Halo, Halo Bandung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Formosat (bicara | kontrib)
Terbukti sebagai pencipta lagu "Halo, Halo Bandung" (https://www.library.ohio.edu/indopubs/1996/03/03/0104.html; https://books.google.co.id/books?id=PGNlJKup4lwC&hl=en&pg=PA37)
Baris 1:
{{for|lagu berbahasa Belanda|Hallo Bandoeng}}
'''''Halo, Halo Bandung''''' adalah salah satu lagu perjuangan [[Indonesia]] ciptaan [[Ismail Marzuki]] yang menggambarkan semangat perjuangan rakyat kota [[Kota Bandung|Bandung]] dalam masa pasca-kemerdekaan pada tahun [[1946]], khususnya dalam peristiwa [[Bandung Lautan Api]] yang terjadi pada tanggal [[23 Maret]] [[1946]]<ref>{{Cite web|url=http://www.bandungheritage.org/images/stories/dokumen/bandung_sea_of_fire.pdf|title=Social History of The ''Bandung Lautan Api'' (Bandung Sea of Fire), 24 March 1946|last=Sitaresmi|first=Ratnayu|date=|website=www.bandungheritage.org|publisher=|access-date=2017-09-26}}</ref><ref name=":0">{{Cite web|url=https://www.library.ohio.edu/indopubs/1996/03/03/0104.html|title=Keunikan Sejarah Lagu "Hallo Bandung"|last=Setiadijaya|first=Barlan|date=1996|website=www.library.ohio.edu|publisher=|access-date=2017-09-26}}</ref><ref name=":1">{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=PGNlJKup4lwC&hl=en&pg=PA37|title=Sejarah 3: SMP Kelas IX|last=Kurnia|first=Anwar|last2=Suryana|first2=Mohamad|publisher=Yudhistira Ghalia Indonesia|year=2007|isbn=9789790191402|location=|pages=37|language=id}}</ref>.
 
== Latar Belakang ==
{{utama|Bandung Lautan Api}}
Ismail Marzuki tampil bersama grup keroncong [[Lief Java]] pada sekitar tahun 1940 sebagai penyanyi dan penulis lagu di Studio Orkes NIROM II di Tegalega, [[Kota Bandung|Bandung]], sebagai bagian dari siaran radio [[Nederlandsch-Indische Radio Omroep Maatschappij|NIROM (''Nederlandsch-Indische Radio-omroepmaatschappij'')]]<ref name=":0" /><ref>{{Cite news|url=http://www.nrc.nl/nieuws/2011/10/27/hallo-bandoeng-hier-radio-kootwijk-a1469381|title=‘Hallo Bandoeng, hier Radio Kootwijk’|last=Freriks|first=Kester|date=2011-10-27|work=|newspaper=NRC Handelsblad|language=nl|access-date=2017-09-26|via=}}</ref>. Ismail Marzuki kembali ke kota [[Batavia]] setelah menikahi rekan sesama penyanyi di grup, Eulis Zuraidah. Namun kenangan indah selama menetap di kota Bandung selalu melekat dalam ingatannya. Hal tersebut mendorongnya untuk menciptakan lagu berbahasa [[Bahasa Sunda|sunda]] berjudul "Hallo Bandung"<ref name=":0" />, serta beberapa lagu bertema serupa seperti "Bandung Selatan di Waktu Malam" dan "Saputangan dari Bandung Selatan". Pada waktu itu ungkapan "Hallo Bandoeng" sudah sangat dikenal sebagai [[tanda panggil]] dan sapaan pembuka oleh [[:nl:Radio Kootwijk (zender)|Radio Kootwijk]] saat melakukan panggilan [[Telegraf nirkabel|radio telegraf]] dengan kota Bandung. Ungkapan tersebut menjadi semakin terkenal melalui lagu [[Bahasa Belanda|berbahasa Belanda]] berjudul "[[Hallo Bandoeng]]" oleh [[Willy Derby]], yang penjualannya mencapai lebih dari 50,000 kopi, suatu jumlah yang luar biasa pada jaman itu<ref>{{Cite web|url=http://www.muziekencyclopedie.nl/action/genre/levenslied|title=Muziekencyclopedie - Levenslied|website=www.muziekencyclopedie.nl|language=nl|access-date=2017-09-26}}</ref>.
Dalam peristiwa [[Bandung Lautan Api]], rakyat Bandung membakar kota Bandung untuk mencegah kota tersebut dikuasai oleh tentara sekutu dan tentara [[NICA]] [[Belanda]] yang hendak merebut Indonesia kembali setelah pasukan [[Jepang]] menyerah tanpa syarat kepada [[Pihak Sekutu di Perang Dunia II|pasukan Sekutu]] dalam [[Perang Dunia II]] dan menarik pasukannya dari Indonesia. Lagu ''Halo, Halo Bandung'' menjadi sangat terkenal dan menjadi simbol perjuangan bangsa Indonesia dalam perebutan kemerdekaan mereka dari jajahan bangsa asing.
 
