Thomas More: Perbedaan antara revisi

Keteguhan serta keberanian More mempertahankan keyakinan imannya, dan martabat yang diperlihatkannya selama ia dipenjara, diadili, dan dieksekusi, banyak memberikan pengaruh pada reputasi More pasca wafatnya, terutama di kalangan umat Katolik Roma. [[Erasmus]] temannya membela karakter More dengan ungkapan "lebih murni daripada setiap butiran salju", dan mendeskripsikan kejeniusannya dengan ungkapan "yang tidak pernah dimiliki Inggris [sebelumnya] dan tidak akan pernah lagi dimilikinya".<ref>{{en}} {{cite book|author=Daniel J. Boorstin|title=The Seekers: The Story of Man's Continuing Quest to Understand His World|url=https://books.google.com/books?id=B35joCqtHIwC&pg=PA154|year=1999|publisher=Random House Digital, Inc.|page=154|isbn=978-0-375-70475-8}}</ref> Setelah mengetahui hal ihwal eksekusi More, [[Karl V, Kaisar Romawi Suci|Kaisar Karl V]] mengatakan: "Seandainya kita mempunyai hamba seperti dirinya, kita akan lebih suka kehilangan kota terbaik dalam wilayah kekuasaan kita daripada penasihat berharga seperti dirinya."<ref name=britannica>{{en}} Quoted in ''Britannica – The Online Encyclopedia'', article: [http://www.britannica.com/EBchecked/topic/392018/Sir-Thomas-More ''Sir Thomas More'']</ref> [[G. K. Chesterton]], seorang konver Katolik Roma dari Gereja Inggris, mengatakan bahwa More "dapat diperhitungkan seorangsebagai orang Inggris terbesar, atau paling tidak tokoh historis terbesar dalam sejarah Inggris."<ref>{{en}} {{cite book|author=Chesterton, G. K.|title=The Fame of Blessed Thomas More|year=1929|publisher=Sheed & Ward|location=London|page=63|authorlink=G. K. Chesterton}}</ref> Sejarawan [[Hugh Trevor-Roper]] menyebut More sebagai "orang Inggris terbesar pertama yang rasanya kita ketahui, yang paling kudus di antara para humanis, yang paling insani di antara para kudus, manusia universal dalam kebangunan utara kita yang acuh tak acuh."<ref name="oconnell">{{en}} Cited in Marvin O'Connell, "A Man for all Seasons: an Historian's Demur," ''Catholic Dossier'' 8 no. 2 (March–April 2002): 16–19 [http://www.catholiceducation.org/articles/politics/pg0078.html online]</ref>