Bataha Santiago: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Membuat artikel baru
 
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 1:
Bataha Santiago merupakan salah satu tokoh masyarakat yang berasal dari [[Sangihe Talaud]], [[Sulawesi Utara]].<ref name=":0">{{Cite news|url=http://suluthebat.com/bataha-santiago-pahlawan-dari-sangihe/|title=Bataha Santiago, Pahlawan Dari Sangihe - SulutHebat.com|newspaper=SulutHebat.com|language=en-US|access-date=2017-11-12}}</ref> Ia merupakan raja ketiga [[Kerajaan Manganitu]]. Don Jugov (Jogolov) Sint Santiago adalah nama lengkapnya (Bataha berarti sakti). Lahir di desa Bowongtiwo-Kauhis,Manganitu pada tahun 1622.<ref name=":0" /> Ia merupakan satu-satunya raja di [[Kabupaten Kepulauan Sangihe|Kepulauan Sangihe]] yang keras kepala dan menolak menandatangani perjanjian dagang dengan [[Vereenigde Oostindische Compagnie|VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) Belanda]].
 
== Riwayat Hidup ==
Dia disekolahkan oleh ayahnya di [[Universitas Santo Thomas]] [[Manila|Manila, Filipina]] pada tahun 1666 (saat itu dia sudah berumur 44 tahun) dan menyelesaikan kuliahnya empat tahun kemudian. Sepulangnya dari Filipina, dia lalu dinobatkan sebagai raja di Kerajaan Manganitu dan selama lima tahun ia memegang tampuk kekuasaan.<ref name=":0" />
 
=== Hubungan dengan VOC ===
VOC beberapa kali memaksa Santiago untuk menandatangani kontrak panjang (''Lange Contract''). Dia menolaknya dan mengumumkan perang terhadap VOC. Isi ''Lange Contract'' yang ditolak antara lain instruksi untuk melenyapkan [[Cengkih|tanaman cengkih]] dan semua benda yang dianggap kafir oleh VOC. Mereka memanfaatkan [[Sultan Kaitjil Sibori]], anak [[Sultan Mandarsyah]], untuk membujuk Santiago supaya menandatangai kontrak. Namun Santiago tetap tidak mau menandatanganinya. Sultan Kaitjil Sibori pulang ke daerahnya tanpa hasil. VOC kecewa dan marah dan Santiago pun telah siap dengan segala akibatnya. Kalimatnya yang terkenal yang disampaikan ketika ia mengumpulkan para pejabat kerajaan dan semua pihak yang terkait maupun yang akan melibatkan diri melawan VOC adalah ''“I kite mendiahi wuntuang ‘u seke, nusa kumbahang katumpaeng.”'' Kalimat itu berarti kita harus menyiapkan pasukan perang, negeri kita jangan dimasuki musuh.<ref name=":0" />
 
VOC lalu mengutus Sultan Kaitjil Sibori ke Sangihe untuk mempersunting Maimuna, putri raja VI Tabukan, supaya VOC dan sekutunya masuk ke Sangihe. Pasukan VOC dan pasukan kerajaan Manganitu yang dipimpin oleh Santiago berperang di laut berhari-hari. Korban dari keduanya sangat banyak. VOC mundur dan menghentikan perang yang sengit itu karena kerugian yang besar. VOC kemudian memanfaatkan Sasebohe dan Bawohanggima, sahabat dekat Santiago, agar menyerah namun gagal. Pertempuran antara VOC dan pasukan Santiago terjadi lagi dan Sasebohe dan Bawohanggima terus membujuk Santiago. Tetapi dia berhasil dibawa VOC ke kantornya di Tahuna. Dipaksa lagi untuk menandatangani kontrak. Namun, Santiago tetap memegang teguh prinsipnya. VOC menyiapkan satu tim tembak. Mereka menembak. Tapi tidak ada satu pun peluru berhasil melukai tubuh Santiago. Mereka takut dan heran, lalu membawa Santiago ke tanjung Tahuna dan menggantungnya.
Baris 15:
== Referensi ==
<references />
 
[[Kategori:Tokoh Sangihe Talaud]]
[[Kategori:Tokoh Sulawesi Utara]]