Mahmud Syah III dari Johor: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 11:
| house = [[:en:Bendahara dynasty|Dinasti Bendahara]]
| father = [[:en:Abdul Jalil Muazzam Shah of Johor|Abdul Jalil Muazzam Syah dari Johor]]
| mother = Tengku Puteh binti [[Daeng Chelak]]
| birth_date = [[24 Maret]] [[1756]]
| birth_place = [[Kuala Selangor]]
Baris 43 ⟶ 42:
== Peran dan perjuangan ==
=== Perjanjian dengan Belanda ===
Pada bulan Agustus 1784, tentara [[Belanda]] mulai menyerang pusat pemerintahan [[Johor]] di [[Kota Tanjungpinang|Hulu Riau]]. Kemudian pada Oktober 1784, kapal ''Utrecht'' dan 6 buah kapal perang yang dipimpin oleh laksamana [[Jacob Pieter van Braam]] datang menyerang Riau. Pertempuran meletus antara Johor dan Belanda di Hulu Riau yang berakhir dengan kemenangan Belanda atas Johor. [[Yang Dipertuan Muda|Yamtuan Muda]] Raja Ali (pengganti [[Raja Haji Fisabilillah]] yang syahid di [[Teluk Ketapang, Pulau Merbau, Kepulauan Meranti|Teluk Ketapang]]) kemudian meninggalkan [[Pulau Bintan]] ke [[Kerajaan Tanjungpura|Sukadana]].{{sfn|Ghazali, 2011|p=88}} Sultan Mahmud yang berada di Riau kemudian menandatangani perjanjian dengan [[VOC]] di kapal ''Utrecht'' pada tanggal 10 November 1784.{{sfn|Ahmad Sarji Abdul Hamid, 2011|p=71}}
Di antara isi perjanjian tersebut mencatatkan bahwa pelabuhan Riau menjadi milik Belanda,{{sfn|Ghazali, 2011|p=88}} menyerukan berakhirnya monopoli [[Bugis]] di atas kantor Yamtuan Muda, hingga melarang orang Bugis lainnya untuk memegang jabatan di pemerintahan Johor.{{sfn|Ahmad Sarji Abdul Hamid, 2011|p=71}}
Baris 51 ⟶ 50:
Pada bulan Juni 1785, Belanda mengirim David Ruhde ke Hulu Riau untuk memegang jabatan [[Residen]] Belanda. Kehadiran Belanda di Riau-Lingga tersebut tidak disenangi oleh Sultan Mahmud.{{sfn|Ghazali, 2011|p=88}}
Sultan Mahmud Syah III kemudian secara diam-diam mengirim utusannya, Encik Talib, ke [[Kota Belud|Tempasuk]] di [[Sabah]], [[Kalimantan]]. Ia minta bantuan kepada Raja Tempasuk, Raja Ismail asal Johor untuk memerangi Belanda di Riau-Lingga. Raja Tempasuk mengirim tiga anaknya (Raja Tebuk, Raja Alam, dan Raja Muda Umak) serta Datuk Sikolo, dengan Raja Ismail sebagai panglima besarnya
Pada tanggal 13 Mei 1787, pasukan Sultan Mahmud (beserta pasukan Raja Ismail dari Tempasuk) menyusup ke selatan [[Kuala Terusan, Pangkalan Kerinci, Pelalawan|Terusan Riau]] melalui [[Pulau Penyengat|Penyengat]] dan [[Senggarang, Tanjung Pinang Kota, Tanjung Pinang|Senggarang]]. Saat malam tiba, pasukan Sultan mulai menampakan diri dari benteng kecil di bukit, kemudian maju dari arah gunung merapat ke kapal besar yang mengangkut barang dagangan sehingga pertempuran tidak terelakkan lagi.{{sfn|Netscher, 1879|p=}}<ref name=":5">{{citeweb|url=https://m.kumparan.com/maulana-ramadhan/kisah-kepahlawanan-sultan-mahmud-riayat-syah-di-bumi-nusantara |title=Kisah Kepahlawanan Sultan Mahmud Riayat Sayh di Bumi Nusantara |last=Ramadhan |first=Maulana |date=2017-11-09 |website=[[Kumparan.com]] |access-date=2017-11-10 }}</ref> Mereka menggempur dan menghabisi satu [[garnisun]] Belanda di [[Kota Tanjungpinang|Hulu Riau]]. Bantuan ini berhasil mengalahkan Belanda di Riau-Lingga pada bulan Mei 1787.
Akibat dari serangan itu banyak pasukan Belanda yang melarikan diri. Bahkan, seorang residen Belanda di [[Kota Tanjungpinang|Hulu Riau]], David Ruhde, melarikan diri ke [[Melaka, Malaysia|Melaka]].<ref name=":5"> Tentang peristiwa tersebut, [[Raja Ali Haji]] menguncinya di dalam [[Tuhfat al-Nafis]]:
{{cquote2|''Seekor'' Holanda pun tiada lagi tinggal dalam Negeri Riau setelah diserang pasukan Sultan Mahmud Riayat Syah itu.<ref name=":6">{{cite web |last=Admin |first= |url=http://umrah.ac.id/archives/2856 |title=Sultan Mahmud Riayat Syah: Berhijrah ke Lingga demi Kelangsungan Perjuangan |date=2013-11-11 |access-date=2017-11-10 |archive-url=http://web.archive.org/web/20170430110510/http://umrah.ac.id/archives/2856 |archive-date=2017-12-02 |website=website resmi Universitas Maritim Raja Ali Haji}}</ref> }}
=== Pemindahan ibukota ===
Baris 60 ⟶ 64:
=== Bibliografi ===
{{Refbegin|colwidth=30em}}
* {{cite book |last=Abdul Hamid |first=Ahmad Sarji |date=2011 |title=[[:en:Encyclopedia of Malaysia|The Encyclopedia of Malaysia]] |chapter=16 - The Rulers of Malaysia |url= |location=Kuala Lumpur |publisher=Editions Didier Millet |page= |ref={{sfnRef|Ahmad Sarji Abdul Hamid, 2011}} |isbn=9789813018549 |author-link= }}
* {{cite book |last=Trcocki |first=Carl A. |date=2007 |title=Prince of Pirates : The Temenggongs and the Developments of Johor and Singapore |url= |location=Singapura |publisher=NUS Press |page= |ref={{sfnRef|Trcocki, 2007}} |isbn=9789971693763 |author-link= }}
* {{cite book |last=Hooker |first=Virginia Matheson |date=1991 |title=Tuhfat al-Nafis: Sejarah Melayu-Islam |url= |location=Kuala Lumpur |publisher=Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementerian Pendidikan Malaysia |page= |ref={{sfnRef|Hooker, 1991}} |isbn=9789836221230 |oclc=33086575 |language=ms |author-link= }}
* {{cite journal |last=Ghazali |first=Abdullah Zakaria |date=2011 |title=Johor dan Kepulauan Riau: Berlainan
* {{cite book |last=Netscher |first=E. |date=1870 |title=De Nederlanders in Djohor en Siak. 1602 tot 1865 |url= |location=Batavia |publisher=Bruining |page= |ref={{sfnRef|Hooker, 1991}} |isbn= |oclc=609451933 |language=nl |ref={{sfnRef|Netscher, 1879}} }}
{{refend}}
== Pranala luar ==
* [http://kemahkotaan.johor.gov.my/pengenalan/sejarah-kesultanan-johor/ Sejarah Kesultanan Johor] di [http://kemahkotaan.johor.gov.my website resmi] [[Sultan Johor|Kemahkotaan Sultan Johor]]
{{Pahlawan Nasional Indonesia}}
|