Sejarah kimia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: penggantian teks otomatis (-karir, +karier)
Baris 386:
Niels Bohr juga meneliti {{ill|prinsip komplementaritas|en|Complementarity (physics)}}, yang menyatakan bahwa sebuah elektron dapat ditafsirkan dalam dua sudut pandang yang saling eksklusif dan valid. Elektron dapat diinterpretasikan sebagai model gelombang atau partikel. Hipotesisnya adalah bahwa partikel yang masuk akan menyerang inti dan menciptakan inti senyawa yang tereksitasi. Ini membentuk dasar [[Rumus massa semi empiris|model tetes cairannya]]<!--Semi-empirical mass formula--> dan kemudian memberikan dasar teori untuk penjelasan [[fisi nuklir]].
 
Pada tahun 1913, [[Henry Moseley]], yang berkarya sesuai gagasan Van den Broek sebelumnya, memperkenalkan konsep nomor atom untuk memperbaiki kekurangan tabel periodik Mendeleev, yang didasarkan pada berat atom. Puncak karirkarier Frederick Soddy di bidang radiokimia pada tahun 1913 dengan rumusan konsep [[isotop]]nya, yang menyatakan bahwa unsur-unsur tertentu terdapat dalam dua atau lebih bentuk yang memiliki bobot atom yang berbeda namun tidak dapat dibedakan secara kimia. Dia dikenang karena membuktikan adanya isotop unsur radioaktif tertentu, dan juga diberi pengakuan, bersama dengan yang lain, atas ditemukannya unsur [[protaktinium]] pada tahun 1917. Pada tahun 1913, J.J. Thomson mengembangkan karya Wien dengan menunjukkan bahwa partikel subatomik bermuatan dapat dipisahkan berdasarkan rasio massa terhadap muatan, sebuah teknik yang dikenal sebagai [[spektrometri massa]].
 
=== Gilbert N. Lewis ===