Versi awal dari lirik lagu "Hallo Bandung" menunjukkan bahwa pada awalnya lagu ini lahir sebagai ungkapan rasa rindu yang sentimental, bukan dimaksudkan sebagai lagu perjuangan. Kemudian selama [[Sejarah Nusantara (1942–1945)|masa pendudukan Jepang]] lagu ini diterjemahkan kedalam [[bahasa Indonesia]] sebagai bagian dari propaganda pihak tentara Jepang, yang antara lain berusaha mengikis pengaruh budaya Belanda serta mendorong penggunaan bahasa Indonesia di penjuru wilayah jajahan. Walaupun begitu, versi kedua hasi terjemahan lagu tersebut tetap menggambarkan maksud aslinya sebagai lagu kenangan<ref name=":0" /><ref name=":1" />.
== Pencipta lagu ==
Nama pencipta resmi dari lagu ''Halo, Halo Bandung'' masih diragukan sebagian masyarakat [[Indonesia]]. Perdebatan tentang siapa pencipta lagu ''Halo-Halo Bandung'' sebenarnya sudah lama terjadi. Di dalam buku ''[[Saya Pilih Mengungsi]]: Pengorbanan Rakyat Bandung untuk Kedaulatan'' yang ditulis [[Ratnayu Sitaresmi]], [[Pestaraja HS Marpaung]] menyebutkan bahwa polemik itu mulai terjadi pada 1995. [[Pestaraja Marpaung]] adalah salah seorang pejuang yang sempat bergabung ke dalam [[Pasukan Istimewa]] (PI) Indonesia dan turut terlibat langsung dalam peristiwa [[Bandung Lautan Api]].
 
Setelah pernyataan [[Menyerahnya Jepang|kekalahan Jepang]], para pejuang kemerdekaan Indonesia kemudian menghadapi masuknya tentara [[NICA|NICA Belanda]] serta tentara [[Blok Sekutu (Perang Dunia II)|Sekutu]] dari [[Britania Raya|Kerajaan Inggris]], yang berlangsung hingga selama empat tahun. Masa ini dikenal sebagai periode [[Revolusi Nasional Indonesia|Revolusi Nasional]]. Pada awal masa ini Ismail Marzuki bersama istri mengungsi ke Bandung demi menghindari pendudukan tentara Inggris dan Belanda di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Namun sayang tidak lama setelah mereka menetap di Bandung, terbit ultimatum dari pihak Inggris yang memerintahkan pihak tentara pejuang Indonesia untuk segera meninggalkan kota. Kemudian pihak pejuang Indonesia membalas dengan sengaja membakar bangunan dan gedung di penjuru wilayah selatan kota Bandung sebelum mereka meninggalkan kota pada 24 Maret 1946, yang kemudian dikenal sebagai [[Bandung Lautan Api]] . Peristiwa ini mengilhami Ismail Marzuki beserta para pejuang Indonesia saat itu untuk mengubah dua baris terakhir dari lirik lagu "Hallo Bandung" menjadi lebih patriotis dan membakar semangat perjuangan. Segera setelah itu, lagu Halo, Halo Bandung menjadi sangat dikenal dan menjadi salah satu lambang perjuangan kemerdekaan Indonesia melawan penjajah<ref name=":0" /><ref name=":1" /><ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=EGauHja3KBAC|title=The British Occupation of Indonesia: 1945-1946: Britain, The Netherlands and the Indonesian Revolution|last=McMillan|first=Richard|date=2006-05-17|publisher=Routledge|year=|isbn=9781134254286|location=|pages=67|language=en}}</ref>
Komponis senior Indonesia, [[AT Mahmud]], membenarkan adanya polemik tersebut, dengan menyebutkan bahwa lagu tersebut tidak diketahui siapa penciptanya, menurut kutipan dari surat kabar [[Pikiran Rakyat]] edisi 23 Maret 2007.
 
