Pragmatik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menambah macam-macam pertuturan.
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Pragmatika''' adalah cabang ilmu [[linguistik]] yang mempelajari hubungan antara [[konteks]] dan [[makna]]. Konteks yaitu unsur di luar bahasa yang dikaji dalam pragmatik. Mempelajari ilmu ini bagaimana penyampaian makna tidak hanya bergantung pada pengetahuan linguistik ([[tata bahasa]], [[leksikon]], dll) dari pembicara dan pendengar, tetapi juga dari konteks penuturan, pengetahuan tentang status para pihak yang terlibat dalam pembicaraan, maksud tersirat dari pembicara.
 
== Sumber Kajiankajian Pragmatikpragmatik ==
Sebagai disiplin ilmu, Pragmatikapragmatika (pragmatik) juga bersumber pada beberapa ilmu yang lainnya, antara lain:<ref name="rujukan2">{{cite book|author=Prof. Dr. P. W. J. Nababan|title=Ilmu Pragmatik(Teori dan Penerapannya)|year=1987|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|place=Jakarta|page=3}}</ref>
 
* Filsafat Kebahasaankebahasaan: mempelajari bahasa dari sudut pandang suatu ungkapan atau ujaran yang dituturkan
* [[Sosiolinguistik]]: mempelajari bahasa dari sudut pandang, tujuan dan situasi pemakaiannya di dalam masyarakat
* [[Antropologi]]: mempelajari bahasa dari sudut pandang asal-usul suatu bahasa yang digunakan
* [[Etnografi Bahasa|Etnografi bahasa]]: mempelajari bahasa dari sudut pandang kebudayaan penutur bahasa
* [[Linguistik]]: mempelajari bahasa dari sudut pandang struktur bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi
 
== Variasi Bahasabahasa ==
Dalam mempelajari ilmu Pragmatikapragmatika, berbagai bahasa mempunyai ragam bahasa/variasi bahasa yang selalu menyesuaikan dengan konteks dan keadaan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi variasi suatu bahasa, antara lain:<ref name="rujukan2">{{cite book|author=Prof. Dr. P. W. J. Nababan|title=Ilmu Pragmatik(Teori dan Penerapannya)|year=1987|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|place=Jakarta|page=9}}</ref>
* Faktor geografis: mempelajari di daerah mana bahasa itu dipakai;
* Faktor kemasyarakatan: mempelajari siapa yang memakai bahasa dan bagaimana latar belakang masyarakat yang memakai bahasa;
Baris 17:
* Faktor waktu: mempejari kurun waktu suatu bahasa yang dipergunakan.
 
'''Ragam Dialek'''dialek adalah ragam bahasa yang berhubungan dengan di daerah mana suatu bahasa dituturkan. Perbedaan dialek terdapat pada seluruh aspek bahasa dan lafal, morfologi, sintaksis, kosakata dan peribahasa, dan juga dalam pragmatik.<ref name="rujukan2">{{cite book|author=Prof. Dr. P. W. J. Nababan|title=Ilmu Pragmatik(Teori dan Penerapannya)|year=1987|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|place=Jakarta|page=10}}</ref> Sebagai contoh, Bahasa Jawa yang berbeda dengan bahasa Indonesia dalam penuturannya walaupun sama-sama digunakan orang Indonesia.
'''Ragam Sosiolek''' adalah ragam bahasa yang berkaitan dengan status sosial dan jabatan seseorang dalam golongan masyarakat.<ref name="rujukan2">{{cite book|author=Prof. Dr. P. W. J. Nababan|title=Ilmu Pragmatik(Teori dan Penerapannya)|year=1987|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|place=Jakarta|page=11}}</ref> Status seseorang dalam golongan [masyarakat sangat mempengaruhi keberagaman dalam berkomunikasi. Sebagai contoh dalam bahasa Jawa terdapat [[Bahasa Bagongan]], [[Bahasa Krama]], dan [[Bahasa Ngoko]] yang akan dipergunakan sesorang dalam berkomikasi dengan melihat siapa lawan bicaranya.
'''Ragam Fungsiolek''' adalah ragam bahasa yang berkaitan dengan situasi berbahasa, siapa pemakai bahasa, dan topik dari suatu bahasa.<ref name="rujukan2">{{cite book|author=Prof. Dr. P. W. J. Nababan|title=Ilmu Pragmatik(Teori dan Penerapannya)|year=1987|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|place=Jakarta|page=12}}</ref>
'''Ragam Kronolek''' adalah ragam bahasa yang berhubungan dengan perubahan bahasa dalam suatu kurun waktu tertentu. Bahasa yang ada bersifat dinamis dan selalu berubah seiring berjalannya waktu, menurut fungsi dan kegunaannya.<ref name="rujukan2">{{cite book|author=Prof. Dr. P. W. J. Nababan|title=Ilmu Pragmatik(Teori dan Penerapannya)|year=1987|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|place=Jakarta|page=15}}</ref>
 
