[[Malik bin Anas|Imam Malik]] menceritakan pribadi Imam Ja'far ash-Shadiq dalam kitab ''Tahdhib al-Tahdhib'', Jilid 2, hlm. 104:
:''"Aku sering mengunjungi ash-Shadiq. Aku tidak pernah menemui dia kecuali dalam salah satu daripada keadaan-keadaan ini:''
:# dia sedang salat,
:# dia sedang berpuasa,
:# dia sedang membaca kitab suci al-Qur'an.
:''Aku tidak pernah melihat dia meriwayatkan sebuah [[hadits]] dari [[Muhammad|Nabi SAW]] tanpa taharah. Ia seorang yang paling bertaqwa, warak, dan amat terpelajar selepas zaman [[Muhammad|Nabi Muhammad SAW]]. Tidak ada mata yang pernah, tidak ada telinga yang pernah mendengar dan hati ini tidak pernah terlintas akan seseorang yang lebih utama (afdhal) melebihi Ja'far bin Muhammad dalam ibadah, kewarakan dan ilmu pengetahuannya."''
=== Imam Ja'far ash-Shadiq sering berkata ===
:"Hadist-hadist yang aku keluarkan adalah hadits-hadits dari bapakku. Hadist-hadist dari bapakku adalah dari kakekku. Hadist-hadist dari kakekku adalah dari Ali bin Abi Thalib, Amirul Mu'minin. Hadist-hadist dari Amirul Mu'minin Ali bin Abi Thalib adalah hadist-hadist dari Rasulullah SAW dan hadist-hadist dari Rasulullah SAW adalah wahyu Allah Azza Wa Jalla." <ref>Al-Kulaini,al-Kafi, Juzuk I, hadith 154-14</ref>