Muslim Yunani: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Yassiramry (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k cosmetic changes |
||
Baris 1:
{{Infobox ethnic group|
|group=Muslim Yunani <br> ''Ελληνόφωνοι μουσουλμάνοι''|image=|regions={{hlist |[[Turki]] |[[Libya]] |[[Suriah]] |[[Lebanon]] |[[Siprus]] |[[Yunani]]}}|languages=[[Bahasa Turki|Turki]], [[bahasa Yunani|Yunani]] ([[Bahasa Pontus|Yunani Pontus]], [[Yunani Kreta]], [[Yunani Siprus]]), [[Bahasa Georgia|Georgia]], [[Bahasa Rusia|Rusia]], [[Bahasa Arab|Arab]]|religions=[[Islam Sunni]]|related=[[Bangsa Yunani]], [[Bangsa Turki]]}}'''Muslim Yunani''', juga dikenal sebagai '''Muslim yang berbahasa Yunani'''<ref name="Mackridge1987" />, adalah [[Muslim]] dengan asal etnis [[Bangsa Yunani]] yang mengadopsi Islam (dan sering juga mengadopsi bahasa dan identitas Turki) sejak periode [[Kesultanan Utsmaniyah]] memerintah di daerah selatan [[Balkan]]. Mereka terutama terdiri dari keturunan elit korps/pasukan [[Yanisari]] Utsmaniyah dan sejumlah orang yang masuk Islam di era Utsmaniyah dari daerah [[Greek Macedonia|Makedonia Yunani]] (misalnya, [[Vallahades]]), [[Kreta]] ([[Cretan Muslims|Muslim Kreta]]), timur laut Anatolia dan [[Pontic Alps|Pegungungan Pontos]] ([[Orang Yunani Pontos]]). Mereka saat ini banyak ditemukan di daerah barat Turki (khususnya wilayah [[
Meskipun etnis mereka adalah Bangsa Yunani, Muslim-muslim berbahasa Yunani terus berasimilasi ke dalam populasi Muslim berbahasa Turki (di samping sebagian populasi [[Laz language|berbahasa Laz]] di daerah timur laut). Terpisah dari nenek moyang mereka, angka yang cukup besar, bahkan para pemuda di komunitas-komunitas masyarakat Muslim berbahasa Yunani ini telah mempertahankan pengetahuan Yunani dan atau dialek-dialeknya seperti Bahasa Yunani Kreta dan [[Bahasa Yunani Pontus]],<ref name="Mackridge1987">Mackridge, Peter (1987). "[http://www.academia.edu/2070228/Greek-speaking_Moslems_of_north-east_Turkey_prolegomena_to_a_study_of_the_Ophitic_sub-dialect_of_Pontic Greek-speaking Moslems of north-east Turkey: prolegomena to a study of the Ophitic sub-dialect of Pontic.]" ''Byzantine and Modern Greek Studies''. '''11'''. (1): 117.
Sebagian besar Muslim yang berbahasa Yunani pergi meninggalkan Yunani menuju Turki pada masa [[Pertukaran penduduk antara Yunani dan Turki|pertukaran populasi tahun 1920-an]] di bawah Konvensi Mengenai Pertukaran Populasi Yunani dan Turki (sebagian pertukaran ini merupakan pertukaran masyarakat Muslim dengan orang-orang Kristen yang berbahasa turki seperti [[Karamanlides|Kelompok Karamanlide]]).<ref name="Poulton2000" /> Karena peran sejarah sistem ''[[Millet (Ottoman Empire)|millet]]'', agama adalah faktor utama yang digunakan selama pertukaran populasi, bukan berdasar atas etnis atau bahasa.<ref name="Poulton2000" /> Sehingga semua umat Islam yang berangkat ke Yunani dipandang sebagai "orang Turki", sedangkan semua penganut Kristen Ortodoks yang meninggalkan Turki dianggap "orang Yunani", tanpa memandang etnis atau bahasa.<ref name="Poulton2000">Poulton, Hugh (2000). "The Muslim experience in the Balkan states, 1919‐1991." ''Nationalities Papers''. '''28'''. (1): 46. "In these exchanges, due to the influence of the ''millet''system (see below), religion not ethnicity or language was the key factor, with all the Muslims expelled from Greece seen as "Turks," and all the Orthodox people expelled from Turkey seen as "Greeks" regardless of mother tongue or ethnicity."
Di Turki, yang tinggal di dalamnya sebagian besar Muslim berbahasa Yunani, terdapat berbagai kelompok Muslim Grecophone (yang berbahasa Yunani), beberapa di antaranya asli, sedangkan beberapa kelompok merupakan bagian-bagian dari Yunani dan Siprus modern yang bermigrasi ke Turki melalui program pertukaran populasi atau imigrasi.
