Aksara Jawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rahin Madirā (bicara | kontrib)
Aksara Jawa merupakan turunan aksara Kawi :)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 23:
 
== Ciri-ciri ==
[[Berkas:Ciri aksara jawa.jpg|thumbjmpl|Suku kata /ka/ ditulis dengan satu aksara. Tanda baca dapat mengubah, menambahkan, atau menghilangkan vokal suku kata tersebut. Aksara memiliki beberapa bentuk untuk menulis nama, pengejaan asing, dan konsonan bertumpuk]]
 
Aksara Jawa adalah sistem tulisan [[Abugida]] yang ditulis dari kiri ke kanan. Setiap aksara di dalamnya melambangkan suatu suku kata dengan vokal {{IPAslink|a}} atau {{IPAslink|ɔ}}, yang dapat ditentukan dari posisi aksara di dalam kata tersebut. Penulisan aksara Jawa dilakukan tanpa spasi (''[[scriptio continua]]'')<ref name=jour/>, dan karena itu pembaca harus paham dengan teks bacaan untuk dapat membedakan tiap kata. Selain itu, dibanding dengan alfabet [[Latin]], aksara Jawa juga kekurangan tanda baca dasar, seperi titik dua, tanda kutip, tanda tanya, tanda seru, dan tanda hubung.
Baris 34:
 
== Sejarah ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Naaischool te Bangsaredja op Java TMnr 10000683.jpg|leftkiri|thumbjmpl|Aksara Jawa sedang diajarkan pada sekolah periode kolonial.]]
 
Tulisan Jawa dan Bali adalah perkembangan modern [[aksara Kawi]], salah satu turunan [[aksara Brahmi]] yang berkembang di Jawa. Pada masa periode Hindu-Buddha, aksara tersebut terutama digunakan dalam literatur keagamaan dan terjemahan Sanskerta yang biasa ditulis dalam naskah daun [[lontar]].<ref name=uni/> Selama periode Hindu-Buddha, bentuk aksara Kawi berangsur-angsur menjadi lebih Jawa, namun dengan ortografi yang tetap. Pada abad ke-17, tulisan tersebut telah berkembang menjadi bentuk modernnya dan dikenal sebagai ''Carakan''<ref name=lang>Campbell, George L. Compendium of the World's Languages. Vol. 1. New York: Routledge, 2000.</ref> atau ''hanacaraka'' berdasarkan lima aksara pertamanya.
Baris 789:
 
== Penggunaan ==
[[Berkas:Ratan Gajah Mada.jpg|thumbjmpl|170px|Aksara Jawa yang dipakai pada papan nama jalan di [[Surakarta]].]]
Aksara Jawa sampai sekarang masih diajarkan di sekolah-sekolah wilayah berbahasa Jawa<ref>[http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0609/25/humaniora/2973155.htm Bahasa Jawa? Ih, "Boring" Banget]. Kompas daring 25-09-2006. Diakses 6-5-2009.</ref> seperti [[Jawa Tengah]], [[Jawa Timur]], dan [[DI Yogyakarta]], sebagai bagian dari muatan lokal kelas 3 hingga 5 SD.<ref name="Wahab">Abdul Wahab. [http://pusatbahasa.diknas.go.id/laman/nawala.php?info=artikel&infocmd=show&infoid=20&row= Masa depan bahasa, sastra, dan aksara daerah]. Nawala.</ref> Walaupun demikian, penggunaan sehari-hari, seperti dalam media cetak atau televisi, masih sangat terbatas dan terdesak oleh penggunaan [[aksara Latin]] yang lebih mudah diakses. Beberapa surat kabar dan majalah lokal memiliki kolom yang menggunakan aksara Jawa. Namun selain itu, usaha-usaha revivalisasi hanya bersifat simbolik dan tidak fungsional, seperti pada penulisan nama jalan. Salah satu penghambatnya adalah tidak adanya pengembangan [[ortografi]] dan [[tipografi]] aksara<ref name="Wahab"/>, serta digitalisasi komputer yang sulit dilakukan karena kompleksitas aksara Jawa.
 
Baris 801:
{| class=wikitable width=100%
|-
|[[Berkas:Hanacaraka-jawa.svg|centerpus|370px|Hanacaraka gaya Jawa]]
|[[Berkas:Hanacaraka-bali.svg|centerpus|370px|Hanacaraka gaya Bali]]
|- bgcolor="#f0f0f0"
| Hanacaraka gaya Jawa
Baris 815:
 
=== Bahasa Indonesia dan bahasa asing ===
[[Berkas:Solo Grand Mall 2011 Bennylin 01.jpg|thumbjmpl|Sebuah mall di [[Surakarta]], [[Jawa Tengah]].]]
Karena sifatnya yang fonetis, aksara Jawa dapat dipakai untuk menulis bahasa Indonesia dan kata serapan bahasa asing. Hal ini dapat dilihat pada tempat-tempat umum di wilayah berbahasa Jawa, terutama di [[Surakarta]], [[Yogyakarta]] dan sekitarnya. Kata dari bahasa asing ditulis sebagaimana kata tersebut diucap, bukan berdasarkan pengejaannya. Sebagai contoh, "Solo Grand Mall" ditransliterasikan menjadi {{java|ꦱꦺꦴꦭꦺꦴꦒꦿꦺꦤ꧀ꦩꦭ꧀}} yang secara harfiah ditransliterasikan kembali menjadi "solo gren mol".