Sinterklas Hitam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Kenrick95 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 2:
[[Berkas:Arrivalrotterdam.jpg|jmpl|300px|[[Orang Indo]] di atas kapal "Castel Felice" tiba di [[Rotterdam]] tahun 1958, menyusul peristiwa "Sinterklas Hitam"]]
{{Sejarah Indonesia}}
"'''Sinterklas Hitam'''", diterjemahkan dari bahasa Belanda '''''Zwarte Sinterklaas''''', adalah peristiwa yang terjadi pada tanggal [[5 Desember]] [[1957]], yaitu hari sebelum perayaan [[Sinterklas]]. Setelah sebulan penuh suasana anti-Belanda yang turut dikobarkan presiden [[Soekarno]], pada hari tersebut para warga Belanda dinyatakan "bahayaberbahaya bagi negara" dan diserudiserukan untuk meninggalkan Indonesia. Perusahaan Belanda di[[nasionalisasi]]. Hampir 50 .000 orang Belanda meninggalkan Indonesia dipada bulan-bulan berikutberikutnya. Hubungan ekonomi antara kedua negara putus. TanggalPada [[17 Agustus]] [[1960]], hubungan diplomatis juga diputuskan.
 
== Latar belakang ==
Latar belakang peristiwa tersebut adalah keengganan Belanda meninggalkan [[Papua Barat]], ketidakpuasan [[Uni Indonesia Belanda]], serta kenyataan bahwa perekonomian masih dikendalikan oleh perusahaan-perusahaan Belanda. Keengganan Belanda untuk menyerahkan wilayah IrianPapua Barat disebabkan karena kebijakan baru dalam pembangunan beretika pada koloninya, untuk mencoba menjadikan IrianPapua Barat sebagai wilayah persemakmuran Belanda. Juga oleh karena kehadiran Belanda di IrianPapua Barat. Pada tahun 1955 di IrianPapua Barat, Bahasa Belanda dijadikan bahasa nasional dan wilayah IrianPapua Barat di integrasikandiintegrasikan kedalam wilayah Kerajaan.
 
== Gejolak dalam negeri ==
Presiden Soekarno harus menghadapi segala macam gejolak setelah Belanda akhirnya mengakui [[Republik Indonesia Serikat]]. Maret 1957 dinyatakan [[keadaanKeadaan darurat]] dinyatakan pada Maret 1957. Selanjutnya Presiden Soekarno mencanangkan [[Demokrasi Terpimpin]] dengan [[Kabinet Karya]]. Soekarno menggunakan konfrontasi dengan Belanda untuk menguatkan rasa persatuan Indonesia.
 
<!--== Papua dan nasionalisasi ==