Parasara: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
|||
Baris 29:
Begawan [[Parasara]] adalah putra Bambang Sakri, Bambang Sakri adalah putra Bambang Kalingga atau [[Sekutrem]]. Bambang Kalingga adalah putra Begawan [[Manumanasa]], Begawan Manumanasa adalah putra Bambang [[Parikenan]]. Begawan Parasara beristrikan Dewi Durgandini atau [[Dewi Lara Amis]], putri Prabu Basuketi raja [[Kerajaan Wirata]]. Begawan Parasara berputra Raden Dipayana yang nanti akan menggantikan Begawan Parasara sebagai pertapa di Saptaarga dengan gelar Begawan [[Byasa]]. Begawan Parasara juga beristrikan Dewi Kekayi, putri Prabu Kekaya raja Kencapura. Dari pernikahannya dengan Dewi Kekayi lahirlah [[Rupakenca]] dan [[Kencakarupa]]. Begawan Parasara memiliki anak bernama [[Rajamala]] dan Dewi [[Sudesna]] yang merupakan hasil pernikahannya dengan Dewi Watari putri [[Sang Hyang Rekatatama]].
Begawan Parasara juga termasuk leluhur raja-raja dan ksatria-ksatria darah Kuru yang disebut Pandawa dan Kurawa, peran Begawan Parasara dalam hal ini adalah sebagai penurunan garis witaradya (keturunan brahmana) lewat jalur Begawan [[Abiyasa]].
Dari garis keturunan Begawan Abiyasa inilah lahir Destarastra, Pandu dan Widura' salah satu putra Begawan Abiyasa yakni Pandu lantas menjadi raja di Hastina sehingga memiliki lima orang putra diantaranya Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa.
Arjuna, putra ketiga Pandu menjadi ksatria yang berhak mewarisi darah witaradya dari Begawan Abiyasa yang membuatnya sering melakukan tapa brata dan berguru ilmu spiritual kepada para brahmana di seluruh daerah hindustan. Lewat Arjuna inilah lahir seorang ksatria bernama Abimanyu yang gugur pada saat menjadi panglima tempur dalam perang Bharatayudha.
|