Tak Kasat Mata: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Utur67 (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi '{{Infobox Television | bgcolour = #00FF00 | show_name = Tak Kasat Mata | name = Tak Kasat Mata | image = | capti...'
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 49:
 
== Sinopsis ==
Menjadi kakak yang sempurna, adalah impian Nadia. Nadia (25) gadis yang sangat sayang pada adiknya. Walaupun Utari (22) adik Nadia manja dan keras kepala. Hingga suatu hari Nadia tau kalau Utari hamil 7 bulan akibat hubungannya dengan Arfan (30th) seorang pria munafik yang sudah menjadi tunangan Nadia. Arfan menuduh Utari yang menggodanya. Sayangnya Nadia percaya, karena ia masih mencintai Arfan. Selama ini ternyata Utari menyembunyikan kehamilannya menggunakan baju kebesaran dan stagen.
 
Tak ada pertengkaran. Hanya segelas teh berisi sianida untuk merayakan ulang tahun Utari yang terakhir. Nadia tak bergeming ketika Utari yang mulai sekarat memohon untuk dibawa ke rumah sakit. Nadia sebenarnya tak tega, tapi Arfan melarangnya karena mereka berdua akan katahuan telah membunuh Utari dan di penjara. Utari akhirnya tergeletak tak berdaya. Dalam kebingungan, malam itu akhirnya mereka menguburkan Utari di sebuah tempat tersembunyi. Mereka tidak menyangka sebenarnya Utari masih hidup lalu melahirkan premature di dalam kuburan.
 
Sejak itu sosok Utari gentayangan menghantui Nadia dan Arfan. Ia juga menghantui Gendis yang muncul menyerupai sosok anak kecil yang sering menyanyikan lagu lir ilir, Lagu yang sering di nyanyikan Utari saat mengelus perutnya ketika hamil. Dan sosok Utari yang ingin membalas dendam pada Nadia dan Arfan, dan juga menghantui setiap orang yang hamil. Warga mengira arwah Utari ingin merebut bayinya. Warga geger karena kejadian itu.
 
Hingga suatu hari warga menemukan kuburan aneh yang ternyata kuburan Utari. Di dalamnya Warga menemukan jasad Utari dan seorang bayi. Wargapun gempar. RT Rahayu mulai ambil sikap menyuruh Deden dan Suyit menyelidikinya. Sementara jasad Utari di bawa kerumah sakit dan di semayamkan di sana hingga di makamkan dengan layak. Warga merasa lega karena mereka mengira arwah Utari akan pergi dan tak akan lagi meneror mereka.