Baris 10:
== Alasan masuk agama Islam ==
Sebagai aturan [[Kesultanan Utsmaniyah]] tidak mewajibkan [[Bangsa Yunani|penduduk Yunani]] atau kelompok non-muslim untuk menjadi [[Muslim]] dan bahkan tidak menganjurkan masuk Islam karena [[Dzimmi|kelompok ''dzimmi'']] membayar pajak lebih banyak dengan adanya [[jizyah]] dan bisa dimanfaatkan melalui tindakan seperti [[devşirme]] (pajak darah), salah satu aturan yang diselenggarakan oleh Kesultanan Utsmaniyah yaitu pengambilan anak-anak laki-laki dari keluarga Kristen, yang kemudian didorong untuk masuk Islam dengan tujuan memilih dan melatih pemuda yang cakap dan layak untuk mengisi posisi terkemuka dalam masyarakat Utsmaniyah di kemudian hari. Namun sejumlah besar orang-orang Yunani dan Slavia kemudian hanya berpura-pura sebagai Muslim atau Turki untuk menghindari kesulitan sosial ekonomi pada masa pemerintahan Utsmaniyah. Konversi ke Islam cepat dan di Kesultanan Utsmaniyah ada beberapa dokumen yang menunjukkan siapa atau bukan Muslim, satu-satunya persyaratan adalah mengetahui turki, mengatakan bahwa anda adalah Muslim dan mungkin mendapatkan disunat. Yunani memiliki kata tertentu untuk menjadi Muslim yang disebut "τουρκεύω" dan bahasa Slavia memiliki turčiti, praktek-praktek ini palsu konversi yang umum dan ini adalah alasan mengapa begitu banyak orang di Balkan memiliki bahasa turki nama terakhir dengan akhiran seperti -oglu. Seperti yang dinyatakan salah satu alasan utama untuk mengkonversi adalah untuk menghindari membayar [[jizyah]] (~ 20%) pajak dibandingkan dengan [[zakat]] yang (~ 3%) pajak. Manfaat lain mualaf yang diterima adalah bahwa mereka tidak bisa lagi didiskriminasi di pengadilan sebagai Kesultanan Utsmaniyah memiliki 2 terpisah sistem pengadilan di mana pengadilan agama digantikan non-pengadilan Islam dan karena non-Muslim tidak diizinkan untuk hadir dalam pengadilan Islam yang pada dasarnya mengakibatkan non-Islam minoritas kalah di pengadilan setiap waktu.<ref>[http://pontosworld.com/index.php?option=com_content&task=view&id=1387&Itemid=90 Crypto-Christians of the Trabzon Region of Pontos]</ref> Konversi memungkinkan mereka untuk mengambil keuntungan yang lebih besar prospek pekerjaan dan kemungkinan kemajuan di Ottoman birokrasi pemerintah dan militer. Selanjutnya, orang-orang ini menjadi bagian dari komunitas Muslim dari sistem ''millet'', yang berhubungan erat dengan [[Islam]] aturan agama. Pada waktu itu orang-orang yang terikat untuk mereka millets oleh agama mereka afiliasi (atau pengakuan masyarakat), bukan untuk usul etnis mereka.<ref name="Ortayli 2006 89-8">Ortaylı, İlber. ''"Son İmparatorluk Osmanlı (The Last Empire: Ottoman Empire)"'', İstanbul, Timaş Yayınları (Timaş Press), 2006. pp. 87–89. <nowiki>ISBN 975-263-490-7</nowiki> (dalam bahasa Turki).
ιστορικού αρχείου Ύδρας και άλλων. Αθήνα. Ανακτήθηκε στις 7 Δεκεμβρίου 2010.</ref><ref>Παναγής Σκουζές (1777 - 1847) (1948). Χρονικό της σκλαβωμένης Αθήνας στα χρόνια της τυρανίας
του Χατζή Αλή (1774 - 1796). Αθήνα: Α. Κολολού. Ανακτήθηκε στις 6 Ιανουαρίου 2011.</ref> Selama [[Perang Kemerdekaan Yunani]], pasukan Mesir Kesultanan Utsmaniyah di bawah pimpinan Ibrahim Pasha dari Mesir memorak-porandakan pulau Kreta dan pedesaan [[Peloponnesos|Morea]] di mana tentara Mesir Muslim memperbudak sejumlah besar anak-anak dan wanita Yunani penganut kristen. Ibrahim mengatur agar anak-anak Yunani yang telah diperbudak tersebut dipaksa masuk Islam secara massal.<ref name="Yeʼor2002">{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=PK-TPKvmG7UC&pg=PA119|title=Islam and Dhimmitude: where civilizations collide|author=Bat Yeʼor|publisher=Fairleigh Dickinson Univ Press|year=2002|isbn=978-0-8386-3943-6|page=131|quote=At the request of Sultan Mahmud II (1803-39), Muhammed Ali sent the Egyptian army to subdue a Greek revolt. In 1823 the re-attachment of Crete to the pashlik of Crete created a base from which to attack the Greeks. Egyptian troops led by Ibrahim Pasha, the adopted son of Muhammad Ali, proceeded to devastate the island completely; villages were burned down, plantations uprooted, populations driven out or led away as slaves, and vast numbers of Greek slaves were deported to Egypt. This policy was pursued in the Morea where Ibrahim organized systematic devastation, with massive Islamization of Greek children. He sent sacks of heads and ears to the sultan in Constantinople and cargoes of Greek slaves to Egypt.|accessdate=September 2014}}</ref> Orang-orang Yunani yang diperbudak tersebut kemudian dikirim ke [[Mesir]] di mana mereka dijual sebagai budak. Beberapa dekade kemudian, pada tahun 1843, seorang penulis dan petualang berkebangsaan Inggris, [[Sir John Gardner Wilkinson]] menggambarkan keadaan orang-orang Yunani yang diperbudak dan telah masuk Islam di Mesir:
|