman Manan yang berasal dari [[Bandar Bintuhan, Kaur Selatan, Kaur|Bandar Bintuhan]].
 
Usai STM, ia bekerja di [[PT Krakatau Steel]], [[Cilegon]]. Berkat ketekunan, kerja keras, dan berprestasi di bidangnya, ia terpilih untuk tugas belajar teknologi baja billet di negara [[Meksiko]] (1974). Prestasi ini sangat membanggakan karena dia termasuk rombongan pertama orang Indonesia yang dikirim untuk belajar teknologi [[baja]] billet di luar negeri saat itu. Selanjutnya, ia kembali ditugaskan belajar baja slab di [[Hattingen]], [[Jerman Barat]] (1982).