== Lirik ==
<blockquote>
{| class="wikitable"
""Informasi yang saya dengar, lagu tersebut, seharusnya, ''NN'' (''No Name''; Pencipta tak diketahui-red.)". Saya sendiri tak tahu bagaimana kemudian lagu itu jadi ciptaan Ismail Marzuki,” ungkapnya, ketika dihubungi, [[Kamis]] (22/3) petang. "<ref name=pr/>
!'''Versi'''
</blockquote>
!'''Lirik'''
Di dalam buku ''Saya Pilih Mengungsi'', Pestaraja Marpaung, yang akrab dipanggil ''Bang Maung'', menyebutkan bahwa lagu tersebut bukan ciptaan perseorangan melainkan merupakan ciptaan bersama para pejuang di [[Ciparay]], [[Bandung Selatan]], tanpa melihat asal usul suku bangsa. Hal tersebut dicerminkan dengan penggunaan kata "Halo!" yang adalah sapaan khas pemuda dari [[Medan]], [[Sumatera Utara]], yang ditimbulkan dari pengaruh film-film koboi dari [[Amerika Serikat|Amerika]] yang sering diputar pada waktu itu. Ditambah dengan penggunaan kata "beta", bahasa daerah [[Ambon]], [[Maluku]], yang berarti "saya".
|-
!'''1<ref>{{Cite book|url=https://www.library.ohio.edu/indopubs/1996/03/03/0104.html|title=10 Lagu Indonesia oleh Ismail Marzuki|last=|first=|publisher=Humala Pontas|year=1950|isbn=|location=Jakarta|pages=}}</ref>'''
|Halo, halo Bandung, ibu kota Periangan
 
Halo-, halo Bandung, kota inget-ingetan
Berikut kutipan dari buku ''Saya Pilih Mengungsi'' tentang cerita Pestaraja Marpaung mengenai penciptaan lagu ''Halo-Halo Bandung''.
 
Atos lami abdi patebih, henteu patingal
<blockquote>
"Sebagai pejuang, Bang Maung pun turut menyusup ke Kota Bandung, setiap malam, setelah peristiwa Bandung Lautan Api. "Siang hari tidak ada kerja. Jadi di Ciparay ini, anak-anak Bandung dari Pasukan Istimewa tiduran. ‘Eh, lagu yang kemarin itu mana? Halo! Halo Bandung! de-de-de— (berirama menurun).’ Setelah lama, orang [[Ambon]] juga ikut. Pemuda Indonesia [[Maluku]] itu, di antaranya Leo Lopulisa, Oom Teno, Pelupessy. Sesudah Halo-Halo Bandung, datang orang Ambonnya. Sudah lama beta! tidak bertemu dengan kau!’ Karena itu, ada ‘beta’ di situ. Bagaimana kata itu bisa masuk kalau tidak ada dia di situ. Si Pelupessy-lah itu, si Oom Tenolah itu, saya enggak tahu. Tapi, sambil nyanyi bikin syair. Itulah para pejuang yang menciptakannya. Tidak ada itu yang menciptakan. Kita sama-sama saja main-main begini. Jadi, kalau dikatakan siapa pencipta (Halo-Halo) Bandung? Para pejuang Bandung Selatan,” ucapnya." <ref name=pr>{{citeweb
| url = http://pikiran-rakyat.com/cetak/2007/032007/23/0105.htm | title = Kontroversi Pencipta ”Halo-Halo Bandung” | author = Hazmirullah
| date = [[23 Maret]] [[2007]] | publisher = [[Pikiran Rakyat]] | archiveurl = https://web.archive.org/web/20071209204657/http://pikiran-rakyat.com/cetak/2007/032007/23/0105.htm | archivedate = [[9 Desember]] 2007}}</ref>
</blockquote>
 
Mugi mugi ayeuna tiasa teupang deui 
== Lirik ==
 
Halo-halo Bandung
'tos tepang 'teu panasaran
|-
!'''2<ref>{{Cite book|url=https://www.library.ohio.edu/indopubs/1996/03/03/0104.html|title=NIROM Catalogue|last=Marzuki|first=Ismail|publisher=Nederlandsch-Indische Radio-omroepmaatschappij|year=|isbn=|location=Jakarta|pages=}}</ref>'''
|Hallo-hallo Bandung, ibukota Pasundan
 
Hallo-hallo Bandung, kota kenang-kenangan
Ibu kota periangan
 
Lama sudah beta, ingin berjumpa pada mu
Halo-halo Bandung
 
S'lagi hayat dan hasrat masih dikandung badan
Kota kenang-kenangan
 
Kita 'kan jumpa pula
Sudah lama beta
|-
!'''3<ref>{{Cite book|url=https://www.library.ohio.edu/indopubs/1996/03/03/0104.html|title=NIROM Catalogue|last=Marzuki|first=Ismail|publisher=Nederlandsch-Indische Radio-omroepmaatschappij|year=|isbn=|location=Jakarta|pages=}}</ref>'''
|Halo-, halo Bandung, ibukota Periangan
 
Halo, halo Bandung, kota kenang-kenangan
Tidak Berjumpa dengan kau
 
Sudah lama beta tidak berjumpa dengan kau
Sekarang telah menjadi lautan api
 
Sekarang telah menjadi lautan api
Mari Bung rebut kembali
 
Mari Bungbung rebut kembali
|}
 
== Lihat pula ==