Angling Dharma: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{no ref|date=Desember 2013}}
{{kegunaanlain|Angling Dharma}}
'''Prabu Anglingdarma''' adalah nama seorang tokoh legenda dalam tradisi [[Jawa]], yang dianggap sebagai titisan [[Batara Wisnu]]. Salah satu keistimewaan tokoh ini adalah kemampuannya untuk mengetahui bahasa segala jenis binatang. Selain itu, ia juga disebut sebagai keturunan [[Arjuna]], seorang tokoh utama dalam kisah ''[[Mahabharata]]''.
 
== Garis silsilah ==
Anglingdarma merupakan keturunan ketujuh dari La Kacokhidayat, seorang tokoh utama dalam kisah ''[[La Kacok Maling JambuMahabharata]]''. Hal ini dapat dimaklumi karena menurut tradisi KuvukilandJawa, kisah ''Mahabharata'' dianggap benar-benar terjadi di [[Pulau Jawa]].{{fact}}
 
Dikisahkan bahwa, Arjuna berputra [[Abimanyu]]. Abimanyu berputra [[Parikesit]]. Parikesit berputra [[Yudayana]]. Yudayana berputra [[Gendrayana]]. Gendrayana berputra [[Jayabaya]]. Jayabaya memiliki putri bernama [[Pramesti]], dan dari rahim Pramesti inilah lahir seorang putra bernama Prabu Anglingdarma.
 
== Kelahiran ==
Baris 35:
Sejak mewarisi ilmu baru, Anglingdarma menjadi paham bahasa binatang. Pernah ia tertawa menyaksikan percakapan sepasang cicak. Hal itu membuat Setyawati tersinggung. Anglingdarma menolak berterus terang karena terlanjur berjanji akan merahasiakan ''Aji Gineng'', membuat Setyawati bertambah marah. Setyawati pun memilih Pati Obong, yaitu bunuh diri dalam api untuk mengembalikan harga dirinya. Anglingdarma berjanji lebih baik menemani Setyawati mati, daripada harus membocorkan rahsia ilmunya.
 
Ketika upacara pembakaran diri digelar pada tanggal 14 bulan purnama, Anglingdarma sempat mendengar percakapan sepasang kambing. Dari percakapan itu Anglingdarma sadar kalau keputusannya menemani Setyawati mati adalah keputusan emosional yang justru merugikan rakyat banyak. Maka, ketika Setyawati terjun ke dalam kobaran api, Anglingdarma tidak menyertainya..
 
== Masa hukuman ==
Baris 51:
Anglingdarma yang telah berwujud belibis putih bisa berubah ke wujud manusia pada malam hari saja. Setiap malam ia menemui Ambarawati dalam wujud manusia. Mereka akhirnya menikah tanpa izin orang tua. Dari perkawinan itu Ambarawati pun mengandung.
 
Darmawangsa heran dan bingung mendapati putrinya mengandung tanpa suami. Kebetulan saat itu muncul seorang pertapa bernama Resi Yogiswara yang mengaku siap menemukan ayah dari janin yang dikandung Ambarawati.
 
Yogiswara kemudian menyerang belibis putih peliharaan Ambarawati. Setelah melalui pertarungan seru, belibis putih kembali ke wujud Anglingdarma, sedangkan Yogiswara berubah menjadi Batikmadrim. Kedatangan Batikmadrim adalah untuk menjemput Anglingdarma yang sudah habis masa hukumannya.
Baris 60:
 
== Sinetron ==
* [[Angling Dharma (sinetron)|Angling Dharma]] (20002001-2005, [[Genta Buana Paramita]], [[Indosiar]])
* [[Angling Dharma (serial televisi)|Angling Dharma 2014]] (2013-2014, [[Genta Buana Paramita]], [[Indosiar]])
* Di daerah pati tepatnya di desa baleadi terdapat sumur yang bernama 'sumur jolotunda' sumur tersebut peninggalan Nagaraja yg letaknya di sebelah selatan makam dari Anglingdarma dan setiap bulan syura banyak dikunjungi masyarakat dari jauh.
* Dan disebelah timur desa baleadi tepatnya di desa kedung winong terdapat makam patih batik madrim juga dalam kisahnya kerajaan malawapati mempunyai kerajaan sahabat yg bernama kerajaan kalinggapura, kerajaan tersebut ada di wilayah kabupaten jepara diperbatasan dengan kabupaten pati yg saat ini dikenal dengan " KELINGAN " oleh karena itu saya yakin dan percaya kalau kerajaan malawapati dulu ada di daerah pati.
 
== Lihat pula ==
Baris 73:
== Pranala luar ==
{{budaya-stub}}
 
[[Kategori:Cerita rakyat]]