Energi terbarukan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Menolak perubahan teks terakhir (oleh 112.215.201.5) dan mengembalikan revisi 12195219 oleh HsfBot |
|||
Baris 14:
Dari definisinya, semua energi terbarukan sudah pasti juga merupakan [[energi berkelanjutan]], karena senantiasa tersedia di alam dalam waktu yang relatif sangat panjang sehingga tidak perlu khawatir atau antisipasi akan kehabisan sumbernya. Para pengusung energi non-nuklir tidak memasukkan [[tenaga nuklir]] sebagai bagian energi berkelanjutan karena persediaan uranium-235 di alam ada batasnya, katakanlah ratusan tahun. Tetapi, para penggiat nuklir berargumentasi bahwa nuklir termasuk energi berkelanjutan jika digunakan sebagai bahan bakar di [[reaktor pembiak cepat]] (FBR: ''Fast Breeder Reactor'') karena cadangan bahan bakar nuklir bisa "beranak" ratusan hingga ribuan kali lipat.
Alasannya begini, cadangan nuklir yang dibicarakan para pakar energi dalam ordo puluhan atau ratusan tahun itu secara implisit dihitung dengan asumsi [[reaktor nuklir|reaktor]] yang digunakan adalah reaktor biasa (umumnya tipe BWR atau PWR), yang notabene hanya bisa membakar [[U-235]]. Di satu sisi kandungan
Itulah sebabnya mengapa negara-negara maju tertentu enggan meninggalkan nuklir meski risiko [[radioaktif]] yang diterimanya tidak ringan. Reaktor pembiak cepat seperti yang dimiliki oleh [[Korea Utara]] mendapat pengawasan ketat dari IAEA karena mampu memproduksi bahan bakar baru Pu-239 yang rentan disalahgunakan untuk [[senjata pemusnah massal]].
|