Nambo, Banggai: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
 
Penduduk di Kecamatan Nambo berjumlah ± 9.000 jiwa terdiri dari 99% Etnis Saluan, jadi jangan heran kalau di Kecamatan Nambo masyarakatnya menggunakan [[Bahasa Saluan]] sebagai bahasa sehari-hari. Masyarakat Kecamatan Nambo berpijak pada dasar budaya Saluan yang kuat yang berintisari nilai-nilai agama Islam sehingga masyarakat di Kecamatan Nambo hidup rukun dan damai dalam rangkai rumpun kekeluargaan yang kuat dan utuh.
 
Sebagai bagian dari Wallacea Area, hutan di Kecamatan Nambo adalah rumah dari satwa endemik Sulawesi seperti Anoa, Tarsius, Kumbang Bersisik Sulawesi, Kus-kus, Rusa, Kera Macaca Sulawesi, Biawak, Burung Rangkong, Burung Elang, Burung Gagak, dan berbagai jenis burung dan satwa Sulawesi lainnya. Berbagai spesies tumbuhan juga menjadi kekayaan hayati dari hutan di Kecamatan ini.
 
Di Kecamatan Nambo terdapat beberapa objek wisata yang dapat dikunjungi mulai dari wisata alam, sejarah sampai budaya yaitu: [[Air Terjun Dendengan]], [[Air Terjun Nabota]], Taman Air Uwe Nye-nyek, [[Danau Dowiwi]], [[Bukit Savana Jengket]], [[Pantai Koyoan]], [[Benteng Nambo]], [[Tenun Ikat Nambo]], [[Pandai Besi Nambo]], [[Kerajinan]] [[Kayu Nambo]], [[Anyaman]], dll.
Baris 11 ⟶ 9:
 
Seni bela diri tradisional juga dilestarikan oleh masyarakatnya yaitu [[Langka Tano]], satu aliran silat tradisional Saluan yang hidup dan berkembang di Kecamatan Nambo dalam menghadapi penjajahan dahulu kala.
 
Sebagai bagian dari Wallacea Area, hutan di Kecamatan Nambo adalah rumah dari satwa endemik Sulawesi seperti Anoa, Tarsius, Kumbang Bersisik Sulawesi, Anoa, Kus-kus, Rusa, Kera Macaca Sulawesi, Biawak, Burung Rangkong, Burung Elang, Burung Gagak, dan berbagai jenis burung, kupu-kupu, dan satwa Sulawesi lainnya. Berbagai spesies tumbuhan juga menjadi kekayaan hayati daridi hutan di Kecamatan iniNambo.
 
[[Durian Nambo]] adalah salah satu ikon kecamatan ini. [[Durian Nambo]] adalah durian yang tumbuh di pegunungan Kecamatan Nambo, rasanya sangat enak dan segar karena durian ini tidak diperam, dipanen dengan cara dipetik atau jatuh ketika sudah masak. Durian ini dijajakan oleh para penjual di sepanjang jalan utama di Kecamatan Nambo saat musimnya tiba. Menikmati durian ini langsung di bawah pohonnya adalah kenikmatan tersendiri, dapat dijangkau dengan kendaraan bermotor, dengan jalur yang sedikit menantang, adalah pengalaman adventure yang tak akan terlupakan.
Baris 18:
Nelayan di Kecamatan Nambo tinggal di pesisir pantai Kecamatan Nambo, ragam tangkapan nelayan adalah: berbagai jenis ikan, cumi, gurita, dan kerang. Ikan air tawar juga dibudidayakan di kecamatan ini tepatnya di Desa Koyoan, yaitu ikan mas, ikan nila, dan ikan mujair.
 
Tak lupa pula Kecamatan ini sangat dikenal dengan pemain sepak bolanya yang handal berbakat alami, dikenal dengan klub sepak bola legendarisnya yaitu [[PS Mutiara Nambo]] yang selalu menjadi warna dalam setiap pertandingan sepak bola di [[Kota Luwuk]] dikarenakan klub sepak bola ini selalu memberikan penampilan terbaiknya yang dibalut dengan skill sepak bola yang dijiwai seni dan sportifitas olahraga.
 
Kecamatan yang layak menyandang gelar sebagai Kecamatan Budaya dan Pariwisata di [[Kota Luwuk]] [[Provinsi Sulawesi Timur]] ini berjarak ± 3 Km dari [[Bandar Udara Syukuran Aminuddin Amir]] dan ± 16 Km dari Pusat [[Kota Luwuk]].