Maleo senkawor: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Gerildwira (bicara | kontrib) Penambahan status Maleo yang dilindungi PP No.7/1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. |
Gerildwira (bicara | kontrib) asal usul burung maleo menurut buku Konservasi Maleo di Sulawesi |
||
Baris 20:
Ukuran telur burung maleo beratnya 240 gram hingga 270 gram per butirnya, ukuran rata-rata 11 cm, dan perbandingannya sekitar 5 hingga 8 kali lipat dari ukuran [[telur]] [[ayam]].<ref name="size">[http://www.mediaindonesia.com/read/2009/09/09/97833/89/14/Populasi_Satwa_Langka_Maleo_Semakin_Berkurang Populasi Satwa Langka Maleo Semakin Berkurang]</ref><ref name="size2">[http://www.indosiar.com/ragam/54835/upaya-melestarikan-burung-maleo. Upaya Melestarikan Burung Maleo]</ref>
Namun saat ini mulai terancam punah karena [[habitat]] yang semakin sempit dan telur-telurnya yang diambil oleh [[manusia]]. Diperkirakan jumlahnya kurang dari 10.000 ekor saat ini.<ref name="Burung Maleo">[http://www.kidnesia.com/Kidnesia/Indonesiaku/Propinsi/Sulawesi-Tengah/Fauna/Burung-Maleo Situs Kidsnesia:Burung Maleo Maleo]</ref>
Dalam Buku “Konservasi Maleo Di Sulawesi”, asal usul burung khas kawasan Wallacea ini disebutkan masih belum jelas. Ada dua teori asal usulnya yaitu bahwa nenek moyang maleo berasal dari Australia dan teori kedua bahwa moyang maleo berasal dari Asia Tenggara sebelum tiba di Australia. Namun persamaan kedua teori itu adalah moyang maleo telah terisolasi di Australia untuk waktu yang lama dan telah berevolusi menjadi burung yang tidak lagi mengerami telurnya sendiri. Maleo kemudian menyebar ke Papua Nugini dan pulau-pulau di sekitar Indonesia Timur.
== Ciri-Ciri ==
|