Oeripan Notohamidjojo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kucing air (bicara | kontrib)
Pranala luar: Notohamidjojo, Oeripan. ,2011. Kreativitas yang Bertanggungjawab, Satya Wacana Press: Salatiga
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 131:
Dr. Notohamidjojo mengatakan ''“ Betapa besarnya kebutuhan akan perubahan , tapi kalau tiada bisa menyangkut pada seseorang yang berbakat , maka tiada ada munculah seorang pemimpin. Sebaliknya , betapa anggunpun bakat seseorang , tapi apabila ia tidak menjumpai kesempatan untuk mengembangkannya, tidak terhasilkan pula seorang pemimpin yang besar.''
 
Terdapat dua kata kunci dalam ungkapan Dr. Notohamidjojo tentang kepemimpinan, yakni '''bakat''' dan '''pengembangan.''' Dr. Notohamidjojo percaya bahwa ada orang yang benar-benar lahir sebagai pemimpin (''nature''). Namun bakat seorang pemimpin tidak akan banyak berguna bila tidak dididik dengan baik serta tepat.
 
Berikutnya adalah pengembangan,Dr. Notohamidjojo percaya bahwa kepemimpinan juga merupakan sesuatu yang dikembangkan. Kepemimpinan bukan semata-mata didapatkan dari Tuhan, tetapi juga “diusahakan” oleh manusia. Bila kita melihat secara jeli pola yang kedua, menurut tafsiran saya, Dr. Notohamidjojo mau menyampaikan bahwa semua orang berpotensi untuk menjadi pemimpin. Kata kuncinya terdapat pada kalimat “''kesempatan untuk mengembangkannya”.'' Kesempatan untuk menjadi pemimpin terbuka (''opportunity'') bagi siapa saja dan untuk memilikinya, manusia perlu membentuk diri sedemikian rupa serta mengikutsertakan diri dalam program-program pelatihan yang mumpuni.Pandangan kepemimpinan dalam paham Dr. Notohamidjojo adalah paham yang bersifat universal dan ''equal''.
 
Model berikutnya yang harus ada dalam diri seorang pemimpin adalah “tanggung jawab”. Bagi Dr. Notohamidjojo, terdapat dua tanggungjawab dasar yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. ''Pertama'', seorang pemimpin harus berbertanggung jawab atas kepemimpinannya. Dr. Notohamidjojo mengatakan “''pemimpin itu mengabdi pada organisasi, bukan dirinya sendiri, objektif, bukan subjektif''. Artinya, seorang pemimpin pertama-tama harus melayani pandangan dan  memelihara eksistensi organisasinya. Pemimpin harus bertanggung jawab terhadap organisasi yang ia pimpin. Pemimpin juga harus mempertahankan, menyalurkan, dan mewariskan nilai-nilai organisasi tersebut, sehingga tiba waktunya ia turun jabatan, organisasi tersebut dapat dijalankan lagi oleh orang lain dengan tidak kurang suatu apapun.
 
''Kedua'', seorang pemimpin harus mampu bertanggungjawab atas anggota-anggota yang ia pimpin. Seorang pemimpin harus mampu memberikan teladan sikap yang luhur sesuai dengan delapan (8) sifat kepemimpinan yang digagas oleh Dr. Notohamidjojo. Pemimpin harus rendah hati, agar terhindar dari sikap autokrasi dan gila jabatan. Pemimpin harus menyadari bahwa organisasi bukan diciptakan untuknya tetapi diadakan untuk kelangsungan hidup banyak orang. Tiba saatnya nanti ia harus memberikan jabatan itu kepada orang lain, agar nilai-nilai organisasi yang ia pimpin tetap lestari.