Perubahan iklim di Jepang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adeninasn (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Adeninasn (bicara | kontrib)
Baris 8:
 
== Tokyo ==
Ibukota Jepang, [[Tokyo]], bersiap menekan industri supaya membantu dalam pengurangan besar-besaran gas rumah kaca, serta memimpin negara lain untuk berjuang memenuhi kewajiban Protokol Kyoto. Gubernur Tokyo, [[Shintaro Ishihara]], secara terbuka memutuskan untuk melakukannya sendiri dan menciptakan [[sistem tutup emisi]] pertama di Jepang. Kebijakannya mampu mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 25 persen di tahun 2020 dari level tahun 2000.<ref>[http://www.wbcsd.org/plugins/DocSearch/details.asp?type=DocDet&ObjectId=MzAyNzQ Dewan Bisnis Dunia untuk Pembangunan Berkelanjutan ({{abbr|WBCSD|World Business Council for Sustainable Development}}).]</ref>
 
Pada tanggal 25 Juni 2008, [[Majelis Metropolitan Tokyo]] menyetujui peraturan program pengurangan emisi karbon dioksida mulai tahun 2010. Sekitar 1.300 kantor besar dan pabrik di Tokyo yang mengkonsumsi [[tenaga listrik]] yang setara dengan 1.500 [[kilo]] [[liter]] [[minyak bumi]] di setiap tahunnya; harus mengurangi emisi karbon dioksida sebesar 15-20% dari volume rata-rata, dalam tiga tahun terakhir sebelum peraturan ini. Bahkan dengan sistem perdagangan emisi atau pendekatan '<nowiki/>''cap and trade''', target pengurangan emisi tidak tercapai di tahun 2020, sehingga harus mengalami hukuman dengan membayar denda sebesar 500.000 yen. Kebijakan denda ini adalah kebijakan pertama yang diterapkan di Jepang.