'''Ragam Sosiolek'''sosiolek adalah ragam bahasa yang berkaitan dengan status sosial dan jabatan seseorang dalam golongan masyarakat.<ref name="rujukan2">{{cite book|author=Prof. Dr. P. W. J. Nababan|title=Ilmu Pragmatik(Teori dan Penerapannya)|year=1987|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|place=Jakarta|page=11}}</ref> Status seseorang dalam golongan [masyarakat sangat mempengaruhi keberagaman dalam berkomunikasi. Sebagai contoh dalam bahasa Jawa terdapat [[Bahasa Bagongan]], [[Bahasa Krama|Bahasa krama]], dan [[Bahasa Ngoko|Bahasa ngoko]] yang akan dipergunakan sesorang dalam berkomikasi dengan melihat siapa lawan bicaranya.
== Macam Tindak Bahasa/ Pertuturan ==
 
Austin memisahkan 3 macam tindak bahasa yang terjadi yaitu :<ref name="rujuka3">{{cite book|author=J.L. Austin|title=How to Do Things With Words|year=1962|publisher=Oxford University Press|place=New York}}</ref>
'''Ragam Fungsiolek'''fungsiolek adalah ragam bahasa yang berkaitan dengan situasi berbahasa, siapa pemakai bahasa, dan topik dari suatu bahasa.<ref name="rujukan2">{{cite book|author=Prof. Dr. P. W. J. Nababan|title=Ilmu Pragmatik(Teori dan Penerapannya)|year=1987|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|place=Jakarta|page=12}}</ref>
 
'''Ragam Kronolek'''kronolek adalah ragam bahasa yang berhubungan dengan perubahan bahasa dalam suatu kurun waktu tertentu. Bahasa yang ada bersifat dinamis dan selalu berubah seiring berjalannya waktu, menurut fungsi dan kegunaannya.<ref name="rujukan2">{{cite book|author=Prof. Dr. P. W. J. Nababan|title=Ilmu Pragmatik(Teori dan Penerapannya)|year=1987|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|place=Jakarta|page=15}}</ref>
 
== Macam tindak bahasa/pertuturan ==
Austin memisahkan 3 macam tindak bahasa yang terjadi, yaitu :<ref name="rujuka3">{{cite book|author=J.L. Austin|title=How to Do Things With Words|year=1962|publisher=Oxford University Press|place=New York}}</ref>
* [[Tindak lokusi]] yang mengaitkan suatu topik dengan suatu keterangan dalam ungkapan.
* [[Tindak ilokusi]] yaitu pengucapan suatu pernyataan, pertanyaan, penawaran, janji, dsb.
* [[Tindak perlokusi]] yaitu hasil atau efek yang dihasilkan oleh suatu ungkapan yang sesuai situasi dan susana.
Berdasarkan tujuannya, pertuturan dapat dikelompokkan seperti berikut:<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/156874430|title=Pesona bahasa : langkah awal memahami linguistik|last=1948-|first=Gunawan, Fitri,|last2=Untung,|first2=Yuwono,|last3=T.,|first3=Lauder, Multamia R. M.|isbn=9789792216813|location=Jakarta|oclc=156874430}}</ref>
# Asertif, yang melibatkan penutur kepada kebenaran atau kecocokan proposisi, misalnya ''menyatakan, menyarankan,'' dan ''melaporkan.'';
# Direktif, yang tujuannya adalah tanggapan berupa tindakan dari mitra tutur, misalnya ''menyuruh, memerintahkan, meminta, memohon,'' dan ''mengingatkan.'';
# Komisif, yang melibatkan penutur dengan tindakan atau akibat selanjutnya, misalnya ''berjanji, bersumpah,'' dan ''mengancam.'';
# Ekspresif, yang memperlihatkan sikap penutur pada keadaan tertentu, misalnya ''berterima kasih, mengucapkan selamat, memuji, menyalahkan, memaafkan,'' dan ''meminta maaf.'';
# Deklaratif, yang menunjukkan perubahan setelah diujarkan, misalnya ''membaptiskan, menceraikan (secara lisan), menikahkan,'' dan ''menyatakan.''.
 
== Alasan pemunculan ==
Alasan pemunculan pragmatik dalam kurikulum 1984 bervariasi :
 
* Praktik, kemampuan/keterampilan bahasa siswa masih kurang; bahasanya berbelit-belit dan banyak didominasi oleh bahasa daerah.;
* Karena penggunaan bahasa Indonesia siswa belum baik, maka siswa masih perlu banyak belajar menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar; (3) pencapaian hasil pelajaran bahasa Indonesia belum memuaskan.;
* Pragmatik melengkapi pelajaran bahasa Indonesia secara utuh.;
* Pragmatik menunjang pencapaian tujuan pelajaran bahasa Indonesia dan selalu ada dalam pergaulan hidup sehari-hari.;
* Pragmatik tidak terlalu kentara dalam pokok-pokok bahasan lain dalam pelajaran bahasa Indonesia.;
* Alasan perkembangan bahasa.<ref>[http://odazzander.blogspot.com/2011/10/pragmatik-dalam-pengajaran-bahasa.html PRAGMATIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA]</ref>